Part 13

Selama perjalanan pulang, Lezzi hanya bisa menundukkan pandangannya, enggan menatap depan, apa lagi menoleh ke Lexi. Lexi yang merasa kecanggungan Lezzi, hanya menghela nafas kasar.

Dan tak Lexi pungkiri, saat ini Lezzi terlihat cantik, make up yang sempurna dan tidak mencolok, gaun yang elegan dan lembut sangat mewakili kepribadian Lezzi.

Gaun?

Melihat gaun yang Lezzi pakai, Lexi yakin, gaun itu adalah pemberian Thomas. Lexi mengeratkan rahangnya. Bayang tentang kedekatan Lezzi dan Thomas membuat ia merasa kesal sendiri.

Apa karena Lexi sudah memiliki rasa pada Lezzi?

Jawabannya, Tidak!

Lexi hanya tak suka, apa yang sudah menjadi miliknya terbagi dengan orang lain, meski pun Thomas adalah teman dekatnya sekali pun.
Lezzi telah mengikat hubungan dengannya sebagai istri, artinya Lezzi adalah miliknya. Itu sebabnya ia menarik dan membawa pergi Lezzi dari pesta itu.

Lezzi masih terdiam terpaku, jantungnya berdetak tiga kali lipat lebih cepat dari detak normal. Keterdiaman Lexi membuatnya tak nyaman.

"Lezzi." panggil Lexi, memecahkan keheningan yang terjadi di antara mereka.

Lezzi menoleh ke arah Lexi yang masih fokus menyetir.
Tak lama mobil terhenti pada pinggiran jalan. Lezzi tampak terkejut, namun tak juga ingin bertanya.

Lexi melepas Tuxedo dan kemeja yang sedang ia pakai, Lezzi sebenarnya bingung dengan apa yang sedang Lexi lakukan, ingin bertanya, hanya saja pertanyaan yang ingin ia ajukkan tertelan bulat-bulat saat melihat tubuh Lexi yang terekspos pada bagian atas.

"Ini, pakai!!" ujar Lexi seraya melemparkan kemeja dan Tuxedo miliknya kepada Lezzi. Lezzi semakin mengerutkan dahinya. "Ganti baju mu! Kau terlihat jelek dengan Gaun itu." ujar Lexi lagi, seakan menjawab pertanyaan Lezzi yang tak kunjung ia katakan.

"Em.. Disini, Tuan?" tanya Lezzi gugup.

"Apa aku harus keluar? Bahkan aku sudah melihat tubuhmu tanpa sehelai benang pun." ujar Lexi terdengar Frontal di telinga Lezzi.

Lezzi menunduk, dengan wajah yang bersemu malu. Lexi menghela nafas kasar, saat Lezzi tak kunjung mengganti pakaiannya. Ia membuka pintu mobil dan keluar, seakan memberi kebebasan untuk Lezzi mengganti pakaiannya.

Lezzi memperhatikan kepergian Lexi yang kini berdiri di depan mobil dengan posisi memunggunginya.
Dengan cepat, Lezzi bergerak membuka reseleting yang berada di belakang gaun, hanya saja Lezzi tak berhasil, berkali-kali Lezzi mencoba, dan berkali-kali pula Lezzi gagal. Ia menghela nafas pasrah.

Menatap Lexi.ragu. "apa aku harus minta bantuan padanya?" ucapnya. dengan keberanian penuh, Lezzi turun dari mobil dan menghampiri Lexi yang saat ini telah menoleh ke arahnya. Lexi memicingkan matanya saat di lihat Lezzi belum juga mengganti pakaiannya.

"Kenapa belum berganti pakaian? Kau ingin membuatku sakit karena kedinginan disini?" rentetan pertanyaan Lexi hanya mendapat tanggapan diam dari Lezzi yang kini semakin mendekat ke arah Lexi.

"Tuan, bisa bantu saya membuka ini." ujar Lezzi sembari membelakangi Lexi dan menunjukkan resleting gaunnya.
Lexi hanya bisa menghela nafas panjang.

Dengan perlahan, ia menurunkan resleting gaun Lezzi. Dengan seketika punggung mulus Lezzi terekspos di depan mata Lexi. Bisa Lexi rasakan kelembutan kulit Lezzi, saat jemarinya tak sengaja menyentuh kulit bagian punggung Lezzi.

Lexi sesaat terdiam, menikmati kelembutan kulit Lezzi, namun, semuanya terhenti saat Lezzi mulai menghadap ke arahnya.

"Terima kasih, Tuan. Kalau begitu saya akan mengganti pakaian dulu." ujar Lezzi lalu kembali masuk ke dalam mobil.

Tak butuh waktu lama, Lezzi telah selesai berganti pakaian. Kemeja milik Lexi terlihat kebesaran terbalut pada tubuh Lezzi, kemeja yang hanya sepanjang satu jengkal di atas lutut Lezzi, namun Lezzi semakin terlihat cantik dan menggairahkan.

Lezzi kembali turun dari nobil dengan perlahan, merasa tak nyaman dengan pakaian yang ia kenakan saat ini. Ia menunduk malu.
"Tuan, sudah." ujar Lezzi bersuara kecil, namun masih bisa di dengar dengan Lexi yang saat ini sedang mengisap sebatang rokok.

Lexi menoleh ke arah Lezzi yang masih berdiri di samping mobil. Lexi di buat terpanah dengan kecantikan Lezzi. Ia terlihat seksi, dan Lexi menikmati itu.

Tapi sayangnya, Lexi terlalu naif untuk mengakui kecantikan Lezzi, sehingga sebisa mungkin ia harus terlihat biasa saja di hadapan Lezzi.

Seseorang yang melewati mereka, tanpa tidak sengaja menoleh ke arah Lezzi lekat, Lexi yang merasakan tatapan menusuk pria itu. Segera membawa Lezzi masuk kedalam mobil.

"masuk ke dalam mobil, jangn membuat ku malu dengan pakaianmu." ujar Lexi.

Ia segera berjalan memutar ke arah pengemudi. Dan kembali melajukkan mobil.

***

Ke esokkan paginya.

Seperti biasa, Lezzi melakukan aktivitas nya membersihkan rumah. Bernyanyi riang, sesekali ia memutarkan dirinya. Pagi ini ia terlihat sangat ceria. Bahkan senyumnya selalu mengembang di wajah kecilnya.

Ia kembali mengingat kejadian semalam. Saat Lexi memberi kemeja yang sedang ia kenakan untuk Lezzi.

Cemburu.

Satu Kata itu sepertinya mewakili perasaan Lexi semalam. dan sikap Lexi semalam setelah kembalinya mereka ke rumah, sangat manis.

*Flashback.

Lexi jalan terlebih dahulu memasuki rumah, sedangkan Lezzi masih berdiam diri di pelataran rumah, kerutan kecil muncul dari dahi Lezzi. menatap aneh pada Lexi. Sesaat kemudian ia menghela nafas panjang. Lexi kembali dingin.

Dingin?

pria itu memang seperti itu kalau dengan Lezzi, bukan?

Lezzi melangkahkan dirinya masuk ke dalam rumah. Lezzi sangat kesulitan berjalan, pasalnya ia tak biasa memakai high hell. Ia melepas sepatunya dengan susah payah.

"Kalau kau tidak biasa memakai high hell, jangan pakai lagi. Kau tetap terlihat mungil walau pun setinggi apa pun sepatu yang kau pakai."

Lezzi menoleh menghadap ke belakangnya, ia terkejut dengan kedatangan Lexi yang tiba-tiba.

Perasaan tadi sudah naik ke atas.-- batin Lezzi.

Lezzi kembali melanjutkan melepas sepatu yang satu lagi, tetapi dirinya yang tak seimbang, menimbulkan dirinya tak berdiri dengan baik, Lezzi nyaris terjatuh, tetapi sebuah tangan kokoh segera memeluknya dan mencegah kejatuhan Lezzi.

Lezzi menegakkan kepalanya. Lexi.

"Hati-hati makanya." ujar Lexi seraya menggendong Lezzi dan di duduki pada sofa. Ia berjongkok di hadapan Lezzi yang terlihat canggung. Dengan perlahan Lexi membantunya melepaskan sepatu yang masih tersisa.

"Te-terima kasih, Tuan." ucap Lezzi terbata-bata.

Lexi berdiri. "Kalau begitu saya pamit ke kamar dulu, Tuan." lanjut Lezzi, seraya berdiri dengan pandangan yang menunduk. Ia hendak melangkah, namun lengannya di tarik cepat dengan Lexi, membuat tubuhnya ikut tertarik dan menabrak tubuh Lexi yang terasa dingin di kulit Lezzi.

"Kau mau kemana?" tanya Lexi.

"K-ke ka-kamar, Tuan." cicit Lezzi.

"Malam ini, tidurlah di kamar kita."

Kita??

Jantung Lezzi seketika bertalu keras. "Setidaknya, malam ini kita bersikap seperti pasangan suami istri selayaknya orang lain."

Lezzi terdiam, mulutnya terasa keluh. Tetapi sikap Lexi lagi-lagi membuatnya tak bisa menolak.
Lexi menggendong Lezzi, mengabaikan keterkejutan Lezzi.
"Aku tidak bisa menunggu lagi Lezzi, aku terlalu mengantuk. Kau terlalu banyak berpikir." ujarnya seraya membawa Lezzi menuju kamarnya.

Di dalam kamar, hanya ada keheningan. Dengkuran halus Lexi mulai terdengar, artinya ia sudah tertidur. Tapi beda halnya dengan Lezzi yang masih setia membuka matanya.

"Lebih baik aku pindah." ujarnya seraya membuka selimut perlahan dan mulai beranjak dari ranjang. Tetapi cekalan erat di tangannya kembali menghentikan tindakannya.

"Mau kemana? Ini sudah malam, kau tidak mengantuk?" tanya Lexi. Lezzi sangat terkejut.

"Sa-saya mau kembali ke kamar saya, Tuan." ucap Lezzi.

"Tidak!"

Lexi menarik tangan Lezzi, sehingga Lezzi kembali berbaring, dan kali ini lengan Lexi menjadi bantalan untuknya.

"Temani aku disini." ujar Lexi bersuara parau. Ia mendekatkan wajahnya di ceruk pundak Lezzi dan menghirup aroma Strawberry dari tubuh Lezzi.

"Sekarang tidur." perintahnya, Lezzi hanya mengangguk, mungkinkah ia bisa tidur? tubuhnya terasa kaku saat ini.
Karena peluk kan Lexi terasa begitu erat melingkar di perutnya.



*Bersambung*

Hisa kembali semua, kangen gak nih sama Lezzi dan Lexi?

Gimana menurut kalian part kali ini??

temu typo komen inline ya.

Jangan lupa vote atau komennya.

Dari pada harus pilih salah satu, lebih baik pilih dua-duanya.

Jangan sampai gak ya .. Hehe😁

Salam sayang dari Lexi. 😘😘

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top