My Magic : 1
Hal yang membuatku kembali berpikir adalah perkataannya yang benar-benar tampak sedang sakit hati ditinggal oleh kekasihnya namun ternyata itu hanyalah aktingnya semata agar bisa mendalami lagu yang ia buat.
Sungguh, itu semua berada di luar pikiranku dan sepertinya aku harus mendengarkan ceritanya lebih lanjut sebelum bertanya agar aku tidak salah paham lagi.
"O-oh, begitu ya? Lalu lagu apa yang ingin kamu nyanyikan?" tanyaku lagi mencoba untuk membantunya, siapa tahu dari membantunya aku bisa mendapatkan uang juga. Waah ... jika memikirkan uang entah kenapa aku lebih cepat dibanding memikirkan yang lainnya.
"Hmm ... judulnya 'Say to'. Apa kamu mau mencoba menyanyikannya?" tanya gadis itu setelah mengatakan judulnya padaku. Aku ingin tapi aku tidak bisa. Namun, bukan berarti aku tidak bisa menyanyi melainkan aku tidak tahu lirik lagunya.
Menyadari keterdiamanku, gadis itu pun memberikanku kertas lirik dengan judul yang ia maksudkan. Aku yang melihatnya pun langsung menerimanya dan mulai membacanya, seketika entah kenapa ini hampir mirip seperti kisahku namun yang pastinya bukan percintaan melainkan kekuatanku.
"Sepertinya aku bisa!" jawabku riang dan berikutnya terdengar suara orang memainkan musik yang membuatku langsung mengikuti irama musiknya.
Berdiri di atas tepian air mancur, aku pun tersenyum sebagai bentuk acara mau dimulai. Setelah itu aku pun mulai bernyanyi
Say it
You see, I've actually realized already
Look, about that thing you said
I didn't feel like thinking about it too much
So I had forgotten about it, but
Living blindly, recklessly, delusionally
Impulsively, impatiently, negatively didn't do me any good
I'm sure that on the last day of my life, when I think of what's gone before
All of it, all of it will be unspeakably precious, but
Ah, on that last day of my life, you won't be there--
More, more, more
Say that more clearly
Aku terus-menerus bernyanyi tanpa menyadari bahwa semakin banyak yang melihat penampilanku di tengah-tengah kota. Karena yang kupikirkan saat ini hanyalah menyanyi dan menghayatinya bahkan ada juga yang ku tarik untuk bernyanyi bersamaku. Yah ... meskipun asal tarik.
You see, I'm not sure how to tell you that the sky is blue
Or what I'd have to do to make you understand that the clouds at night are high
Say it
Sesaat aku masih bernyanyi aku mendengar suara berat dari seseorang dan ternyata itu adalah suara orang yang aku tarik untuk mengajaknya bernyanyi bersama. Aku yang melihatnya serta mendengar suaranya yang bagus dan sangat cocok membuatku tersenyum dan akhirnya kami pun bernyanyi bersama.
You see, I actually know
That you're already gone
You see, you'll probably just call me obstinate, and I want to forget,but
Say it more clearly
Make a note so you don't forget it
Let's meet tomorrow at ten on the train platform, or something like that
Even if its petals scatter, a peony is still a flower
Even if the summer ends, the memories of it are still cherished
Put it into words, give voice to it
Say it
Mencoba untuk melihat sekeliling, aku baru menyadari ternyata orang-orang semakin ramai bahkan ada yang mengikuti kami bernyanyi dan mengikuti irama lagu yang dimainkan dengan bertepuk tangan membuatku semakin bersemangat.
And then if I could see you on the last day of my life
I'm sure, even on the last day of my life, that I'd sing of love
Because you'd tell me none of it, none of it was in vain
Ah, I still can't believe that on the last day of my life, you won't behere
More, more, more, more
More, more, more, you have to
More, more, more, more
Please, say it more clearly
Cukup lama kami bernyanyi akhirnya selesai juga dengan tepuk tangan yang meriah dari semua orang yang melihat penampilan kami, bahkan aku juga bisa melihat ada begitu banyak orang yang memberikan uangnya sebagai bayaran atas pertunjukkan yang kami tampilkan sehingga senyumanku semakin mengembang. Aku pun langsung melihat ke arah pemuda itu dan tersenyum lebar.
"Terimakasih karena sudah mau bernyanyi denganku," jawabku riang, namun aku merasa heran dengan suasana sunyi yang kurasakan saat ini. Melihatnya kembali, dia pun hanya menatapku datar dan menghela napas lelah? Tunggu dulu, apa maksudnya dia seperti itu di depanku?
"Apa kau masih tidak menyadarinya?" Suaranya kembali terdengar dan membuatku semakin kebingungan. "Tidak menyadari apa?" tanyaku bingung dan ia pun langsung menunjuk ke arah semua orang yang tengah berlutut ke arah kami atau mungkin lebih tepatnya ke arah pemuda itu.
"Anda .. pasti orang besar dan juga orang penting ya? Tapi, ngomong-ngomong Anda siapa ya?" tanyaku penasaran yang membuat pemuda itu menimbulkan kernyitan bingung di wajahnya yang tampan. Apa ada yang salah dengan perkataanku?
Sesaat masih keterdiamannya, aku melihat seorang prajurit yang melangkah ke depanku dan mengarahkan pedangnya yang tajam ke arahku. "Berlututlah dan berilah hormat pada Pangeran Kerajaan Astrea, Pangeran Ace," kata prajurit itu dan aku pun langsung menunduk dan memberi hormat hingga aku merasakan sebuah tepukan lembut di pundak kecilku.
"Bangunlah My Lady, tidak sepantasnya dirimu menunduk seperti itu." Kali ini aku mendengar suara berat milik seorang pria yang kuyakini bukan milik dari pemuda yang bernama Pangeran Ace. Mendongakkan kepalaku, aku melihat seorang pria dengan pakaian terkesan mewah disertai senyuman hangatnya, tapi kenapa aku merasa ada yang ganjil ya?
"Ace, seharusnya kau bersikap lebih baik terhadap orang lain bukannya seperti itu dan untukmu juga berlaku prajurit." Aku yang mendengar suaranya kembali langsung terkesiap karena tak percaya apa yang aku lihat ini. Tidak mungkinkan jika pria ini lebih tinggi di banding Pangeran Ace, apa jangan-jangan dia itu seorang raja?
"Tapi Pangeran Vino-," Perkataan prajurit itu terhenti akibat Ace yang menyuruhnya diam dan menatap pria yang ternyata seorang Pangeran juga yang bernama Pangeran Vino. "Maaf kakak, tapi ... aku rasa ini adalah salahnya karena asal menarikku untuk melakukan hal yang memalukan seperti itu ditambah mereka semua juga tidak menyadari bahwa aku adalah seorang Pangeran," bela Ace pada dirinya sendiri.
Mendengar perkataan Ace membuatku sangat kesal, ia menyalahkan kami? Apa salahnya jika kami membuat semua orang bahagia dengan lagu? Lagipula dengan begini bisa membuat mereka lebih dekat dengan rakyat biasa seperti kami, dan ini benar-benar tidak bisa kubiarkan. Aku yang terlalu kesal pun akhirnya bangkit dan langsung menunjuk wajahnya dengan tidak sopan.
"Pangeran, Anda boleh saja sombong. Tapi tidakkah Pangeran ingat bahwa Pangeran juga ikut bernyanyi bersama kami, dan itu artinya Pangeran tidak bisa menyalahkan kami begitu saja!" kataku kesal yang membuat semua orang termasuk kedua Pangeran itu menatap ke arahku dalam diam karena terkejut akan tingkahku yang cukup berani melawan seorang pangeran.
"Pfft, hahaha ... gadis ini lucu sekali. Apa kau tau Lady, adikku yang satu itu memiliki pride yang lebih tinggi makanya ia mau melakukan hal itu. Kalau kau mau tahu, adikku itu orangnya tidak bisa jujur pada dirinya sendiri, mengatakan hal seperti itu tapi aslinya ia juga menikmatinya. Ck .., benar-benar sulit dipercaya," kata Vino dengan santainya membocorkan aib adiknya sendiri sambil menatap Ace dengan tatapan mengejek dan sesekali menggeleng-gelengkan kepalanya membuatku ingin sekali tertawa, berbeda sekali dengan Ace yang tengah menatap kesal ke arah kami berdua.
"Aku tidak seperti itu," bantahnya lalu melihat ke arahku dengan tatapan tajamnya. "Dan jangan tertawa!" perintahnya yang membuatku memalingkan wajahku ke arah lain sambil menutup mulutku karena aku sulit menahan tawaku apalagi melihat wajahnya yang merona karena malu. Pangeran Ace benar-benar imut.
Melihat mereka berdua membuatku merasa ini seperti mimpi, bahkan mengunjungi Kota Astrea saja masih terasa mimpi bagiku. Karena aku tidak menyangka kalau aku bisa bertemu dengan kedua Pengeran Kerajaan Astrea apalagi dengan dua sifat mereka yang bertolak belakang. Pangeran Ace yang tampak dingin namun aslinya tsundere dan juga Pangeran Vino yang tampak ramah namun aslinya dia ... er, genit?
Aku juga baru menyadari kalau Pangeran Vino itu genit sampai-sampai sekali lewat ia bisa mengait beberapa gadis bangsawan lainnya, buktinya terlihat di tengah-tengah masyarakat bahwa para gadis bangsawan itu ingin bersama dengan Pangeran Vino. Tidak hanya itu, aku juga melihat pakaian mereka tidak terlihat seperti pakaian pangeran pada umumnya. Mereka kabur, kah?
"Oh ya, Lady. Siapa namamu dan kau tinggal dimana?" Terkejut mendengar pertanyaan Vino aku pun melihatnya disertai senyuman kakuku. "Namaku Aster Rhapsody dan tempat tinggalku berada di desa jauh dari Ibukota Kerajaan Astrea," jawabku jujur dan berikutnya aku bisa mendengar cemoohan dari para gadis bangsawan karena mendengar kata desa yang berarti rakyat rendahan dan itu membuatku langsung menundukkan kepalaku--sedih.
Melihat keterdiamanku, Vino tersenyum lembut. "Tidak ada yang perlu kau sedihkan. Namamu memiliki arti bunga aster dan juga kegembiraan, seharusnya dengan nama itu kau harus memiliki sifat itu juga," jawabnya lembut membuatku menatap kagum ke arahnya.
Saat aku ingin berbicara, aku melihat Ace dengan pandangan yang sulit di artikan. Mengikuti arah pandangannya membuat mataku langsung membulat sempurna dengan keterkejutan yang luar biasa sampai-sampai membuat jantungku seolah-olah hendak lepas dari tempatnya.
"TIDAK ... INI TIDAK MUNGKIN. KAKEEKK!!"
☆★☆
To be continue☆
Lagu yang ku pakai itu dari 'Yorushika 'Say to''
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top