(5/10)
Masakan pertamanya sungguh ....
◆◆◆
Akhir-akhir ini (Name) sering kali pergi ke luar tanpa sepengetahuan sang kakak membuat Midorima jadi penasaran. Namun mengingat kejadian di mana ia ketahuan menguntit (Name) dan dipermalukan Takao membuat Midorima berusaha keras menahan diri untuk tidak penasaran dengan apa yang dilakukan oleh adiknya.
Bahkan saat di rumah pun, (Name) tampak asyik dengan dunianya sendiri seperti membalas pesan entah dari siapa lalu menelepon dengan seseorang sampai-sampai melupakan keberadaan sang kakak sendiri. Midorima merasa di duakan oleh adiknya sendiri.
Ingin sekali ia bertanya dengan siapa dan kemana saja (Name) pergi, tapi nanti (Name) pasti akan mengatakan bahwa dirinya kepo. Serba salah jadinya.
Akhirnya Midorima hanya bisa fokus dengan apa yang ia lakukan saat ini yaitu menonton Oha-Asa. Ia harus lihat keberuntungan Cancer untuk hari ini tapi sayang. Justru Cancer mendapatkan keberuntungan yang buruk. Dan entah kenapa lucky itemnya kali ini cukup besar. Ya, baginya tidak masalah asalkan ia terhindar dari nasib buruk maka lucky item itu pasti akan ia bawa selalu.
◆◆◆
Dan keesokan harinya, Midorima tampak kebingungan dengan apa yang ia lihat saat ini. Di ruang makan, lebih tepatnya di atas meja makan terdapat berbagai macam hidangan yang tampak ... err, bagaimana menyebutkannya, ya? Luar binasa.
Di sana terdapat kare dengan potongan sayur yang tidak rapi bahkan masih ada sayur yang masih utuh. Lalu hotpot yang entah kenapa ada buah-buahan di sana. Dan mungkin yang terlihat aman hanya lah omelet rice yang tampak cantik. Dan ia harap omelet rice itu rasanya secantik di luarnya.
"(Name), apa kau yang membuat ini semua, nanodayo?"
(Name) mengangguk malu dengan kedua tangannya berada di balik tubuhnya ― menyembunyikan luka yang ia dapatkan ketika memasak.
"Un, dan jika tidak keberatan aku ingin Shin-nii mencoba masakanku. Aku membuatkannya khusus untuk Shin-nii." Ucapan (Name) membuat Midorima merasa terharu. Adiknya berjuang keras untuk membuatkannya makanan ini. Dan untuk menghargainya ia akan memakannya.
"Baiklah. Kalau begitu ittadakimasu."
"!!!"
◆Bonus◆
Midorima tampak lemas setelah memakan semua makanan yang dimasak oleh (Name), meski begitu perut nya terus merasa mulas bahkan rasanya ia ingin kembali memuntahkan isinya. Rasanya benar-benar buruk.
"Shin-nii, maafkan aku. Sungguh Aku tidak bermaksud membuat Shin-nii merasa kesakitan seperti ini. Aku hanya ingin membuatkan makanan untuk Shin-nii, oleh karena itu Aku terus belajar dengan giat bagaimana caranya memasak." Raut wajah (Name) terlihat sedih dan juga merasa bersalah karena melihat kakaknya yang lemas seperti itu.
"Tidak apa. Lagipula (Name) sudah mau belajar itu sudah cukup bagus, nanodayo. Tapi kalau Aku boleh tahu, kau belajar dari siapa?" Midorima bertanya pada (Name) setelah dirinya merasa agak tenang meski perutnya sesekali memberontak ingin mengeluarkan isinya.
"Dari Takao-senpai. Takao-senpai bilang dia pandai memasak, lalu (Name) minta tolong pada Takao-senpai untuk mengajariku." (Name) menjawab dengan polos.
Berbeda dengan Midorima yang tampak kesal. Lihat saja nanti, akan ia pasti kan bahwa Takao membayar ini semua.
Di sisi lain ....
"Hatchim ... Siapa yang membicarakanku dari belakang, ya?" Takao menggosok hidungnya yang terasa gatal dan juga terasa dingin. Aneh.
Luar binasa.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top