-4-
Untuk bab selanjutnya ada di GoodDreamer! Teman-teman yang penasaran bisa langsung unduh app GoddDreamer dan langsung baca novel ini, ya! Terimakasih!
**********************
"Maaf, Bu! Ibu baik-baik saja?"
Tanya itu kembali membuat Serena ketakutan, dengan cepat dia meraih mantel mandinya, kemudian cepat-cepat mengunci pintu kamar mandinya dengan sempurna. Untuk kemudian, dia meraih ponsel miliknya, dan menelepon pada telepon kamarnya.
Damian yang mendengar jika telepon kamar Serena berbunyi pun dengan cepat melangkah mendekati telepon tersebut, kemudian mengangkat telepon itu dengan sempurna.
"Hal—"
"Bisakah kamu pergi dari kamarku? Aku hanya ingin mandi dan menikmati soreku yang indah. Bisakah kamu tidak menggangguku?" kesal Serena. Sekarang Damian tahu kalau Serena dalam keadaan baik-baik saja. "Kamu tahu, kalau kamu masih ingin bekerja dengan Ricard dan mendapatkan upah yang tinggi, saranku selalu beri jarak dua meter dariku dan jangan pernah menyentuhku apa pun yang terjadi!" setelah mengatakan itu, Serena langsung menutup teleponnya dengan sempurna, dia sama sekali tak menyangka jika dirinya akan menjadi sekesal ini kepada seseorang bahkan di saat pertama dia bertemu dengan orang tersebut, dan bayangkan saja, orang itu adalah ajudan untuknya, yang akan kemana-mana selalu berada di sekitar Serena apa pun yang terjadi.
"Maaf, Bu! Siap, Bu! Maafkan saya jika saya tidak tahu peraturan itu!"
Damian langsung menutup telepon kamar Serena, kemudian dia terdiam lagi. Sebenarnya, dia sendiri sama sekali tidak berkeinginan untuk masuk. Hanya saja, tiba-tiba dia mendapat sebuah panggilan dari Ricard, yang mengatakan jika terjadi sesuatu kepada Serena, dan dirinya diperintahkan untuk memeriksa Serena. Lantas, apa ini maksudnya? Ataukah ini adalah sebuah ujian bagi Damian dari Ricard untuk sekadar membuktikan jika dirinya benar-benar menjalankan tugasnya dengan baik dan benar? Sungguh, Damian sama sekali tidak pernah menyangka jika semuanya akan seperti ini sekarang.
"Lapor, Pak! Saya sudah memeriksa kamar Ibu Serena. Namun tidak terjadi apa-apa, beliau ada di kamar mandi, Pak!" laporan itu langsung diucapkan oleh Damian setelah dia berhasil menghubungi Ricard, sementara itu Damian tak mendengarkan suara apa pun untuk beberapa saat, setelahnya suara kekehan itu terdengar dengan begitu nyata.
"Kamu tidak mendobrak pintu?" tanya Ricard dari seberang sana.
"Maaf, Pak! Tidak, Pak! Masalah pintu kamar mandi adalah privasi! Lagi pula, Ibu langsung menjawab ketika saya memanggilnya tadi!" jawab Damian dengan tegas, kemudian dia menutup ponselnya. Kembali keluar dari kamar Serena kemudian menutup pintu. Damian sendiri tahu sekarang jika dia dalam masa uji coba yang pasti akan sangat wajar jika hal-hal seperti ini akan terjadi. Namun, Damian sendiri tidak tahu dari semua hal itu, kenapa harus berhubungan dengan menerobos masuk ke dalam kamar mandi? Sungguh, tidak terpikirkan sama sekali dalam hati Damian bahkan sampai kapan pun juga.
Sementara itu di kantor, Ricard tampak memandang layar laptop miliknya, semua rekaman CCTV itu terlihat dengan begitu nyata. Bagaimana Damian dengan tegas keluar dari kamar Serena dan hal itu berhasil membuat Ricard tersenyum lagi.
"Sepertinya Pak Ricard sudah mendapatkan ajudan yang tepat untuk Ibu Serena," celetuk salah satu dari ajudanannya.
Ricard tak mengatakan apa pun, selain mengamati hal itu dengan baik. Sebab ini adalah hari pertama Damian bekerja, jadi bagaimana mungkin jika Ricard bisa mengambil kesimpulan dengan mudahnya. Dia harus meneliti lagi, dan dia masih harus lebih waspada, agar semuanya akan benar-benar mampu membuatnya percaya.
*****
Pagi ini adalah tugas pertama yang diberikan oleh Ricard kepada Damian. Bagaimana tidak, setelah beberapa hari Damian hanya bisa mengurung diri di kediaman yang sangat megah itu, pada akhirnya Damian keluar juga. Sebuah acara pesta ulang tahun perusahaan, membuat Serena harus keluar rumah, menghadiri cara tersebut dan hal itu tentunya adalah tugas dari Damian untuk menjaga. Karena hari ini masih ada beberapa rapat yang harus Ricard lakukan, jadi Ricard dan Serena akan berangkat terpisah. Serena mendapatkan jadwal untuk pergi ke butik dulu untuk mengambil baju, kemudian Serena akan pergi ke salon untuk merias wajahnya. Ini adalah sebuah tugas yang benar-benar membuat Damian ... malas. Namun mau bagaimana lagi. Tugas adalah tugas, dan Damian harus melaksanakannya dengan segenap hati.
"Hari ini supir Serena sedang tidak bisa, sebab dia ada beberapa urusan keluarga dan mendadak kemarin cuti, lebih dari itu juga supir Serena juga sudah lama menganggur, mungkin baginya bekerja adalah hal yang mustahil, kamu tahu jika Serena paling benci keluar, kalau tidak ada acara-acara besar seperti ini dan aku pun harus merayunya dengan berbagai cara, itu adalah hal yang terjadi. Jadi aku harap jika kamu mau, kamu yang akan menjaga sekaligus menjadi supir untuk Serena."
"Siap, Pak! Baik, Pak! Saya akan melakukannya!" jawab Damian tegas.
Damian berdiri di bawah bersama dengan Ricard serta beberapa ajudan yang lain. Hingga tak lama setelah itu, Serena turun dengan mimik wajah malasnya, dan luka yang masih tampak begitu nyata di sudut bibirnya. Sebuah hal yang tidak pernah terpikirkan bahkan sampai kapan pun itu.
Serena tidak mendekat, bahkan seolah tidak memiliki niat untuk berpamitan dengan Ricard sama sekali. Dia langsung hendak masuk ke dalam mobil, tapi dengan cepat Ricard menghalangi Damian yang hendak membukakan pintu mobil tersebut, dia pun segera membukakan pintu mobil untuk istrinya tercinta.
"Sayang, jika kamu ingin sesuatu nanti dan merasa jika ada yang kurang, kamu segera hubungi aku, ya," Ricard pun mulai bersuara. Namun Serena tak menjawab, menoleh pun tidak. "Nanti aku akan menjemputmu di luar," lanjut Ricard lagi, dan lagi-lagi Serena tak menjawab juga. Ricard mengelus puncak kepala Serena, istrinya itu hanya diam, dia ingin mencium kening Serena, tapi dengan cepat Serena menghindar. Sebuah hal yang cukup menyakitkan bagi Ricard, tapi hal tersebut juga sama sekali tidak membuat Ricard keberatan sama sekali. Ricard maklum, mungkin Serena masih membutuhkan lebih banyak waktu. Dan seberapa banyak waktu itu, Ricard akan benar-benar sabar untuk menunggu. Hingga Serena benar-benar menerimanya dengan tangan terbuka. Ricard begitu ingin diterima oleh Serena dengan ikhlas, tanpa paksaan. Itu adalah impian Ricard sedari lama, dan sampai dua tahun pernikahan mereka, Serena sama sekali belum memberikan lampu hijau sama sekali untuk dirinya.
"Serena, kamu tahu siapa aku dengan sangat baik, dan aku tahu kalau kamu paling mengerti aku dengan sangat baik juga. Kita sama-sama tahu, itu adalah kenyataannya, dan aku harap jika kita akan selalu bersama selamanya, aku tidak peduli seberapa lama aku harus menunggu untukmu bisa menerimaku sebagai suamimu. Namun percayalah, selama apa pun itu cintaku tidak akan pernah pudar untukmu, Sayang. Aku mencintaimu,"
"Namun aku tidak," jawab Serena dengan mantab. Dia langsung menutup pintu mobilnya, dan menguncinya dari dalam. Membuat Ricard hanya bisa bergeming di tempat. Ricard sama sekali tak menyangka, jika istrinya akan sedingin ini kepadanya. Istrinya seolah benar-benar tidak pernah memberinya kesempatan sama sekali. Lantas, apa yang harus dilakukan oleh Ricard sekarang?
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top