-1-

Untuk bab selanjutnya ada di GoodDreamer! Teman-teman yang penasaran bisa langsung unduh app GoddDreamer dan langsung baca novel ini, ya! Terimakasih!

********************

"Jadi, kamu sudah cukup lama bergelut dalam bidang ini?"

Seorang lelaki berusia kepala empat pun bertanya kepada seorang lelaki lainnya yang usianya tampak jauh lebih muda. Ricard Adam, nama lelaki berusia 46 tahun tersebut, memiliki wajah tampan meski di usia matangnya. Seorang pengusaha yang memiliki beberapa bisnis besar yang tersebar di seluruh Indonesia. Membuatnya menjadi incaran para pengusaha lain untuk sekadar berelasi bisnis dengannya. Kini, Ricard mengenakan setelan tuxedo berwarna abu-abu, dengan dasi berwarna silver yang mencolok, dia duduk sambil bertopang dagu, memandang penuh tajam laki-laki yang berdiri di seberangnya.

Laki-laki muda tersebut berusia 27 tahun, mengenakan seragam khas anggotanya di salah satu kesatuan, tubuhnya tinggi tegap dengan postur proposional, seolah menggambarkan bagaimana tubuh itu terlatih dengan cukup sempurna dan matang.

"Siap, Pak. Iya, Pak! Saya sudah berada di kesatuan selama kurang lebih tujuh tahun, Pak! Dan saya sudah bergelut di bidang ini kurang lebih empat tahun terakhir, Pak!" jawab sosok itu dengan mantap.

Matanya berwarna hazel, berbalut dengan bulu mata lentik sempurna, alis hitamnya tampak begitu tebal, kontras dengan wajah bersihnya, hidungnya mancung, bibirnya penuh, dan rahangnya tampak begitu kokoh. Sebuah gambaran Dewa-Dewa Yunani yang sangat indah, sempurna tanpa celah. Damian, nama lelaki tersebut, dia sudah menjalani profesinya memang sedari lama. Berbekal dari dorongan ayahnya, membuat Damian yang sebenarnya enggan menjalani profesi ini, mau tidak mau pun akhirnya melakukannya.

"Baiklah, sebab kamu memiliki banyak penghargaan dari atasanmu karena semua prestasi yang telah kamu dapatkan, aku rasa kamu benar-benar orang yang cocok untuk aku andalkan," putus Ricard. Sebuah ketukan jemarinya di atas meja menjadikan sebuah tanda, alisnya kini terangkat sebelah, sebuah ketukan pintu terdengar, tak lama seorang wanita yang mengenakan seragam kerja itu pun masuk, membawa dokumen bermapkan warna merah dengan sempurna, menyerahkan dengan sopan kepada Ricard, kemudian wanita itu pun pergi tanpa kata.

"Tanda tanganlah, setelah ini kamu akan resmi menjadi ajudanku, Damian,"

"Iya, Pak. Siap, Pak!" jawab Damian. Dia pun kini ikut duduk di depan Ricard, mengambil sebuah bullpen yang sudah ada di atas map tersebut. Membubuhkan tanda tangannya setelah ia membaca surat perjanjian kerjanya dengan Ricard, lalu Damian menyerahkan lagi map itu kepada Ricard dengan sopan.

"Kamu tahu apa pekerjaanmu di tempatku, Damian?" tanya Ricard. Damian pun langsung kembali bangkit dari duduknya, berdiri dengan tegap.

"Siap, Pak. Belum, Pak!" jawab Damian mantab. Ricard tampak mengulum senyum, kemudian dia kembali bertopang dagu dengan sempurna.

"Kamu tentunya sudah tahu siapa aku, kan? Aku adalah Ricard Adam, pengusaha terkenal di negeri ini yang memiliki banyak pesaing bisnis. Membutuhkan pengamanan adalah hal yang sudah sewajarnya aku butuhkan sekarang, guna untuk melindungi keselamatanku dan lain sebagainya. Namun begitu, aku sendiri sudah memiliki dua ajudan, dan aku rasa dua ajudan ini sudah lebih dari cukup untuk menjagaku," Ricard terdiam sebentar, dia kembali memandang Damian, yang mimik wajah dari laki-laki muda tersebut benar-benar tidak tertebak sama sekali. Begitu tenang, dan datar, begitu tanpa ekspresi sama sekali.

"Damian, kamu harus tahu, jika aku memiliki seorang istri yang luar biasa cantik. Dia adalah istriku yang paling berharga yang pernah ada, dan aku tidak mau jika ada lelaki lain yang berani memandang, apalagi menyentuhnya. Istriku ini berbeda dari istri-istri pengusaha yang lainnya. Ketika istri pengusaha lain akan begitu memanfaatkan keadaan dengan berfoya-foya, melakukan kehidupan kaya-raya bak sosialita, menghamburkan uang untuk mempercantik diri dan membeli barang mahal serta liburan mewah, istriku sangat berbeda, Damian. Dia selalu mengurung diri di kamar dan dia tidak menyukai semua itu. Namun tetap saja, meski demikian tidak menutup kemungkinan jika dia sewaktu-waktu akan pergi ke suatu tempat juga. Jadi aku membutuhkanmu di sini. Aku menginginkan kamu mengajanya, dia adalah istriku yang berharga, jauh lebih berharga dari pada nyawaku sendiri, dan kamu adalah seorang ajudan yang juga sangat berprestasi, jadi aku pikir kamu cukup baik untuk menjaga istriku. Namun kamu juga harus tahu, Damian, istriku ini adalah wanita yang sangat cantik, dan aku harap kamu bisa menjaga sikap, kamu cukup tahu diri dan tidak membuat kepercayaanku hancur kepadamu. Apakah kamu paham dengan hal itu?"

"Siap, Pak! Paham, Pak! Saya akan melakukan semua perintah Bapak tanpa terkecuali!" jawab Damian.

Dalam hati Damian sendiri sama sekali tidak memiliki minat kepada seorang wanita, apalagi ini adalah istri dari lelaki tua bernama Ricard, yang Damian rasa pasti wanita tersebut pastilah juga sudah berusia matang. Lantas, apa lagi yang bisa dibayangkan oleh Damian? Dia hanya ingin bekerja, dan dia sudah berkali-kali berhasil melewati masalah menjadi ajudan dari wanita kaya dan cantik mana pun. Jadi, Damian rasa untuk kali ini juga tidak pernah ada pengaruhnya sama sekali untuk dirinya. Damian kembali membusungkan dadanya, tatapannya lurus-lurus memandang Ricard dengan penuh percaya diri.

"Baiklah ..." ucap Ricard, setelah ia menyunggingkan seulas senyum, melihat jawaban mantab dari seorang Damian. Jawaban yang setidaknya membuat Ricard percaya, jawaban yang setidaknya membuat Ricard berpikir jika Damian memang benar-benar bisa dipercaya dengan baik dan benar. "Kalau begitu, marilah ikut denganku ke rumah, Damian. Aku akan memperkenalkanmu kepada istriku, setelah itu kamu bisa mengemasi barangmu dan segeralah pindah ke rumahku sesegera mungkin."

"Siap, Pak. Iya, Pak!" jawab Damian.

Ricard pun akhirnya berdiri, berjalan di depan Damian dan Damian mengikutinya, tepat setelah Ricard keluar dari pintu tersebut dua ajudan yang dibahas oleh Ricard tadi pun langsung mengikuti Ricard. Kini, Damian berdiri di antara dua ajudan dari Ricard, mereka berempat masuk ke dalam lift dengan sempurna.

Salah seorang ajudan dengan postur yang sedikit lebih pendek dari ajudan satunya pun memandang Damian dengan tatapan hangat, lalu lelaki itu tampak tersenyum dengan manis seolah menyapa Damian. Damian yang dipandang seperti itu hanya membalas pandangan dari lelaki tersebut dengan tatapan datar, sebab menampilkan ekspresi bukanlah kegemarannya sama sekali. Merasa diacuhkan, lelaki tersebut hanya bisa menghela napas, lalu dia kembali fokus kepada pintu lift.

Setelah mereka keluar dari lift, mereka pun masuk ke dalam sebuah mobil, hingga mobil itu melaju dengan kecepatan stabil sampai pada akhirnya masuk ke sebuah gerbang besar dan menuju sebuah rumah mewah di dalamnya. Mobil itu berhenti dengan sempurna, lalu mereka semua keluar dengan begitu nyata.

Tanpa banyak bicara, Ricard langsung masuk ke tempat istrinya itu biasa berada, di rumah kaca yang Ricard buat untuk menyenangkan hati istrinya. Dan benar saja, sosok berambut panjang sepinggang itu pun tampak ada di sana, memotongi beberapa daun dari tanaman yang ada di sana sembari menyiramnya. Ricard, memandang Damian dengan tersenyum dan Damian menunduk, kemudian Ricard memandang sosok yang masih membelakanginya itu dengan sempurna.

"Sayang, lihatlah, apa yang aku bawakan untukmu. Seorang ajudan untuk selalu menjagamu di mana dan ke mana kamu pergi,"

Mendengar ucapan itu, sontak sosok wanita berambut panjang itu pun menoleh, pandangannya memandang pada Damian dan Damian pun memandang pasa sepasang bola mata indah itu dengan sempurna. Keduanya diam, tanpa bicara, dan tanpa memberikan ekspresi apa pun di sana.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top