9. PROMISE
Hai
Lanjut
.
.
.
Seorang wanita kini menyeret koper besar nya di depan sebuah rumah bergaya klasik khas Eropa.
Ting nong...
Ting nong...
Cklek
"Adek?! Kamu kok bisa disini?"
Dimas mengernyit dan berteriak cukup kencang melihat putri yang sudah berdiri di hadapannya dengan koper besar di tangan kanannya.
"Apa aku gak boleh masuk mas?"
"Oh.. boleh boleh.."
Putri melangkahkan kakinya dan segera duduk di sofa besar yang ada di rumah milik Dimas di Spanyol.
"Capek ya nak.. kamu baik baik aja kan?'
Ucap putri sambil mengusap lembut perutnya yang masih terlihat rata.
"Nak? Kamu hamil dek?"
Putri mengangguk
"Astaga, syukur ya Tuhan.. terus Chanyeol mana? Lagi kerja? Kamu kesini sama siapa?"
"Mas.. tanya nya satu satu dong, berasa di interogasi aja deh aku kalau begini."
"Iya udah, tinggal jawab aja"
"Aku kesini sendirian gak sama Chanyeol atau siapapun dan aku mau tinggal disini sampai anakku lahir"
Ucap putri yang membuat Dimas mengangguk kecil
"Oh.. oke, ha!!! Apa!!! Maksudnya?"
"Mas gak usah teriak dong, ya Tuhan"
"Cerita sama aku sekarang, ada apa sebenarnya sampai kamu mau tinggal disini dan kesini sendirian dalam kondisi hamil muda begini, gila kamu"
Putri tersenyum kecut dan mulai menceritakan semuanya pada Dimas, termasuk niatnya untuk menceraikan Chanyeol begitu anak mereka lahir. Karena kebohongan yang Chanyeol lakukan, tentang gadis lain...
.
--meanwhile--
Chanyeol mulai memijit pelipisnya penat, kata kata putri terus berputar di kepalanya. Bagaimana bisa dia justru melupakan hal prinsip yang selama ini putri pegang teguh sejak bertahun-tahun yang lalu mereka bersama? Kebohongan dan itu untuk menutupi keberadaan wanita lain di samping chanyeol. Meskipun wanita itu tak ada hubungan apapun dengan Chanyeol tapi tetap saja, Chanyeol sudah menutupi nya dari istrinya sendiri dan ya Tuhan...
Ini benar benar bencana...
"Nih, minum dulu dan tenangin pikiranmu"
Chanyeol meraih gelas yang disodorkan minseok dan meminumnya dalam sekali teguk. Lelaki itu.. minseok.. dia menatap Chanyeol yang sudah terlihat hancur, pandangan mata yang kosong dan tampilannya yang begitu berantakan.
Kalau saja dia tak punya belas kasih pada chanyeol... Mungkin saja minseok sudah meninju wajah chanyeol atau memaki lelaki itu atas apa yang dia lakukan apa putri.
"Aku salah Hyung.."
Ucap Chanyeol
"Memang. Sangat salah"
"Hyuuuungg.."
"Apa? Aku hanya berkata yang sebenarnya. Aku gak akan mencoba menenangkan kamu karena memang itu yang terjadi sekarang"
"Tapi kenapa dia cepat sekali memutuskan untuk meninggalkan aku? Aku sama sekali tak selingkuh Hyung, sumpah"
"Tapi kamu punya niat untuk melakukan itu walaupun hanya sesaat Yeol.."
"Enggak.."
Sanggah chanyeol cepat
"Iya, kalau kamu memang gak punya niatan seperti itu. Buat apa kamu tutupin kedekatan kamu sama wanita itu ke istrimu sendiri? Cukup bicara jujur, aku rasa putri bukan perempuan kekanakan yang akan mencemburui semua wanita yang dekat denganmu hanya untuk urusan kerja. Seperti halnya pada rekan kerjaku yang lain.. dia masih bersikap wajar bahkan bisa bergurau dengan mereka meskipun di depan kamera kalian harus melakukan adegan yang cukup mesra"
Ucap minseok mengingatkan chanyeol.
"Kamu harusnya bisa mengenal sifat dan watak istrimu sendiri Yeol, dia tak mungkin semarah ini kalau tak ada alasannya. Gadis itu, gadis yang menggodamu itu.. masa iya kamu gak bisa ngerasain dia punya rasa gimana sama kamu? Kamu bukan cowok bodoh yang gak bisa baca situasi kan Yeol?"
Chanyeol menghela nafasnya berat, dia mengusak rambutnya kasar karena saking frustasinya.
"Cari istrimu. Dia sedang hamil, jadi aku rasa keputusan yang dia ambil mungkin berdasarkan emosinya yang labil karena kehamilannya sekarang. Perbaiki semua yang memang masih bisa di perbaiki, jangan biarkan ini semakin larut dan semakin sulit untuk di benahi.. kamu ngerti?"
Chanyeol mengangguk
BRAKK
Junmyeon membuka pintu dorm dengan cepat dan nafas tersengal saat dia melihat Chanyeol ada di sana.
"Astaga, ada apa sih?!"
Bentak minseok
"Maaf Hyung, Yeol.. cepat ke Spanyol.."
"Spanyol?"
"Aku.. hahh.. tadi, memeriksa setiap penerbangan di Incheon. Dan putri.. boarding untuk kesana"
Ucap junmyeon, persetan dengan bagaimana caranya dia mendapatkan informasi itu dan dari siapa.. tapi yang pasti chanyeol langsung teringat seseorang yang pasti akan ditemui istrinya di spanyol
Dimas...
.
.
--skiipp--
"Boleh gak, mas kasih kamu saran?"
Putri mengangguk sambil memeluk tangan Dimas erat.
"Gini ya dek, kamu kan udah berumah tangga.. ini tuh bukan pacaran yang kamu bisa putus nyambung seenak jidat kamu"
Ucap Dimas sambil menyentil pelan kening adiknya
"Bukan apa apa ya dek, kamu bisa aja bilang sekarang. Aku gak apa apa kok dan rela aja kalau Chanyeol sama perempuan lain.. tapi apa kamu yakin? Jangan kebawa emosi gitu"
"Aku gak kebawa emosi kok"
"Iya.. kamu lagi kebawa emosi, kalau enggak.. mana mungkin kamu bisa sampai ke sini padahal kamu tahu lagi hamil muda? Gila kan namanya?"
"Mas! Aku tuh serius.."
"Aku jauh lebih serius.. gini, dengerin dulu.. mas bukan mau belain Chanyeol atau apa, mas akui dia salah karena gak jujur sama kamu.. tapi kan kenyataanya dia juga gak lagi ngapa-ngapain disana sama cewek itu... Cuma makan siang kan?"
"Tapi aku sakit hati Mas!"
"Iyaa.. aku tahu, aku ngerti.."
Putri kembali diam,
"Tapi coba kamu berpikir lebih dewasa sekarang. Buang semua ego kamu dan coba pikirin anak kamu sekarang. Apa kamu tega, mau pindahin dia dari ayahnya dari dia masih di dalam perut kamu? Kalau ayahnya brengsek dan gak ngurusin anaknya sih okelah.. tapi ini beda kan? Aku yakin Chanyeol pasti bakal cari kamu setengah mati sekarang. Coba berpikir lebih jauh, lebih jernih.. kamu lagi hamil.. makanya emosi kamu juga mungkin lagi labil sekarang"
Dan benar saja.. putri segera menangis kencang begitu Dimas selesai menceramahi nya. Hingga lelaki itu kini menepuk nepuk punggung adiknya dan mencoba menenangkan wanita itu.
"Mas ijinin kamu disini sampai kamu tenang, mas akan kasih tahu ke Chanyeol. kalau kamu ada disini.. tapi kamu tetap harus pulang dan selesaikan baik baik semuanya setelah itu. Oke?"
Putri hanya diam
"Mas akan di samping kamu terus, ingat? Kalau suami kamu nyakitin kamu lagi.. mas yang akan tonjok mukanya sampai bibirnya tambah tebel terus kupingnya mas jewer biar lebih besar lagi kayak Yoda. Oke?"
Ucap Dimas sedikit bergurau, membuat putri sedikit mengukir senyumannya.
"Udah.. jangan nangis lagi, kasihan anak kamu tuh. Yuk.. kamu ke kamar mas dulu, kamar tamunya belum aku bersihin karena tamunya datang mendadak.. jadi sementara, kamu tidur dikamar mas dulu"
Ucap Dimas dan menuntun putri masuk ke dalam kamarnya.
.
.
Chanyeol sudah bersiap di bandara dan baru saja masuk ke ruang tunggu saat ponselnya berdering
Dimas...
"Halo Hyung.."
"Putri ada disini, sama aku.. dia dan bayinya aman.."
Ucap Dimas tegas dan langsung membuat Chanyeol menghela nafas lega...
"Aku kesana sekarang Hyung"
"Ke Spanyol?"
"Iya.."
"Ya Tuhan.. kamu sebenarnya kenapa sih Yeol, sumpah ya.. kalian berdua bikin aku pusing sekarang"
"Aku gak bisa nunggu Hyung, aku harus ketemu istriku dan minta ampun sama dia"
Ucap Chanyeol setengah terisak
"Oke oke.. jangan nangis lagi.. aku tahu kamu kalut sekarang, kamu harus tenang.. setidaknya kamu tahu dia ada di tempat yang aman.. jadi kamu datang aja dan siapkan mental kamu buat bisa bicara sama dia. Dia masih emosi sekarang.."
"Iya Hyung, aku minta maaf ya Hyung.."
"Iya.. tenang aja"
Bip
Chanyeol membuka wallpaper nya dimana ada foto pernikahannya dengan putri disana. Dia tersenyum miris saat mengingat bagaimana putri mengatakan padanya untuk segera berpisah dengan nya kemarin di telpon...
"Aku pasti jemput kamu bee, aku janji aku gak akan melakukan kesalahan begini lagi sama kamu.."
Gumam Chanyeol.
"Ya Tuhan.. selamatkan pernikahanku.."
Ucap Chanyeol dan kini kembali mengusap foto di ponselnya itu...
.
.
.
LANJUT?
VOMMENT JUSEYO
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top