61. FINALLY BACK

Bismillahirrahmanirrahim
........

Putri terus berpikir tentang apa yang di ucapkan Chanyeol padanya, kehidupannya selama ini yang juga tersiksa karena harus mendengar pertanyaan Eunwoo setiap hari tentang keberadaan sang ayah, atau bahkan rajukan putra kecilnya yang selalu terdengar jika ayahnya tidak muncul di setiap acara penting di sekolahnya. Hal itu sangat menyiksa Putri.

Dia tidak suka melihat air mata di wajah sang putra, dia hanya ingin membuat putanya bahagia. Tidak lebih.

Pembicaraan antara dirinya dan Chanyeol, serta usaha keras suaminya untuk bisa kembali memperbaiki rumah tangga mereka. Jelas saja membuat banyak hal yang memenuhi hati dan pikiran Putri kini berkecamuk tanpa henti.

Chanyeol kembali memberikannya waktu, waktu yang terakhir sebelum memutuskan apa yang harus di lakukan dalam masalah rumah tangga mereka yang di rasa semakin berlarut dan tidak berujung.

Apakah bercerai dan berjalan masing – masing dengan kehidupannya adalah pilihan yang terbaik untuknya, Chanyeol, juga Eunwoo?

Ataukah masih ada harapan untuk bisa kembali dan memulai segalanya dari awal. Membangun rasa cinta, sayang, dan kepercayaan yang sebelumnya pupus bisa kembali lagi?

Wanita itu menghela nafas dan memejamkan matanya, dia bertanya...

"Apa yang membuatku bahagia?"

Dan jawaban itu segera di dapatkan Putri begitu dia memejamkan mata.

Bayangan dimana dirinya, Chanyeol dan Eunwoo yang tertawa bersama dan saling bercengkerama layaknya keluarga. Membuat hatinya menghangat.

Senyum eunwoo yang sangat manis dan membuat kebahagiaan yang begitu besar untuk dirinya.

Air mata putri kini mengalir sangat deras, dia tak bisa lagi menyangkal. Jika kebahagiaannya memang bersama dengan Chanyeol. Sekali lagi, dia harus bisa mengalahkan segala ego dan emosi yang selama beberapa bulan ini menguasai hati dan pikirannya.

Dan tanpa banyak bicara lagi, wanita itu bangkit.

Dia belari untuk mencari seseorang yang akan mewujudkan itu semua bersamanya.

..................................

Chanyeol sendiri tampak berjalan di pasir pantai yang sepi. Membiarkan ibu dari putranya, sekaligus wanita yang dia cintai untuk berpikir sekali lagi. Dan berdoa, semoga keputusannya tepat saat ini.

Ranting kayu yang terseret ombak itu kini berada di tangan kanannya, membuatnya terus melukis di atas pasir pantai sekalipun langsung tersapu ombak.

Nama Putri dan Eunwoo di tuliskan di sana.

Chanyeol tahu dan sadar kalau kesalahannya begitu besar, dia bahkan sudah sadar begitu lama sesaat setelah Putri meninggalkannya dan membawa Eunwoo dari hidupnya.

"Kau sendirian disini?" tanya seorang pria lanjut usia yang terlihat seperti penduduk setempat.

"Oh, iya." Jawab Chanyeol, setengah terkejut juga canggung.

"Biasanya, tempat ini di datangi oleh banyak orang yang membutuhkan ketenangan. Tapi banyak juga, yang datang kesini untuk mengakhiri hidupnya. Karena merka tidak kuat menghadapi segala permasalahan yang menghampiri kehidupan mereka." Ujar kakek itu.

Chanyeol terhenyak, tapi tetap diam. Dia mencoba mendengarkan dan mencerna maksud kata – kata dari si kakek itu.

"Entah atas dasar apa, mereka memilih tempat ini. Mungkin karena disini, tidak begitu banyak orang. Jadi saat mereka sedang buntu, hanya itu yang di tawarkan ombak untuk menyelesaikan masalahnya." Lanjut si kakek lagi.

"Anda mengetahui itu sendiri?" tanya Chanyeol.

"Ya, aku sering melihatnya secara langsung. Bagaimana mereka berjalan menuju debur ombak yang besar dan hanyut terseret ke dalamnya. Setelah itu, tak lama akan ada sirine polisi juga ambulans yang berbunyi kencang dan kerumunan warga berkumpul untuk melihat dan menggunjingkan setiap peritiwa yang ada. Hingga akhirnya sekelompok orang yang mengaku sebagai keluarga mereka datang, dan menangis menyesali peristiwa yang terjadi pada saudara mereka itu." ucapnya.

"Kenapa tidak di hentikan, jika memang anda melihat mereka mencoba bunuh diri?" Chanyeol heran, dan memperhatikan si kakek dengan seksama. Wajahnya tampak sangat tenang dan tanpa ekspresi. Yang justru membuatnya lebih terlihat mengerikan, terlebih dengan segala cerita yang mengalir dari bibirnya.

"Untuk apa aku menghentikan keinginan mereka?" ucap si kakek, "apa yang terjadi itu adalah keinginan mereka sendiri. Menyerah, menangis, putus asa. Meskipun mereka tahu kalau itu sama sekali tidak berguna dan tidak bisa menyelesaikan masalah mereka sama sekali. Mereka akhirnya tetap memilih menyerah tanpa mau berjuang."

"Ada juga yang terjebak dalam masa lalu karena menangisi seseorang yang sudah tiada. Menyakiti setiap orang yang ada di sisinya dan masih hidup, hanya untuk orang lain yang sudah tidak bernyawa." Kata kakek itu.

Chanyeol kembali hanya diam.

"Kau.. apa yang membuatmu datang kesini? Apa salah satu alasan yang aku jelaskan tadi?" tanya kakek itu.

Chanyeol menggeleng.

"Memang ada sesuatu masalah besar yang membuatku datang kesini, tapi aku sedang tidak mencoba untuk menyerah. Aku justru sedang berjuang dan memperjuangkan apa yang seharusnya aku lakukan sejak dulu. Aku tidak mau menyesal untuk kedua kalinya." Kata Chanyeol, "itu sebabnya aku disini. Aku..... sedang menunggu seseorang."

Kakek itu tersenyum kecil mendengar jawaban Chanyeol, "Kalau kamu memang mau berjuang dan sedang memperjuangkan sesuatu. Bukankah seharusnya kamu melangkah maju terlebih dulu, bukannya menunggu sampai orang lain yang datang menghampiri kamu?" tanya kakek itu.

Seolah tersentak. Chanyeol langsung menoleh ke arah si kakek. Yang entah bagaimana caranya, telah lenyap dari sana.

Tidak ada jejak yang menunjukkan kakek itu ada di sana atau berjalan menjauhinya, hanya menghilang begitu saja. Seolah terbawa ombak besar yang selama beberapa waktu ini di bicarakan olehnya.

Namun di saat yang sama, matanya menangkap seseorang yang lain. Yang menatapnya dengan berlinang air mata.

..............................................

Chanyeol berlari secepat mungkin, menghampiri Putri yang juga berjalan cepat ke arah dirinya.

"Sayang, kamu kenapa? Kenapa nangis, hmm? Ada masalah?" tanya Chanyeol, panik.

"Chan.. yeol..." putri kini mendekap tubuh Chanyeol dengan begitu erat dan menangis sangat kencang di pelukan lelaki itu.

Chanyeol bingung, kaget, tapi juga senang. Karena sudah lama dia tidak bisa sedekat ini dengan istrinya. Tapi dia pun merasa cemas, karena kondisi putri yang terlihat jauh dari kata baik – baik saja. Terlihat dari air matanya yang mengalir.

"Ada yang sakit, sayang? Kamu kenapa?" tanya Chanyeol sekali lagi, dengan begitu lembut.

"Aku... aku mau..." suara putri terbata – bata.

Dan chanyeol kini melonggarkan pelukannya, lalu dengan wajah yang begitu teduh. Lelaki itu menatap kepada putri, "Hmm??"


"Aku, mau... kita kembali lagi." Ucap Putri akhirnya, meskipun dengan susah payah karena tangisannya tidak mau berhenti.


--------------------------


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top