58. YOU II

Bismillahirrahmanirrahim

Ini beneran update kok.
Tapi mau info dulu ya, kalau Novel TAKDIR udah bisa di PRE ORDER SEKARANG

HARGA LEBIH EKONOMIS DARI TOKO BUKU plus GIVE AWAY. Dan untuk sementara gak akan tersedia di toko buku, guys...

So, grab itu fast!

N.B. Versi Novel akan berbeda dari versi Wattpad. So please, jangan bilang "ngapain beli kalo di wattpad sama aja?" Because its really different!

Chat me for more information
...........

"Hiks... Hiks..."

"Hiks... Ya Tuhan... Hiks.." Chanyeol menangis. Cukup kencang sampai seksual orang yang ada di dorm EXO saat itu bisa mendengar suara tangisnya.

Ini sudah 4 jam dari sejak kepulangan Chanyeol dari menjemput eunwoo dan mengunjungi keduanya untuk pertama kalinya setelah keduanya berpisah walaupun belum secara resmi.

Tok tok tok tok.

"Yeol..! Makan dulu, kyungsoo batu masak sup pasta kacang kedelai buat kita disini. Chanyeol!!" Terdengar teriakan Baekhyun yang tentu saja dapat di dengar dengan sangat jelas oleh Chanyeol dari dalam kamarnya

Tapi Chanyeol bergeming.

Sampai sebuah ketukan kembali terdengar, bukan Baekhyun yang cerewet atau kyungsoo yang tenang. Atau bahkan seorang junmyeon yang bijak sebagai leader. Tapi Sehun.

Iya, Sehun... Si maknae yang dari awal tahu persis masalah antara Chanyeol dan juga putri sampai detik ini. Si maknae yang tahu segalanya keluh kesah hati chanyeol selama satu bulan ini.

"Hyung, aku masuk ya." Ucap Sehun tanpa basa basi lagi. Tak ada pertanyaan boleh atau enggak.

"Hyung..." Sehun membawakan nampan berisi makanan dan minuman yang dia taruh di atas balas di samping ranjang chanyeol.

Sehun bukan tidak tahu kalau Chanyeol bahkan masih menangis sekarang dan menutupi wajahnya di balik selimut. Tapi Sehun juga bukan orang yang mellow, seperti yang ada di drama drama. Dia punya cara sendiri untuk menunjukkan rasa simpati dan dukungannya

Dan salah satunya dengan cara menampar keras Chanyeol dengan ucapannya yang cukup menyakitkan, tapi juga benar

"Hyung masih menyesal?" Pertanyaan pertama yang keluar dari bibir Sehun yang sekaligus memulai untuk menampar Chanyeol. Sekalipun Chanyeol masih bergeming, lelaki itu tak menjawab satu kali pun atau berniat membalikkan tubuhnya. Hanya mendengar....

"Aku tahu Hyung gak tidur, aku juga tahu Hyung mendengar semuanya..." Kata Sehun lagi, "Hyung boleh menyesal, Hyung boleh nangis, dan Hyung boleh merasa hancur. Tapi Hyung gak boleh menyerah sama rumah tangga yang Hyung sudah bangun dengan susah payah. Rumah tangga, yang Hyung perjuangin dari awal secara susah payah, perjuangan dengan air mata. Bukan hanya air mata milik Hyung, tapi juga air mata Noona di sana. Dan juga eunwoo." Jelas Sehun.

Kini Chanyeol berbalik, dia melihat Sehun yang tengah menatapnya. Ada pandangan kesedihan di mata Sehun, tapi juga tatapan tajam yang terluka.

"Kenapa kamu bilang aku nyerah! Siapa yang lagi nyerah?!!" Tanya Chanyeol sedikit emosional.

"Karena itu yang aku liat sekarang. Kalau Hyung memang gak mau menyerah, seharusnya Hyung sekarang gak lagi ada di sini dan nangis begini. Ini gak akan merubah keadaan, Noona gak akan lari ke sini dan bilang mau rujuk sama Hyung cuma karena liat Hyung nangis kayak anak kecil disini. Dia mau di perjuangin, bukan cuma di tangisin begini sambil bilang kalau Hyung menyesal." Kata Sehun sekali lagi, lihat kan.. bagaimana dia menampar Chanyeol dengan kata-katanya?

"Aku pasti perjuangin dia. Perjuangin rumah tangga aku. Aku cuma..." Chanyeol tak bisa melanjutkan ucapannya. Dia tak tahu kata apa yang tepat untuk mengungkapkan apa yang tengah di lakukannya sekarang. Sialnya, ucapan Sehun sepertinya memang sangat tepat.

"Satu kakak aku terluka dan nangis. Di depanku, dan dia hampir menyesali keputusannya untuk tetap bertahan dengan rumah tangganya. Dan sekarang, satu kakakku lagi harus nangis, di depanku. Untuk menyesali perbuatannya dan membiarkan rumah tangganya di ambang kehancuran?" Pertanyaan Sehun, satu lagi. Hingga Chanyeol menatap tajam mata Sehun.

"........"

"Hyung boleh menyesal, tapi Hyung juga harus berjuang. Hyung gak boleh diam dan meringkuk disini kayak pengecut. Sementara Hyung tahu gimana keadaan keluarga Hyung di luar sana. Jangan terluka larut untuk menyalahkan diri sendiri sampai Hyung lupa gimana caranya untuk mempertahankan apa yang harus Hyung perjuangkan dan pertahankan sekarang. Hyung harus bangkit, buktikan rasa menyesal Hyung dengan memperbaiki semuanya. Bukan nangis dan hancurin diri Hyung sendiri kayak gini."

Tamparan Sehun begitu kuat, bukan secara fisik. Tapi hati dan perasaan Chanyeol yang di tampar kuat oleh Sehun sekarang.

Sehun berdiri, menepuk kuat pundak Chanyeol seolah mengalirkan kekuatab tambahan untuk kakaknya sendiri saat ini.

"Makan yang banyak. Nangis, menyesal dan berjuang itu butuh tenaga yang banyak. Setelah itu Hyung langsung tidur, besok hyung harus ketemu eunwoo. Jangan sampai keponakanku bingung karena liat mata Daddy kesayangannya bengkak begitu." Ujar Sehun lagi sebelum keluar dari kamar dan membiarkan Chanyeol sendirian, merenungkan kata-katanya.

....................

--skipp--

Pagi, bukan... Subuh itu chanyeol sudah bersiap. Menjemput eunwoo dan mengantarkan putri melakukan pekerjaannya. Mengantarkan pesanan.

Dia sudah memotret jadwal harian istri juga anaknya yang di tempel di dinding semalam. Dan semalaman juga dia sudah banyak memikirkan kata-kata Sehun. Yang sepenuhnya memang benar.

Semerbak wangi parfum kini tercium jelas di kamar. Bahkan Chanyeol sudah menutupi bengkak di matanya dengan make up yang dia pelajari selama dia menjadi member EXO. Walaupun tetap masih agak terlihat bengkak. Tapi setidaknya itu lebih baik, daripada harus berpenampilan amburadul untuk bertemu istri dan putra semata wayangnya.

Cklek.

Minseok. Hyung tertua di Exo itu memang biasa bangun lebih awal dari yang lain. Dia yang penasaran dengan wangi yang tercium hingga ke luar kamar dan melihat gorden kamar Chanyeol yang terbuka kini mengintip.

"Pagi pagi udah ganteng aja. Mau nge date kamu?" Tanya nya berseloroh. Dia tahu sebenarnya kemana arah dan tujuan Chanyeol pagi ini.

"Mau berjuang. Bawa pulang keluarga aku," jawab Chanyeol dengan senyum yang dia ulas di wajahnya. Sekalipun dia masih sedikit tidak yakin akan semudah itu memenangkan kembali hati putri setelah kesalahan yang dia buat.

"Waahhhh... Selamat berjuang kalo gitu." Kata minseok dan mengepalkan tangannya ke udara, memberi tanda 'fighting!' ke arah Chanyeol yang juga ikut melakukan hal yang sama sambil tersenyum.

................

"Siap--" mata putri membulat, dia tak menyangka akan melihat sosok ini di pagi buta seperti sekarang. Dengan masih memakai piyama tidur dan rambut yang di kuncir sembarangan dan... Jangan lupakan wajah mengantuk khas dimana dia belum sempat mencuci wajahnya dengan benar.

"Pagi..." Sapa Chanyeol, astaga. Jantung putri rasanya ingin lompat dari tempatnya sekarang,

"Kamu ngapain kesini?" Tanya putri dan sekali lagi Chanyeol mengulas senyumnya

"Sarapan." Jawabnya singkat dan membuat otak putri selalu berhenti berfungsi sekejap. Dia membiarkan Chanyeol masuk dan menatapnya heran. "Aku janji sama eunwoo buat antar dia ke sekolah pagi ini." Jelas Chanyeol sekali lagi.

"Eunwoo belum bangun. Lagipula, ini masih terlalu pagi untuk pergi sekolah." Jawab putri dan Chanyeol mengangguk

"Iya, aku tahu." Putri jelas mengernyit. Kalau Chanyeol tahu, kenapa dia mesti disini sekarang?

"Terus?" Tanya putri.

"Kamu harus antar pesanan kan? Ayo aku antar kamu pagi ini sebelum kita berdua antar eunwoo ke sekolah bersama." Ujarnya lagi dan membuat jantung putri berhenti berdetak di detik berikutnya

.................

One chapter done!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top