52. GROW UP
Hai
Lanjut
.
Makam Hyeri terlihat sangat tak terurus. Ada banyak rumput liar yang tumbuh disana dan juga banyak sekali dedaunan kering di atas makam itu saat ini.
"Kayaknya keluarga Hyeri gak pernah kesini atau ngurusin malamnya sama sekali. Masa iya bisa kotor banget begini." Ucap Chanyeol yang melihat kondisi itu, Putri sendiri sekarang sudah berjongkok di dekat makam untuk menaburkan bunga yang dia bawa setelah Chanyeol membersihkan beberapa sampah disana.
"Kita aja yang urus makam ini ya Chan..." Jawab Putri dan Chanyeol kini terdiam, dia menatap istrinya dengan pandangan seolah bertanya 'apa kau yakin?' pada wanita itu.
Putri sendiri segera mengangguk dan mengusap nisan yang bertuliskan nama Hyeri disana. Dia ingat dengan sangat jelas, bahwa nisan itu adalah nisan yang di pesan langsung oleh putri saat sebelum Hyeri di makamkan.
"Aku bakal hubungin keluarganya. Aku bisa minta nomor kontak mereka ke kapten Hong. Gimana juga dia masih punya keluarga yang punya kewajiban buat urus makam ini, sayang. Sekalipun kita bisa aja urus makam ini. Tapi kalo emang masih ada keluarganya, lebih baik keluarganya langsung kan?" Tolak Chanyeol dan putri hanya bisa menghembuskan nafasnya. Bahkan ini sudah melalui beberapa tahun sejak kematian gadis itu.
Tapi kenyataannya, Chanyeol memang begitu menyimpan dendam yang amat besar pada gadis ini. Gadis yang terbaring tak bernyawa di dalam gundukan tanah ini.
Putri menghela nafasnya mendengar jawaban sang suami. "Kamu masih semarah itu sama dia, Chan?" Tanya putri yang tak di jawab sama sekali oleh Chanyeol. Hanya raut wajah lelaki itu yang berubah masam dan tak suka dengan bahan obrolan yang dibicarakan oleh istrinya.
Tangan putri terulur dan menyentuh tangan Chanyeol. Meminta lelaki itu ikut berjongkok di sampingnya dan menggamit lengan suaminya itu.
"Sini duduk sini sama aku." Ajak putri dan sekali lagi Chanyeol hanya menurut tanpa merubah raut wajahnya, "Coba deh, kamu liat tempat ini sekarang." Ucap putri lagi dan Chanyeol mengernyit, dia tak mengerti dengan ucapan istrinya.
"Maksud kamu apa sayang?" Tanya Chanyeol.
"Coba kamu liat dulu, sepi gak disini?" Tanya putri dan Chanyeol menatap ke sekelilingnya. Dia terdiam lalu mengangguk kecil, tapi masih tak mengerti maksud ucapan istrinya.
"Hyeri pasti kesepian disini. Bener gak?" Ucap wanita itu lagi dan Chanyeol tak menjawab atau memberikan respon apapun. Dia hanya menunduk karena tahu apa yang putri inginkan. Wanita itu ingin Chanyeol memaafkan Hyeri.
"Aku belum bisa yang, mau kamu ngomong pakai bahasa dan cara apapun. Hati aku masih belum bisa maafin dia sampai sekarang. Masih sakit hati banget tahu gak, gara-gara dia.. aku hampir kehilangan kamu, kehilangan eunwoo, kehilangan yoora Noona. Semuanya. Itu semua gara-gara dia, dia yang bikin aku jadi cowok bodoh dan tolol yang mau aja kasihin hati aku buat cewek kayak dia. Dia bikin aku jadi cowok goblok banget puu..." Chanyeol meringis dan meremat dadanya merasakan nyeri yang teramat dalam di relung hatinya. Dia tahu ini salah, tapi dia tak bisa mengendalikan perasaannya setelah bertahun-tahun dirinya berusaha.
"Do you love her?" Pertanyaan putri jelas menyentak Chanyeol, lelaki itu menatap putri tak percaya.
"Its just a mistake, worst mistake that I every did before. It doesn't mean that I love her as much as I love you, darl... Jangan tanyakan sesuatu yang kamu udah tahu jelas apa jawabannya sayang. Please..." Pinta Chanyeol dengan sangat.
"Itu jawabannya Chan. Karena kamu pernah jatuh cinta sama dia walaupun sesaat dan walaupun cuma sedikit. Tapi kamu pernah, itu sebabnya kamu ngerasain sakit yang luar biasa di hati kamu. Kamu gak bisa maafin dia karena rasa kecewa kamu yang besar sama orang yang pernah kamu cintai. Am I right?" Chanyeol menunduk, dia ingin membantah itu tapi rasanya itu memang benar. Kenyataan pernah mencintai Hyeri walau hanya sekejap membuat dia begitu sakit hati saat mengetahui Hyeri melakukan kejahatan yang begitu besar tepat di hadapannya. Terlebih, alasan dari kejahatan itu adalah dia. Chanyeol sendiri.
"I hurt you again." Ucap Chanyeol lalu dia berlalu pergi, meninggalkan putri sendiri yang tersenyum kecut. Dia menghela nafas dan kembali menatap nanar makam Hyeri.
.....
"Chanyeol belum pulang ahjumma?" Tanya putri saat dia baru saja sampai ke rumah. Eunwoo terlihat masih sibuk dengan mainannya hingga tak mengindahkan keberadaan sang ibu yang pulang dengan menggunakan taksi. Iya, entah Chanyeol berpikir apa atau semarah apa saat putri memintanya memaafkan Hyeri.
Laki-laki itu pergi begitu saja meninggalkan putri di area pemakaman tanpa bicara apapun. Brengsek kan? Sangat!
Putri harusnya marah dan tersinggung, tapi nyatanya... Hati wanita itu justru terasa perih akan hal lain. Hal yang selama ini tak pernah Chanyeol akui dalam hidupnya, bahwa dia mencintai wanita lain saat sudah bersama dengan putri
Tak secara langsung memang, tapi putri bukan perempuan bodoh yang tak tahu soal ini kan?
"Belum nyonya," jawab ahjumma
"Hmm, ya sudah. Ahjumma boleh istirahat. Eunwoo biar tidur sama saya. Nanti kalau tuan pulang. Kasih tahu saya." Ujar putri dan membawa eunwoo masuk ke dalam kamar mereka. Menidurkan anak lelaki itu sembari memeluknya erat.
Matanya terpejam dan air matanya mengalir. Dia mengingat jelas bagaimana pengkhianatan Chanyeol yang masih sangat membekas di hatinya. Semua orang benar, jika wanita adalah makhluk yang paling mudah mengingat kesalahan pasangannya sampai bertahun-tahun bahkan sampai kematian mereka.
Menyimpannya sendiri dan memendam semuanya, bertindak seolah semuanya baik-baik saja. Tapi nyatanya tidak.
.....
--skiipp--
"Tumben kesini jam segini Yeol, ngapain?" Tanya Junmyeon yang melihat seonggok daging yang memiliki rambut dan bernafas itu di ruang tengah dorm EXO saat ini.
Bukan hal lumrah untuk Chanyeol menghabiskan waktunya di tempat ini terlebih setelah menikah dan memiliki eunwoo. Lelaki itu pasti akan lebih memilih mengekori istrinya kemanapun sekalipun ke kamar mandi ketimbang harus terjebak di gudang perjaka seperti tempat ini.
"Cuma mau main aja, Hyung." Jawab Chanyeol sembari pandangannya yang tak lepas dari layar datar di hadapannya.
Berapa tahun Junmyeon mengenal Chanyeol? Satu? Dua? Atau lebih? Intinya, Junmyeon tahu pasti ada yang tak beres dengan lelaki ini sekarang. Hingga dia memilih menjauh dari Chanyeol dan menghubungi seseorang.
.....
'tuutt tuutt'
Chanyeol yang masih terdiam di tempat yang sama seperti 2 jam lalu kini terusik, saat teleponnya berdering. Mengusik lelaki itu yang mengangkat telepon tanpa melihat siapa yang menghubungi dirinya.
"Hal--"
"Daddy..!!!" Suara eunwoo terdengar dari seberang telepon. Chanyeol menatap nomor yang mengubungi dirinya dan melihat itu adalah nomor rumah, yang artinya bukan menggunakan ponsel putri saat eunwoo mengubungi dirinya sekarang.
"Sayang, kenapa? Kok nangis, mommy mana?" Tanya Chanyeol, yang terlihat cukup panik.
"I don't know Daddy. Aku gak bisa nemuin mommy dimanapun.." tangis eunwoo makin pecah saat mengucapkan hal itu. Bocah kecil itu memang masih cedal, tapi Chanyeol mengerti dengan jelas apa yang dia katakan barusan.
"Mommy belum pulang?" Tanya Chanyeol sekali lagi, dia melirik arlojinya dan menghitung.
Brengsek! Ini sudah lebih dari 4 jam dari saat Chanyeol meninggalkan putri di pemakaman tadi pagi.
"Daddy... Mommy kemana Daddy.. kenapa Daddy sama mommy ninggalin eunwoo sendirian..? Eunwoo takut Daddy..." Tangis eunwoo semakin menjadi dan akhirnya tanpa menunggu lagi Chanyeol segera melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju ke apartemennya. Dia memenangkan eunwoo dan memutuskan sambungan telepon. Sementara setelahnya, dia mencoba menghubungi putri.
Nomor yang anda tuju, sedang tidak aktif atau berada di luar jaringan. Mohon --
Chanyeol mengusap wajahnya kasar, dia bodoh! Kenapa harus meninggalkan putri sendirian seperti tadi? Apa salah wanita itu. Brengsek!!! Lelaki itu terus mengumpat tanpa henti dan pikirannya kini bercabang dua. Antara istrinya dan juga putra kecilnya.
...
...
LANJUT?
VOMMENT JUSEYO
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top