49. CHANYEOL JUNIOR

Hai

Lanjut

.

.

"Yang, ini pampersnya yang depan yang mana?" Tanya Chanyeol sambil berteriak.

"Yang ada garis birunya, Chan!!" Balas putri. Sudah beberapa kali mereka berkomunikasi dengan berteriak seperti ini. Di saat putri harus mengurus yang lainnya.

"Garis biru yang mana sih yang. Ini putih semua kok." Chanyeol terus saja membolak balik Pampers itu sambil berdecak, dia merutuki pada siapapun yang menciptakan benda semacam ini di dunia. Kenapa untuk menuliskan kata depan saja begitu sulit sih?

Putri berdecak dan segera meninggalkan masakannya di dapur, dia segera masuk ke dalam kamar putranya dan melihat Chanyeol kini justru kembali mengelap tubuh putra kecil mereka.

"Kok di lap lagi Chan, kan tadi udah mandi.." tanya putri.

"Dia ngompol lagi yang, gimana gak aku mandiin lagi? Nanti kalo badannya bau ompol kan gak lucu yang. Udah cakep cakep bau ompol." Jelas Chanyeol dan putri menghela nafas, dia duduk di samping Chanyeol dan segera mengambil alih apa yang sebelumnya Chanyeol kerjakan.

Wanita itu dengan cekatan dan telaten segera mengeringkan tubuh bayi kecil yang hanya menguap sesekali sambil mengeluarkan suara kecil yang lucu dan menatap kedua orang tuanya dengan mengerjapkan matanya beberapa kali.

Memakaikan popok pada bayi itu dengan begitu mudah hingga Chanyeol melayangkan protesnya. "Yang, kok cepet banget sih makein popoknya. Gampang amat, tadi aku gak ketemu ketemu garis birunya." Ucap lelaki bertelinga lebar seperti peri itu dan membuat istrinya terkekeh geli.

"Ini lho, kamu liat gak. Ada garis kayak benang warnanya biru disini Chanyeolku sayang... Keliatan gini kok." Jelas putri dan menunjukkan garis samar berwarna biru di popok itu pada Chanyeol.

"Astaga yang, aku kirain itu tadi apaan. Lagian itu bukan garis kali yang, itu tuh benang biru.." putri memutar bola matanya dan menatap suaminya.

"Bedanya apa benang biru sama garis biru? Sama-sama nyentil garis warnanya biru juga kan? Lagian masa iya kamu gak paham sama maksud aku sih Chan.." Chanyeol hanya tersenyum kecil mendengar ucapan istrinya dan mengalihkan perhatiannya pada si kecil yang kini sudah siap dengan baju santainya.

"Aduuhhh.. anak siapa sih ini. Ganteng banget kayak model, hmm? Anak papah ya.. hmm.. wangi lagi, gemes banget sih kamu.." ucap Chanyeol sembari menggendong jagoan kecilnya dan menciumi wajah serta perut bayi kecil itu tanpa henti

"Aku masak dulu ya. Titip bentar, kalo nangis, kamu ambil aja botol di meja tuh. Ada ASI aku disana, tinggal di minum aja." Ujar putri dan Chanyeol mengangguk tanpa menatap balik ke arah istrinya karena terlalu fokus pada jagoan kecilnya itu.

.

--skiipp--

"Yang, kamu udah 40 hari kan? Jalan jalan yuk sama eunwoo." Ajak Chanyeol pada Putri.

"Jalan-jalan kemana emangnya? Nanti kalo dia kecapekan gimana?" Jawab Putri.

"Astaga yang, kan dia naik stroller yang. Bukannya jalan kaki, masa iya capek sih. Lagian kan bisa kita gendong gantian juga. Ayolah, masa iya kamu mau diem di rumah terus sih. Gak bosen apa?" Protes Chanyeol

"Iya bosen, tapi emang kita mau jalan-jalan kemana Chan? Ini udah sore mau malem. Kalo kita berdua aja sih gak masalah, tapi ini kan sama eunwoo. Aku gak mau ya, kalo dia sampai masuk angin gara-gara ngikutin kemauan kamu yang aneh begini." Ujar Putri.

"Makan malam, gimana? Kita makan di luar, sekalian jalan ke mall yang. Kemarin Baekhyun bilang ada baju bayi bagus di toko. Kita liat yuk." Ajak Chanyeol lagi.

"Liat aja apa mau beli sekalian?" Tanya putri menyelidik. Ya.. bukan apa-apa sih, karena memang Chanyeol bukan tipe yang akan tahan hanya melihat barang bagus tanpa membelinya. Apalagi kalau barang itu termasuk barang yang di incar oleh Chanyeol dan berhubungan dengan eunwoo. Putra kecil mereka.

Putri masih ingat betul bagaimana mereka berdebat keras hanya karena stroller yang chanyeol beli tepat 1 minggu setelah kelahiran bayi mereka. Lelaki itu yang sedang menemani putri sambil memainkan handphonenya, tiba-tiba saja memekik dan segera menyambar kunci mobil untuk segera berlalu dari rumah saat itu juga.

"Keluar sebentar ya yang."

Hanya kata itu yang keluar dari bibir tebalnya kala itu membuat putri cukup bingung. Dan.. voilla! Satu jam kemudian, satu stroller besar yang memiliki harga hampir setara satu unit motor sudah ada di depan putri. Di tambah lagi dengan senyum cerah Chanyeol yang dengan bangganya memamerkan stroller itu dengan segala kecanggihan yang ada di dalamnya.

Putri tentu saja langsung memekik, bukan senang tapi memarahi Chanyeol dan menceramahi lelaki itu tentang berhemat untuk masa depan anak mereka berdua.

"Astaga Chan, itu stroller satu paling di pake cuma berapa bulan aja sama anak kita. Habis itu gak bakalan muat lagi, liat dong ukurannya. Lagian, buat apa sih beli stroller yang harganya segitu? Palingan juga jarang di pake kan sering aku gendong daripada di taruh di stroller yang. Astaga, kamu kenapa gak berubah sih. Hemat dikit dong kalau pakai uang."

Seperti itu kira-kira omelan putri yang dia tujukan pada suaminya. Kalau dibilang senang sih, pasti senang. Siapa sih, yang gak senang di belikan ini itu dengan harga selangit sama pasangan. Apalagi kalau itu berhubungan dengan buah hati mereka. Tapi putri berpikir lebih jauh dari itu semua. Wanita itu bahkan sudah menuliskan planning tetap pada putranya.

Dari biaya pendidikan dan segala kebutuhan lain yang akan di perlukan buah hatinya. Asuransi, dan semacamnya. Bahkan menyiapkan banyak tabungan untuk putra kecil mereka sejak dini.

....

Oke, kita kembali ke pembahasan sebelumnya tadi. Chanyeol kini menatap istrinya dengan pandangan penuh harap hingga putri menghela nafas panjang.

"Mau ya? Sebentar aja.." ajak Chanyeol lagi.

"Ya udah kalo kamu emang mau jalan-jalan dan makan malam. Tapi jangan beli yang aneh-aneh ya nanti. Dan jangan kemaleman banget, aku gak mau eunwoo masuk angin gara-gara harus nurutin kemauan kamu yang aneh-aneh begitu." Ucap Putri dan Chanyeol dengan cepat mengangguk kecil.

"Siap laksanakan, ibu negara!!"

Cupp

Chanyeol mendaratkan ciuman singkat di bibir istrinya setelah memekik dan memberi hormat pada putri karena senangnya.

"Ya udah, kamu mandi duluan gih. Aku mau nyiapin eunwoo bentar. Nanti aku selesai mandiin eunwoo, gantian aku yang mandi dan kamu jagain dia bentar."

Chanyeol mengangguk lagi, dia dengan cepat melesat menuju kamar mandi sambil berteriak memanggil nama putra kecilnya. "Eunwoo! Jalan jalan sama Daddy!!"

Putri yang melihat itu semua hanya bisa menggeleng, "berasa punya bayi dua ya sekarang. Perasaan dulu pas lahiran yang keluar cuma ada satu yang keluar. Kok jadi bayinya punya dua..." Gumam wanita itu sebelum akhirnya menggendong eunwoo dan memandikan bayi kecil itu dengan telaten

.

--skiipp--
"Eunwoo mau es krim?" Tanya Chanyeol dengan mulut penuh es krim rasa vanilla dan toping pisang di atasnya.

"Ya kali anak kamu masih bayi satu bulan kok mau di kasih es krim."

Chanyeol terkekeh, "Ya kan mungkin aja kalo dia mau, anak kecil bukannya pada suka sama es krim kan?" Ujar Chanyeol.

"Iya tapi liat dong sayang. Anak kamu masih bayi, yang ada bukannya seneng malah tambah sakit dong. Gimana sih." Protes putri, demi apapun... Lelaki itu bingung dengan perubahan sikap istrinya yang cukup berubah setelah putra mereka lahir.

"Kita jadinya makan malam dimana? Mau di pujasera disini aja atau kamu mau cari tempat makan lain diluar?" Tanya Chanyeol lagi.

"Disini aja deh, semoga aja gak terlalu rame. Aku mau makanan tteobokki aja nanti."

"Enak aja tteobokki. Gak boleh sayang, kamu masih nyusuin eunwoo. Nanti dia ikut kepedesan gimana?" Sergah Chanyeol.

"Oh iya, terus apa dong?"

Chanyeol mengerling dan menarik tangan putri yang sedang mendorong stroller bayi mereka.

"Kita makan di tempat yang baby eunwoo juga bisa makan sekalian."

.

.

.

LANJUT?

VOMMENT JUSEYO

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top