3. DESTROY

Hai

Lanjut

Ini adalah kejadian melanjutkan bonchapt di story separuh jiwa
.

.

.

Hancur...

Putri merasakan dirinya hancur berkeping saat mengetahui anaknya atau mungkin bisa disebut calon janinnya itu meninggal dan tak bisa di selamatkan akibat kecelakaan beberapa bulan yang lalu.

"Sayaaang.."

Putri mengusap air matanya dengan cepat dan menghampiri Chanyeol di dalam kamar.

"Iya sayang, ada apa?"

"Tahu kaos aku yang baru kemarin aku beli itu gak? Kaos putih itu lho sayang.. kamu lihat gak?"

Putri mengulas senyum dan mengusap pipi Chanyeol sambil berlalu menuju ke lemari besar di dalam kamar mereka.

"Nih.. yang ini kan?"

"Loh.. iya, kok tadi aku gak liat kalau itu ada disana sih. Aku udah cari disana lho tadi"

"Kalau kamu carinya keburu-buru dan pakai emosi ya gak akan ketemu dong sayang"

Ucap putri lagi.. lembut dan membuat senyum Chanyeol merekah

"Makasih sayang"

Putri mengangguk

"Aku balik ke dapur dulu ya, itu sarapannya belum siap"

"Oke.."

.

.

"Kamu hari ini pulang malem lagi?"

Tanya putri pada Chanyeol yang mulai mengambil tas nya dan menenteng kunci mobil sekarang

"Hmm.. belum tahu juga, kalau sesuai jadwal sih harusnya gak terlalu malem. Kecuali ada rapat sama manager lagi mendadak kayak kemarin kemarin. Ya bisa jadi aku pulang malem lagi, kamu tahu kan latihanku kayak apa?"

"Iya.. ya udah, jangan lupa makan dan jangan forsir badan kamu terlalu berat. Kalau kamu capek, kamu harus istirahat ya.. jangan ikutin Jongin atau Sehun yang nge dance terus.. badan kamu tuh gak sama kayak mereka. Walaupun kamu petakilan dan banyak tingkah, tapi kamu tuh gampang ambruk"

"Iya sayang iya.. duh.. nyonya Park kok cerewet banget sih.. hehhe"

"Aku cerewet juga buat kebaikan kamu kok"

"Iya sayang.. aku tahu kok, aku juga seneng kok di cerewetin sama kamu"

Putri mencium tangan Chanyeol dan menerima kecupan manis di kening juga bibir nya dari sang suami sebum akhirnya Chanyeol keluar dari apartemen dan berangkat untuk latihan.

.

--skiipp--

Langkah putri kembali berhenti di sebuah tempat yang setiap hari selama beberapa bulan belakangan ini selalu dia kunjungi

"Halo sayang.. ibu datang menjengukmu lagi"

Ucap putri di depan sebuah nisan bertuliskan
'putra kecil Chanyeol dan putri'

Putri menaruh buket bunga dan menaburkan bunga yang dia bawa di makam putranya... Ingatannya kembali pada kejadian dimana Chanyeol memberitahukan dirinya tentang kepergian calon anak mereka akibat kecelakaan tragis itu.

Ada luka besar dan sakit dan sangat perih yang dirasakan oleh putri setiap mengingat itu, dia juga hancur dan menyesal tak bisa menjaga anaknya sendiri.. anak yang seharusnya menjadi kejutan untuk Chanyeol.. sekarang menjadi kenangan yang menyakitkan untuk putri.

Tapi putri juga tak menyesal sedikitpun telah memasang tubuhnya sebagai perisai hidup untuk suaminya kala itu. Melindungi Chanyeol dengan tubuh dan tangannya sendiri. Membiarkan tubuhnya terbentur keras dan pecahan kaca itu mengenai dirinya... Tak ada penyesalan sedikitpun untuk hal itu.

.

.

"Hyung.. malam ini temani aku minum ya"

Ucap Chanyeol pada minseok yang membuat minseok mengangkat alisnya.

"Tumben Yeol, ada apa?"

"Aku lagi pengen minum minum aja malam ini. Lagian kita selesai latihan lebih cepat juga kan hari ini?"

Jawab Chanyeol sekenanya

"Kamu gak lagi ada masalah sama putri kan? Biasanya kamu paling semangat kalau pulang cepat begini. Mau peluk istri kamu lah, mau cium dia atau quality time sama dia sekalian.."

"Gak ada Hyung, aku cuma pengen minum minum aja dulu sebelum pulang. Cuma sedikit kok, gak akan sampai mabuk.. udah lama juga kan kita gak kumpul? Aku bakal kabarin putri kok sebelum kita pergi"

"Ya udah, aku sih gak masalah... Ajak junmyeon sekalian ya"

Chanyeol mengangguk kecil, ingatannya menerawang saat pagi tadi dia melihat istrinya pergi ke makam calon anak mereka sendirian dengan membawa buket bunga dan menangis di pusara calon anaknya.

Hatinya perih... Dia tak tahu kalau putri masih menangisi calon anak mereka bahkan setelah beberapa bulan lamanya. Karena istrinya.. selalu tersenyum dan bersikap baik baik saja, seolah dia kuat dan sudah menerima kepergian anak mereka.

.

.

--meanwhile--

Minseok yang mengetahui ada gelagat tak biasa dari Chanyeol tentu sedikit banyak merasa peka dengan kondisi ini. Bukan Chanyeol kalau dia tiba-tiba mengajak minum minum sementara Chanyeol tahu ada istrinya yang menunggu dia di rumah saat ini.

Minseok menelepon putri, hanya untuk memastikan apakah kedua adiknya ini sedang dalam mode perang atau damai saat ini.

'tuutt tuutt'

"Halo.."

"Iya oppa.."

"Hai puu, kamu dimana?"

"Di rumah oppa, kenapa?"

"Itu.. aku sama Chanyeol dan junmyeon mau pergi.. kamu tahu gak?"

"Oh.. iya oppa, aku udah tahu kok. Tadi Chanyeol udah chat aku buat minta ijin. Katanya oppa ajakin dia buat minum bareng diluar kan?"

Degg

Minseok cukup terkejut mendengar nya, dia yang mengajak Chanyeol? Bukan malah sebaliknya? Chanyeol yang mengajak bahkan setengah memaksanya untuk pergi minum bersama malam ini?

Minseok masih cukup waras untuk tidak menimbulkan perang, dia sekarang benar benar yakin jika ada yang tak beres dengan Chanyeol. Dan dia berniat membuat lelaki itu mabuk untuk bicara sejujurnya pada dirinya dan junmyeon.

"Ehmm.. iya puu, gak apa kan? Maaf ya.. aku jadi kurangin waktu berdua kamu sama Chanyeol."

"Ah.. enggak kok oppa. Santai aja"

"Ya udah, kalau gitu aku tutup teleponnya dulu ya"

"Iya oppa, hati hati.. titip Chanyeol ya oppa.."

"Sipp.. kamu tenang aja adikku sayang"

Tegas minseok sebelum dia menutup teleponnya, tepat saat Chanyeol datang ke arahnya.

"Hyung telepon siapa?"

"Adikku"

Jawab minseok singkat yang dijawab anggukan oleh chanyeol

"Ayo hyung, junmyeon Hyung udah nunggu tuh"

"Oke ayo.."

.

--skiipp--

Mereka sengaja memilih sebuah tempat yang sudah menjadi langganan member selama ini dan memesan tempat private untuk mereka semua. Minseok, bersikeras ingin mentraktir junmyeon dan Chanyeol meskipun Chanyeol lah yang mengajak nya.

"Ayo minum!!!"

Teriak Minseok bersemangat, yang tanpa diketahui oleh kedua sahabatnya itu sedang menyiapkan sebuah rencana.. dia tak akan mabuk dan memancing Chanyeol untuk jujur padanya saat ini.

Sampai..

Akhirnya yang ditunggu oleh minseok tiba.. setelah minum berbotol botol Soju dan beberapa jenis minuman keras lainnya.. hanya dirinya dan junmyeon yang masih dalam mode sadar sementara Chanyeol sudah bertingkah gila seperti biasanya saat dia sedang mabuk.

"Udah yeol, kamu jangan minum lagi. Nanti kamu gak bisa pulang ke rumah"

Ujar junmyeon mengingatkan Chanyeol. Tapi langsung ditepis oleh Chanyeol yang kembali menyambar satu botol Soju dan langsung menenggaknya habis tanpa sisa.

"Putri..."

"Hikkk... Putri... Hikk"

Chanyeol.mulai meracau memanggil nama putri.

"Putri kenapa Yeol?"

Tanya minseok yang membuat junmyeon mengernyitkan kening. Apa maksudnya?

"Dia..hikk..bohong..."

Junmyeon sekali lagi terkejut, begitu juga dengan minseok

"Bohong apa? Mana mungkin istrimu bohong padamu?"

Chanyeol menggeleng khas orang mabuk dengan tangannya yang bergerak tak karuan

"Dia bohong.. dia.. bilang..hikk.. kalau..dia baik-baik saja..kalau.. dia sudah merelakan anak kami..tapi.."

Minseok diam, dan junmyeon masih memasang tajam telinganya untuk mendengarkan saat ini.

"Dia..datang..hikk..ke..makamnya... Dan.. menangis.."

"Apa ada yang salah, kalau seorang ibu menangis di makam anaknya Yeol?"

Chanyeol menggeleng lagi

"Harusnya..aku yang mati..saat itu Hyung, bukan anakku.. harusnya.. aku yang melindungi istri dan anakku.. bukan sebaliknya.."

Jawab Chanyeol sambil menangis.. tangisnya pilu yang dia tahan sejak pagi tadi... Rasa sakit di hatinya begitu terasa saat ini.

"Dia..pasti menyesal.. karena menyelamatkan aku.. Hyung.. kalau saja.. dia tak.. menyelamatkan aku..anakku.. tak akan pergi.."

Lanjut Chanyeol lagi, hingga kini minseok duduk mendekati nya.

"Putri tidak mungkin menyesal Yeol, lagipula ini bukan kesalahanmu. Ini takdir, dan putri.. melakukan itu.. karena dia mencintai kamu dan gak mau kamu terluka..."

"Aku..hikk.. yang membuat anakku pergi.. aku..yang membuat istriku.. menangis setiap hari.. dan sakit..Hyung..."

Tangis Chanyeol pecah saat itu, tubuhnya bergetar.. hingga minseok dan junmyeon harus menenangkan dirinya dan memeluk tubuh besar Chanyeol itu sekarang.

"Jangan berkata begitu Yeol... Itu akan menyakiti istrimu.."

.

--meanwhile--
--pukul 1 pagi--

Putri masih terus mondar mandir dan beberapa kali meneguk air mineral sambil terus memandangi jam dinding.

"Kenapa kamu belum pulang juga.."

Sampai..

Cklek

Chanyeol datang, kondisinya sudah sangat berantakan.. bau alkohol juga tercium sangat jelas dari sekujur tubuh terutama mulutnya.

"Sayang kamu.."

Plakkk

Chanyeol menepis tangan putri dengan kasar, membuat putri terhenyak kaget

"Kamu kenapa?"

"Kamu.. bohong.."

"Apa?! Apa maksudmu? Aku gak ngerti"

"Kamu bilang kalau kita harus jujur kan?! Lalu kenapa kamu membohongi aku!!!!"

Chanyeol kini berteriak tepat di depan wajah istrinya yang mulai ketakutan..

"Chan.. aku.. gak ngerti.."

"Seharusnya aku yang mati!!!"

"Chan.. aku mohon, kamu jangan bicara aneh aneh.. kamu mabuk sekarang, ayo masuk dulu"

"Diam!!!!"

Air mata putri hampir saja luruh... Mata Chanyeol kini berubah merah dan sangat tajam. Hampir saja putri tak mengenali suaminya lagi saat ini

Sampai...

"Chanyeol!!!!"

.

.

.

LANJUT?

VOMMENT JUSEYO

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top