29. HURT HEART
Hai
Lanjut
.
.
.
"Chaaann.."
Putri memanggil nama Chanyeol berulang kali karena dia merasakan ranjang di samping tempatnya tidur kini kosong dan agak dingin. Menandakan lelaki tinggi yang berstatus suaminya itu sudah pergi dalam jangka waktu cukup lama
"Mck, kemana sih"
Putri berdecak dan langsung menyambar ponselnya hanya untuk menghubungi Chanyeol
'tuutt tuutt'
"Hal-"
"Kamu udah bangun sayang?"
Tanya Chanyeol tanpa menyapa putri terlebih dahulu
"Dimana?"
"Di hatimu"
"Serius ih"
"Hehehe.. lagi menunaikan kewajibanku sebagai suami dan calon ayah yang baik sayang"
"Maksudnya? Kamu berangkat kerja?"
Putri menajamkan telinganya dan membuka lebar indera pendengarannya untuk menelisik suara yang agak bising di belakang suara Chanyeol yang berada di ujung telepon itu.
"Itu bukan dorm kan? Bukan gedung SM juga? Berisik banget sih, kamu dimana?"
"Itu aku, eh-- bentar ya. Nanti aku langsung pulang kok. Udah dulu ya sayang.. jangan lupa mandi sama sarapannya di makan"
"Tapi--"
Tuuut tuuut tuutt
Astaga, putri benar benar ingin menyumpah serapahi suaminya saat ini karena tidak menjawab dimana keberadaan nya dan malah menutup teleponnya secara sepihak.
"Dia dimana sih"
Putri yang masih menggerutu itu melirik jam dinding dan melihat ini bahkan masih pagi menurutnya.
Jam 8 pagi, dan salju turun di luar sana. Heol.. siapa orang yang mau pergi berjalan-jalan di waktu seperti ini? Bahkan putri sekarang saja sangat malas menapakkan kakinya ke dalam kamar mandi untuk sekedar menyapa hangatnya air yang bisa menyegarkan tubuhnya.
Wanita itu kembali menatap ponselnya dan mencoba lagi mengubungi chanyeol.
Tersambung...
Tapi tidak di angkat.
Sampai putri akhirnya melakukan spam chat pertama kalinya setelah bertahun-tahun menjalin hubungan dengan Chanyeol.
Sayang, kamu dimana sih? Ngapain?
Kamu sama siapa sih? Kenapa gak pamitan dulu tadi?
Chan, jangan bikin aku khawatir bisa kan?
Ya Tuhan Chanyeol, apa susahnya angkat telepon aku sih?
Chan please.. kamu mau aku gila disini?
Pokoknya aku mogok makan sampai kamu pulang! Terserah kalau kamu mau marah atau apa!!
Serius chanyeol, jangan buat aku jadi negatif thinking sama kamu dong.
Astaga..
Chanyeol nyebelin!!!
Aku benci kamu!!
Gak usah hubungin aku lagi!
Kamu pulang, aku udah gak ada di rumah!!
Kira kira begitu isi sebagian kecil chat yang putri kirimkan untuk chanyeol. Dan ajaibnya, terkirim tapi tidak dibaca sedikitpun atau bahkan di balas...
Sumpah, putri mungkin sekarang akan jadi perempuan normal yang berpikir suaminya sedang main serong di luar sana dengan gadis lain yang lebih seksi dan cantik di banding putri.
"Bodo amat, aku benci Chanyeol!!!"
.
.
--meanwhile--
Di sebuah tempat, Chanyeol terus berjalan kaki menuju ke sebuah tempat mengikuti seorang nenek yang bertugas menunjukkan jalan
"Masih jauh?"
"Oh, itu.. rumahnya sudah terlihat"
Wajah chanyeol berbinar. Akhirnya...
Dengan langkah cukup cepat. Lelaki itu terus berjalan menuju ke sebuah kedai kecil di depan sebuah rumah.
"Yoong-aaa.. ada pelanggan!!"
Teriak nenek itu dan kemudian tak lama, Chanyeol melihat ada seorang wanita paruh baya yang mungkin saya dengan ibunya keluar tergopoh-gopoh.
"Dia mencari makanan"
Ucap nenek itu lalu pergi setelah nya.
.
"Jadi kamu mau beli sate ayam?"
Tanya ahjumma yang di sapa Yoong itu pada Chanyeol
"Iya.. apa disini menjual sate ayam?"
"Iya, tapi sambalnya menggunakan sambal kacang. Apa kamu suka?"
Wajah chanyeol tampak sangat berbinar
"Oh.. aku justru mencari yang itu. Istriku menginginkan itu"
Ahjumma itu tersenyum
"Ah.. jadi untuk istrimu?"
"Iya.. dia orang Indonesia jadi dia mencari yang seperti itu"
Ucap Chanyeol dan membuat sang ahjumma terkekeh
"Mendiang suami ku juga orang Indonesia. Itu sebabnya aku tahu resep ini.."
Chanyeol mengangguk kecil tanda memahami ucapan ahjumma itu.
"Jadi, kamu mau berapa tusuk?"
.
.
--skiipp--
Di sela rasa jengkel, khawatir, kesal, emosi yang kini bercampur jadi satu dan putri rasakan...
Bel pintu apartemen nya berbunyi.
Dia yakin itu bukan chanyeol. Untuk apa membunyikan bel di rumahnya sendiri kan?
Cklek
Dan benar saja...
Di hadapan putri sekarang sudah berdiri sosok Arya yang memang berjanji untuk berkunjung hari ini.
"Eh.. kamu?"
Sapa putri dengan senyuman yang tak secerah biasanya.
"Masuk dulu"
"Oh iya, makasih.. suami kamu mana?"
Pertanyaan Arya kini sukses membuat hati putri tercekat.
"Lagi keluar"
Jawab putri sekenanya. Benar kan? Dia juga tak tahu kemana makhluk bertelinga lebar itu berada sekarang, sedang apa, bersama siapa, berapa lama dia pergi.. aahhh.. memikirkan urusan saja membuat putri pening.
"Kamu baik baik aja?"
Tanya Arya yang melihat raut wajah putri yang agak pucat
"Oh.. iya gak apa kok"
Jujur, putri lapar dan rasanya lemas.. yup, perempuan itu menepati ucapannya yang tak akan makan sebelum suaminya pulang. Katakanlah dia kejam atau jodoh mungkin. Tapi biar saja, biar Chanyeol tahu...
"Uhmm puu"
"Hmm?"
"Ini.. aku sekalian mau antar ini buat kamu sama suami kamu"
Ucap Arya sambil mengangsurkan sebuah undangan pernikahan dari dalam tas nya.
"Kamu mau nikah? Serius? Kirain udah nikah kamu"
Arya terkekeh
"Belumlah, orang yang pengen aku ajak nikah udah nikah duluan dan mau punya anak kok."
Jawab Arya dan putri terhenyak. Bukan.. bukan ge-er, hanya terkejut.
"Eh serius? Siapa ceweknya? Bodoh banget deh, masa menyia-nyiakan cowok kayak kamu gini?"
Tanya putri dengan wajah tanpa dosanya dan tak mempedulikan perubahan raut wajah sahabatnya itu.
"Anak kampus"
"Kampus kita? Satu jurusan gak? Kok aku gak pernah tahu sih"
"Hahaha.. udah ah, lupain aja."
"Yeuu, kamu mah.. jangan gitu dong. Kan aku jadi penasaran. Inisial aja deh.. kalau gitu"
Pelet putri karena rasa penasaran nya yang memang sangat tinggi sekarang
"Itu.."
"Hmm?"
"Kamu puu.."
Putri yang masih fokus itu kini mulai menatap Arya dengan pandangan 'bercanda ya Lo?'
"Aku serius puu"
Seolah bisa membaca isi pikiran putri, Arya kini menatap putri dengan pandangan sendu
"Ya, kamu..."
"Bodoh kan? Emang, aku akuin kok. Aku udah tahu lagi, soal pernikahan kamu sama dia.. ya.. mana mungkin sih puu, aku gak tahu. Secara suami kamu itu publik figur yang terkenal bahkan di seluruh dunia. Banyak temen kerja aku yang jadi fans suami kamu nangis waktu kalian umumin soal pernikahan kalian dulu. Termasuk aku.."
Putri terkejut.. dia bahkan tak mampu mengeluarkan satu patah katapun sekarang. Ini.. bukan pernyataan cinta kan?
"Aku sengaja buat liburan kesini dan niat memang mau cariin kamu. Sekedar memastikan aja sih, kalau kamu emang udah bahagia dan buat meyakinkan perasaan aku sendiri sebelum aku melangkah ke pernikahan sama calon istri aku"
"Kamu gak lagi ngerjain aku kan?"
Kalimat itu spontan putri ucapkan dan membuat Arya malah menggenggam erat tangan putri
"Kamu anggap aku lagi bercanda ya?"
Putri mengangguk singkat
"Aku serius puu. Aku dulu kerja itu juga rencananya kalau udah sukses aku mau lamar kamu. Tapi.. kamu udah keburu pindah ke Korea sama Dimas dan aku terlalu fokus sama pekerjaan aku sampai akhirnya.. aku tahu kalau kamu nikah sama Chanyeol."
"Kamu tahu jawaban aku ya"
Putri melepaskan tangan Arya dan menegakkan tubuhnya.
"Iya.. aku cuma"
"Pergi aja ya, maaf.. aku bukannya usir kamu dari sini. Tapi aku punya suami, kalau kamu datang kesini sebagai sahabat aku kayak dulu. Aku akan buka pintu rumah aku selebar mungkin buat kamu. Tapi sekarang? Aku akan tutup rapat pintu rumah aku dan juga pintu hati aku buat cowok manapun selain suami aku"
Arya tersenyum tipis
"Oke, aku pergi dulu. Tapi.. aku boleh peluk kamu gak?"
Putri memundurkan tubuhnya dan menggeleng kuat
"Ya udah, aku pamit dulu. Sehat-sehat sama bayi kamu dan suami kamu ya"
Ucap Arya sebelum akhirnya beranjak meninggalkan apartemen putri.
.
--meanwhile--
Chanyeol mengulas senyuman di balik pintu.
Lelaki itu sudah kembali dan melihat Arya duduk berhadapan dengan istrinya. Walaupun tak mengerti dengan apa yang mereka bicarakan, dari gerakan tubuhnya Chanyeol tahu ada sesuatu yang Arya katakan
Tapi..
Reaksi putri, meruntuhkan segala rasa khawatir yang sempat menyelinap di relung hatinya.
"Makasih banyak bee.. makasih.."
.
.
.
LANJUT?
VOMMENT JUSEYO
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top