Prologue
Gelap.
Aku tidak mengerti, kenapa aku bisa ada di sini. Sebuah tempat tak berdasar yang sangat gelap dan juga dingin. Bahkan aku sendiri juga tidak bisa merasakan lagi anggota tubuhku. Apa mereka masih lengkap? Entahlah, aku tidak tahu karena kegelapan ini tidak bisa membuatku melihat sama sekali.
"Grace Walker, umur 25 tahun, bekerja sebagai pelayan cafe namun di pecat karena sering memecahkan barang-barang yang ada di sana, dan juga seorang jomblo."
Itu kan ... kenapa saat aku mendengar hal itu sangat kesal, ya? Aku tahu itu b-benar tapi tetap saja itu membuatku sangat kesal. Lagipula setidaknya aku sudah berhasil mendapatkan pekerjaan yang kuinginkan meski dalam beberapa jam aku langsung di pecat. Mengingat hal yang sempat terlupakan olehku itu ternyata sangat tidak menyenangkan.
Tetapi orang yang mengatakan itu ada di mana? Bagaimana dia tahu tentangku kehidupanku? Argh, kenapa tempat ini sangat gelap? Aku kan jadi sulit untuk melihat yang ada disekitarku.
"Grace."
Suara itu kembali muncul dan di saat yang bersamaan sebuah cahaya yang menyilaukan tiba-tiba saja muncul dan berubah bentuk menjadi seorang pria yang sangat tampan.
"Oi, apa kau tidak mendengar panggilanku?"
Pria itu kembali berbicara lalu aku menggeleng pelan. Bukan berarti aku tidak mendengarnya, melainkan aku terlalu fokus dengan apa yang ada di hadapanku saat ini. Seorang pria dengan pakaian serba putih, memiliki sayap putih yang sangat besar dan terkesan lembut, wajahnya nan tampan, lalu rambut silver dan mata biru yang indah membuatnya terlihat semakin tampan.
"Aku tahu kalau aku itu tampan, tapi setidaknya jawab panggilanku. Apa kau bisa bicara?" ucapnya lagi dengan nada jengkel membuatku kembali tersadar dan segera saja menganggukkan kepalaku.
Mulutku terbuka hendak mengeluarkan suara tapi entah kenapa kerongkonganku terasa kering saat ini, namun jika aku tidak menjawab panggilannya juga mungkin dia akan marah lagi padaku.
"T-tentu saja bisa," jawabku dengan suara serak membuatnya mengernyitkan dahinya tak yakin.
"Kalau begitu langsung saja, apa benar namamu Grace Walker, umur 25 tahun, bekerja sebagai pelayan cafe namun di pecat karena sering memecahkan barang-barang yang ada di sana, dan juga seorang jomblo?" tanya pria itu dengan santainya dan aku juga baru menyadari kalau dia memegang secarik kertas dan sebelah tangannya lagi memegang sebuah pena yang berbentuk bulu angsa yang putih.
"I-itu benar, kecuali jomblonya," jawabku gugup. Setidaknya aku pernah kencan buta meski selalu berakhir mengenaskan.
"Pfft, kecuali jomblo?" ulangnya yang tampak menahan tawa lalu kembali serius menatap ke arahku, "dengar, aku tahu apa yang kau pikirkan saat ini dan yang bisa ku jawab saat ini adalah kau sudah meninggal. Tapi aku bisa merubahnya dengan membuatmu hidup hanya saja bukan di dunia yang sebelumnya kau tinggali tapi dunia lain. Kau akan melakukan perpindahan roh dengan seseorang dan menjalani kehidupannya tapi jika kau tidak mau maka tugasku yang berikutnya adalah membawamu ke akhirat," jelasnya panjang lebar membuat isi kepalaku terasa blank.
Aku sudah meninggal? Kapan? Dimana? Bagaimana? Dan kenapa? Kenapa aku tidak tahu kalau aku sudah meninggal? Seharusnya aku duluan yang tahu tapi bagaimana bisa dia tahu lebih dulu? Itukan curang.
"Hei, kenapa kau mengatakan kalau aku sudah meninggal? Memangnya kapan aku meninggal dan juga siapa kau sebenarnya?" tanyaku yang tampak kesal. Bagaimana tidak kesal jika aku dibilang sudah meninggal, sungguh candaan yang tidak mengenakkan.
"Kapan? Kau meninggal tepat di hari ulang tahunmu sendiri, 23 Maret. Saat itu, kau mendapatkan tiket diskon untuk belanja harian di sebuah toko namun naasnya tiket itu malah lepas dari tanganmu dan akhirnya jatuh di jalanan akibat di terbangkan oleh angin. Karena kau terlalu sibuk mengejar tiketmu maka di saat itu pulalah kau mengalami kecelakaan karena di tabrak truk pengangkut barang. Ngomong-ngomong sebelum itu kau juga sudah tersandung batu sebanyak tiga kali, lalu menabrak tiang jalanan sebanyak dua kali dan kini kau mati di tabrak truk. Apa hari itu hari sialmu, Grace?" tanya pria itu tak habis pikir lalu ia juga teringat satu hal lagi tentang siapa dirinya.
"Dan aku adalah Angelius, seorang malaikat yang terlalu tampan. Jadi jangan sampai jatuh hati padaku, ya. Karena itu sangat merepotkan," ujarnya lagi dengan kepercayaannya yang sangat tinggi.
Dasar malaikat terlalu jujur, kenapa juga dia mengatakan kejadian sebelum aku meninggal? Aku kan malu. Dan lagi, apa dia bilang barusan? Malaikat tampan? Cuih, aku tidak akan pernah mengakuinya kalau dia memang tampan.
"Jadi begitu, ya," jawabku pada akhirnya dengan nada lemas.
"Jadi apa jawabanmu, kau masih ingin hidup atau tidak?" tanya Malaikat Angelius itu padaku.
Tawaran yang diberikan Angelius terlihat sangat menarik, biasanya aku harus berusaha bekerja keras untuk mendapatkan pekerjaan tapi kini aku telah mendapatkan penawaran yang bagus.
"Tentu saja aku masih ingin hidup!" jawabku penuh keyakinan. Siapa juga yang mau menolak jika kembali di hidupkan lagi meski di dunia lain, selain itu aku juga masih menaruh harapan semoga aku bisa mendapatkan seorang kekasih agar tidak dikatakan jomblo lagi dengan malaikat satu ini.
Malaikat itu -- Angelius mengangguk mengerti lalu menatapku dengan tatapan menilai. Dan tiba-tiba saja dia tersenyum, senyuman yang terlihat mengerikan. Aku tidak tahu apa yang dipikirkannya tapi kurasa ini sangat buruk.
"Baiklah kalau begitu. Lagipula aku juga sudah tahu kalau kau akan memilih untuk tetap hidup karena tidak mau dibilang jomblo lagi olehku. Selain itu aku juga sudah tahu tubuh siapa yang harus kau masuki. Tugasmu hanya satu, yaitu mengubah kehidupannya. Itu saja. Tapi jika kau melakukan kesalahan maka kau akan mati untuk kedua kalinya," ucapnya dengan senyuman innoncent lalu tangannya mulai mengeluarkan cahaya membuat mataku terasa perih dan rasa sakit yang sebelumnya belum pernah kurasa kini terasa menyakitkan di seluruh tubuhku.
"Aaarrrggghh!!!"
"Selamat tinggal, Grace. Aku harap untuk kehidupan keduamu jadi lebih baik dari sebelum ini tapi jika kau terlalu ceroboh dan melakukan kesalahan maka kita pasti akan bertemu kembali jadi ... jangan cepat-cepat mati, ya~ karena itu merepotkan." Kata-kata terakhir Angelius masih tertangkap di indera pendengaranku namun tak lama kemudian semuanya terasa senyap.
Tbc
Yo yo yo ....
Kembali lagi bersama Chika~
Kali ini Chika membawakan sebuah cerita fantasi dengan tema menuju dunia lain but ....
Ini masih dalam progress, okay~
Chika juga tidak mengerti kenapa Chika buat yang kayak gini tapi mungkin ini karena Chika lagi keseringan baca manga tentang isekai kali.
Yah, untuk saat ini hanya itu yang bisa Chika suguhkan. Hope you like it ^^
More information : SUPER SLOW UPDATE FOR ALL MY WORKS!!!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top