17

Nilluki PoV
Neon lebih sering bertengkar dengan ayahnya, sekarang ayahnya telah kehilangan pekerjaan karna Neon telah kehilangan kekuatannya.

Neon terlihat frustasi karna tekanan dari ayahnya yang memaksa untuk mengembalikan kekuatan Neon.

Seperti biasa saat malam tiba, aku dan Kurapika akan bertemu di dapur hanya sekedar menghabiskan minuman yang kami buat dan berbincang santai.

Kurapika adalah pria yang baik, dia menceritakan semua masa lalunya dan tujuannya sampai rencana kedepannya.

Dia menggenggam tanganku, perasaan hangat mengalir memenuhi dada.

"Maafkan aku" -Kurapika

Dia mendekatkan wajahnya ke wajahku, deru nafasnya mengenai pipiku menyebabkan semburan merah.

Dia menjilat ujung bibirku, wajahku terasa panas menahan malu.

"Kau meninggalkan bekas susu coklat di ujung bibirmu" -Kurapika

Dia mengalihkan pandangannya, salah satu tangannya menutupi wajah sedangkan tangan lainnya masih menggenggam tanganku.

Aku menyentuh tempat yang di jilat, aku masih dapat merasakan saat lidahnya menyentuh ujung bibirku.

"Hei" -Nilluki

Kurapika menoleh kearahku, aku mengecup bibirnya dengan cepat.

"Selamat malam Kurapika" -Nilluki

Aku meninggalkannya sendiri di dapur dan kembali ke kamarku. Ku tenggelamkan wajah ini di bantal dan berteriak sekencang kencangnya mengingat kejadian tadi. Rasanya aku akan mati detik ini juga mengingat ini pertama kalinya kami berciuman.

Pagi harinya Neon menangis saat melihatku, dia terlihat marah saat aku mendekat kearahnya.

"Ada apa Neon? Apa yang terjadi padamu?" -Nilluki

"Kau jahat Nilluki, kau bermesraan dengan pria lain di saat aku terpuruk. Ayah juga jahat memaksaku mendapatkan kekuatan kembali..." -Neon

"...Nilluki sudah tidak memperdulikan aku lagi!" -Neon

Neon menangis aku langsung meraihnya dalam pelukanku, mengusap punggungnya berusaha menenangkan. Aku tidak tahu kalau selama ini Neon memata-matai aku dan Kurapika.

"Neon aku akan selalu menjadi temanmu, aku tetap menyayangi mu. Kumohon kau jangan berpikiran hal buruk pada kami" -Nilluki

Neon masih menangis dalam pelukanku dan tertidur karna kelelahan. Aku menyelimuti nya dan pergi dari kamar Neon.

Kurapika juga sedih melihat keadaan Boss nya yang cukup mengenaskan.

***

Pagi harinya aku mengunjungi kamar Neon seperti biasa, tapi gadis bersurai biru itu tidak ada di tempatnya. Eliza juga sudah mencari kemana-mana tapi tidak dapat menemukannya.

Aku dan Kurapika mencari Neon bersama, aku takut kalau seseorang menculiknya dan beranggapan kalau Neon masih memiliki kekuatannya.

Aku mendapat pesan dari Neon, itu melegakan. Tapi aku salah, isi pesan Neon adalah menyuruhku dan Kurapika pergi ketempat yang telah di tuliskan alamatnya.

Aku segera pergi kesana dengan Kurapika, itu adalah tempat dengan tebing bebatuan tinggi dan Neon tepat di atasnya.

Aku membujuk Neon untuk segera turun dengan perlahan, Neon menggeleng dengan kuat. Rambutnya terurai berantakan tidak seperti biasanya.

Kurapika segera menghampiri Neon yang berada di atas, aku tetap di bawah membujuk Neon agar dapat berpikir jernih.

"Aku sudah lelah dengan semua ini, papa hanya memanfaatkan kekuatanku, aku kehilangan temanku, karna ke egoisanku banyak orang yang kehilangan nyawanya, aku telah membuat Eliza bersedih dengan kematian Squala. Aku memang bukan anak yang baik, aku anak jahat yang pantas di hukum." -Neon

Saat Kurapika hendak meraih Neon, dia kehilangan keseimbangannya. Aku berteriak karna terkejut melihat Neon jatuh dari ketinggian itu.

Ribuan daun menyelimuti Neon melindunginya dari benturan keras. Tubuhku seperti disinari cahaya Hijau, berteriak berusaha mengendalikan daun-daun itu.

Neon telah sampai di tanah, hanya beberapa goresan kecil tapi dia berhasil selamat. Kepalaku terasa berputar putar dan semuanya menjadi menggelap.

***

Kurapika PoV
Nilluki kelelahan setelah menyelamatkan nyawa Boss. Sudah hampir seminggu dia tidak sadarkan diri.

Neon berubah menjadi pendiam dan tidak dapat di dekati, saat ada yang mendekatinya dia akan ketakutan seperti melihat monster. Aku merasa sedih saat melihat boss ku berubah seperti itu.

Aku masih setia menjaga Nilluki di rumah sakit terdekat, Leorio juga ikut membantu mengawasi perkembangan Nilluki.

Aku hanya dapat berharap atas kesembuhan Nilluki agar dia dapat segera sadar.

Malam telah tiba, Leorio kembali ke hotelnya meninggalkanku tertidur di sofa rumah sakit. Seseorang seperti menghalangi cahaya bulan yang masuk, aku melihat Nilluki berdiri tepat di jendela yang terbuka.

"Nilluki!" -Kurapika

Aku memanggil namanya, mata jingga nya berubah menjadi hijau. Aku segera memeluknya, dia menangis dalam pelukanku.

"Maafkan aku karna membuat kalian khawatir" -Nilluki

"Tidak papa, aku sangat senang kau kembali sadar." -Kurapika

Ku usap surainya yang lembut, melepas kecemasan yang selama ini menghantuiku.

Ke esokan harinya kami kembali ke rumah keluarga Nostrade, Nilluki sangat sedih melihat kondisi Neon yang tidak bisa dibilang baik-baik saja.

Kami menyesali karna tidak dapat melindungi Neon dengan baik.








Ok buku ini dah tamat.. Tapi boong :)
Masih ada chapter "Epilog" Yg bisa bikin kalian baper :3

By: Au

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top