16

Nilluki PoV
Aku sudah sampai di tempat Tuan Nostrade, Eliza yang membukakan pintu untukku. Aku menanyakan keadaan Eliza sekarang, dia hanya tersenyum lemah dan aku menyemangatinya.

Aku mengunjungi kamar Neon, dia sedang memainkan Ponselnya.

"Hai Neon" -Nilluki

"Nilluki!" -Neon

Kami saling berpelukan melepas rindu, padahal hanya beberapa hari saja aku meninggalkan rumahnya. Kami bermain seperti biasa.

"Neon bisakah kau meramalku?" -Nilluki

Neon menjentikkan jarinya seolah-olah itu adalah hal yang mudah.
Aku melihat ke arah pintu, pria bersurai pirang itu berdiri menatapku.

"Neon kita lanjutkan nanti ya" -Nilluki

Aku segera pergi menemui Kurapika di balkon rumah Tuan Nostrade. Kami melepas rindu disana, saling berpelukan dan menanyakan kabar masing-masing.

Aku memarahinya karna tidak pernah menjawab telfon dariku, dia meminta maaf dan mengusap surai hitamku.

Aku memintanya menceritakan kejadian saat dia melawan para anggota Genei Ryodan. Dia berkata kalau Killua dan Gon sempat di culik oleh anggota Laba-laba, mereka membuat kesepakatan dengan menukar boss dari Genei Ryodan dengan mengembalikan Killua dan Gon.

Kurapika juga berhasil melumpuhkan Nen boss dari anggota Laba-laba. Dia tidak menceritakan bagian saat dia sakit, tapi aku tahu dia tidak ingin membuatku khawatir.

Aku bertanya padanya apa yang dilakukan Killua setelah melawan Genei Ryodan, dia bilang kalau Killua dan Gon sedang berlatih untuk game Greed island.

Aku tahu game itu, itu adalah game langkah yang harganya sangat mahal. Aku yakin Milluki pasti tidak sanggup membelinya.

Senritsu muncul tiba-tiba di belakang kami.

"Aku suka mendengar alunan melodi hati kalian yang lembut" -Senritsu

Kami terkejut dengan kehadirannya, dia melihat kami secara bergantian, wajahku memerah.

"Aku tidak tahu apa yang terjadi diantara kalian, tapi melodi hati kalian saling melengkapi dan tercipta alunan yang sempurna, dapat membuat siapapun yang mendengarnya tenang di bawah alam sadar" -Senritsu.

Kurapika tersenyum, aku memalingkan wajah menahan rasa malu. Senritsu segera pergi saat melihat wajah memerahku.
Kurapika yang melihat ekspresi ku segera mencubit kedua pipiku.

"Swakit krapivika" -Nilluki

"Haha kamu sangat mengemaskan" -Kurapika

Aku kembali ke kamar Neon, dia terlihat sedih akan sesuatu. Aku bertanya apa yang membuatnya sedih. Neon hanya menggelengkan kepalanya.

"Bagaimana kalau kita lanjutkan ramalan tadi" -Nilluki

Aku menyarankan hal itu agar Neon kembali senang, dia mengambil kertas dan pulpen dengan malas.

Dia berusaha berkonsentrasi namun tidak terjadi sesuatu yang seharusnya terjadi, aku dan Neon dibuat kebingungan karna Neon tidak dapat memanggil Nen-nya.

Dia masih berusaha dan berusaha tapi tidak membuahkan hasil.

Aku melaporkan kejadian itu pada Tuan Nostrade, dia terkejut saat mendengarkan kalau kekuatan Neon menghilang.

Dia menghampiri kamar Neon dan terjadi keributan disana. Aku tidak bisa masuk karna memang itu bukan urusanku.

Aku menunggu di luar bersama Kurapika dan Senritsu, mereka juga terkejut saat mendengar hal itu.

Setelah Tuan Nostrade keluar, aku memasuki kamar Neon dan menenangkan gadis itu yang sedang menangis. Baru pertama kali aku melihat Neon sedih, itu membuatku sesak karna melihat temanku menderita.

***

Beberapa hari kemudian keadaan keluarga Nostrade semakin memburuk, semua barang berhamburan di mana-mana.

Kurapika menerima telfon dari seseorang, aku memutuskan untuk meninggalkannya dan mengunjungi kamar Neon

"Aku tidak mengerti, kenapa aku tidak bisa menggunakannya lagi" -Neon

Dia sedang memutar-mutarkan pulpennya, tersirat kesedihan dimatanya yang indah. Aku baru pertama kali melihat mata itu.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top