30.Bersatu Kembali
Furuka keluar dari toilet, dia hendak berjalan menuju kelasnya namun seseorang tiba-tiba memanggilnya
"Oi Bubble"Furuka menoleh dia melihat Ayato sedang berlari mengejarnya
"Ayato-kun? Kau memanggilku?"tanya Furuka saat Ayato telah ada didepannya, Ayato mengangguk lalu mencengkram tangan Furuka dan berteleportasi ke dapur
"Eh? Bagaimana-"
"Diam dan buatkan ore-sama takoyaki!!"Ayato mengatakan dengan nada memerintah, Furuka mengangguk lalu mulai membuat
30 menit kemudian
"Ini, silakan dimakan"Furuka menaruh sepiring takoyaki di depan Ayato, Ayato mengambil satu tusuk lalu memakannya
"Ini sangat enak!!!!"mata Ayato berbinar senang dia pun mulai memakan takoyaki buatan Furuka "Arigatou"
Furuka membereskan peralatan yang tadi digunakannya sesekali dia melirik ke arah Ayato
"Oi Bubble aku haus"Ayato menyudutkan tubuh Furuka ke lemari yang ada di dapur,sementara Furuka terkejut dan mencoba melepaskan dirinya
Namun apalah daya, kekuatan Ayato lebih besar daripada kekuatan miliknya, perlahan Ayato melepaskan dasi milik Furuka dan membuka satu kancingnya menampakkan leher dan bahu Furuka yang putih. Wajah Ayato mendekat ke leher Furuka lalu meniupnya kecil membuat Furuka gemetar
CTAK
Ayato menancapkan taringnya ke leher Furuka dan membuat Furuka mengigit bibir bawahnya untuk tak mengeluarkan suara kesakitan
"Sudah kukatakan jangan lakukan hal itu"suara datar itu datang dari pintu dapur, dengan segera Ayato pun melepaskan taringnya dan melihat siapa yang menengurnya tadi
"Reiji.....-san"Furuka bersandar lemas pada wastafel dapur, dia berusaha untuk bangun tadi Ayato telah menghisap darahnya cukup banyak dan membuatnya pusing perlahan matanya meredup dan
BBRRUKK
Furuka jatuh pingsan karena kehilangan banyak darahnya dihadapan Reiji, Reiji melirik tajam Ayato yang berdecih tak suka "Iya iya aku akan membawanya ke UKS!"Ayato pun mengangkat tubuh lemah Furuka lalu berteleportasi menuju UKS meninggalkan Reiji sendirian di dapur
🌟🌟🌟
Furuya berjalan di koridor sekolah dengan tenang dia hendak kembali ke kelasnya namun ditengah perjalanan dia melihat Ikaru dan Ruki sedang berciuman mesra di depannya
Furuya hanya diam ditempatnya untuk beberapa detik, dia kemudian berjalan memutar menuju taman belakang
Disana Furuya duduk dibawah sebuah pohon dia menekuk lututnya dan membenamkan wajahnya disana, tak lama air matanya turun menuruni pipi pucatnya dia hanya diam sambil memandang kearah langit membiarkan air matanya jatuh begitu saja
"Pembohong... "
"Furuya benci itu... "
"Dikhianati... "
"Furuya benci itu... "
"Dicampakkan... "
"Furuya benci itu... "
"Dilupakan... "
"FURUYA BENCI HAL ITU!!!"
BBRRRAAKKK
Furuya melepaskan kemarahannya dengan cara memukul pohon yang ada dibelakangnya, pohon tersebut hanya bergetar kecil. Tentu saja hanya bergetar mana mungkin pohon sebesar itu roboh hanya dengan kekuatan kecilnya?! Jangan bermimpi!
Furuya tetap diam dengan posisi yang masih memukul pohon itu, biarkan saja buku-buku tangannya lecet ataupun retak dia tak peduli! Dia hanya merasakan satu kesakitan melihat Ruki dan Ikaru tadi membuat hatinya yang telah hancur bertambah hancur!
"Hiks... Furuya memang ternak...hiks... Ternak tak berguna! Hiks... Kenapa dulu kau mencintai Furuya?! Furuya hanya ternak bodoh yang selalu membahayakan dirinya! Furuya hanya kantong darah berjalan bagimu!! Furuya benci kau!!! Furuya benci! Furuya benci Ruki Mukami! RUKI SIALAN!!!!"
BUUAAAGGHHHH
Dia kembali menendang pohon tadi dengan kakinya
KKRRAKK
Furuya jatuh ke tanah, dia yakin tulang kakinya telah patah setelah menendang pohon tadi, Furuya tertimbun beberapa dahan pohon yang jatuh namun dia tetap tersenyum
"Furuya benci Ruki... "Dan dengan begitu Furuya pun pingsan disana. Tak lama seseorang menggendongnya dan menghilang
🌟🌟🌟
Furuya membuka kedua matanya, dia berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk ke retinanya tak lama pandangannya mulai normal. Furuya melihat ke kiri dan ke kanan semua serba putih dan ada sebuah kaca buram yang menampakkan dua orang sedang berbicara. Furuya menghela nafas dia tahu dia dimana dia pun mengangkat salah satu tangannya dan melihat
Tangannya diperban.
Itu berarti buku-buku jarinya patah dan itu pasti akan membutuhkan waktu yang lama
"Ah Neko-chan kau telah bangun"suara Kou terdengar dari pintu, Furuya menolehkan kepalanya dan melihat Kou dengan seorang dokter didekat pintu
"Yang menolong Furuya Kou-kun?"
"Neko-chan~ kau tadi kenapa sih? Aku cemas lho~"kata Kou sambil mengelus surai biru Furuya, Furuya tersenyum kecil "Daijobou Kou-kun"
"Sakamaki-san Mukami-san saya permisi dahulu"dokter tersebut membungkuk hormat lalu pergi meninggalkan ruang rawat Furuya
"Ne~ Neko-chan bagaimana kalau setelah kau baikan kita ke mansionku? Kau sudah lama tak kesana lho~"tawar Kou dengan ceria Furuya berpikir sejenak sebelum akhirnya mengangguk "Ok! Aku juga rindu dengan Yuuma-kun dan Azu-kun"Kou mengeryit heran biasanya jika Furuya kesana orang pertama yang dia rindukan adalah Ruki tapi Ah ya Ruki memiliki Ikaru sudah pasti dia lupa akan Furuya
"Ne Kou-kun Furuya juga rindu Kou-kun kok! Nggak usah pasang muka cemberut kayak gitu dong~"Furuya menoel-noel pipi Kou, Kou segera sadar dan tersenyum "Siapa yang cemberut? Aku nggak cemberut kok Neko-chan sotoy deh"
Furuya tertawa kecil "Nggak tuh Furuya nggak sotoy Kou-kun aja yang tsundere~ ya nggak?"
Kou tersenyum "Siapa yang tsundere? Aku nggak tsundere kok"Furuya menepuk lengan Kou lembut "Mana ada tsundere mengaku Kou-kun ahahaha"Furuya tertawa melihat rona merah tipis dikedua pipi Kou dan itu membuatnya mengemaskan! Orang lain pasti akan gemas dan menyukai Kou jika dia seperti itu
"Sudah ah aku mau ke Suba-chan aja"
"Accieeee yang nyariin~ Kou-kun sama Suba-nii ada hubungan apa nih~"
Kou menutup mulutnya karena keceplosan berbicara dia segera menggeleng keras "Nggak! Lu-lupakan! Lupakan perkataanku tadi"katanya Agak gelagapan
Furuya tertawa sekali lagi melihat tingkah Kou yang gelagapan "Baiklah~"
.
.
.
.
.
.
Malam berikutnya Furuya sudah diperbolehkan pulang dan seperti yang dikatakan Kou, mereka menuju Mansion Mukami setelah ijin ke Reiji
"Ayo kita turun Neko-chan"
"Um!"
Mereka berdua turun dari limosine dan berjalan ke dalam mansion berdampingan
"Ne Kou-kun kau tak sekolah?"Furuya bertanya pada Kou yang berada disampingnya, Kou menatapnya "Tentu saja aku akan sekolah uhhh itu juga gara-gara Ruki dia tak mengijinkanku merawatmu dulu yahhh semoga saja kau akan baik-baik saja tanpa aku, Yuuma dan Azusa disini"Kou membuka pintu kamar Furuya "Nah kau istirahat lah Neko-chan aku berangkat dahulu"
Cup
"Ja nee"Kou mencuri satu kecupan di kening Furuya lalu berlari ke bawah dimana saudaranya yang lain menunggunya
Sementara Furuya hanya diam diambang pintunya karena ulah Kou tadi tak lama dia masuk ke kamarnya dan duduk ditepian ranjang
"Hahhh yap Furuya disini"dia menoleh dan mendapati Ken, Shora, Shori, Flo dan Yumi di sana
"Furu-chan kau kenapa lagi sih??"tanya Flo sambil berputar mengelilingi Furuya, Shora mengangguk setuju "Kau terlihat frustasi ada apa?"Furuya menggeleng kalem
"Tidak oh ya sebaiknya kalian pergi saja ke mansion Shuna jangan khawatirkan aku ne? Sudah sana"para roh tadi menatap satu sama lain lalu menghilang meninggalkan Furuya sendirian disana
Furuya merebahkan dirinya ke kasur dia hendak menutup matanya kalau saja tak ada suara yang menganggu datang "Kachiku"itu suara Ruki, Furuya berdecih tak suka dia lantas duduk kembali dan menatap Ruki datar "Ada ap-"
Sebelum Furuya menyelesaikan kalimatnya dia sudah ditarik duluan oleh Ruki dan membuat Furuya mau tak mau mengikutinya
"Ruki-kun! Perlahan sedikit! Akhh"Furuya kesusahan mengimbangi langkah Ruki karena kakinya lebih pendek dari pada Ruki
"Diam!"dia melirik tajam Furuya dan membuat Furuya bungkam dia terus membawa Furuya sampai ke sebuah ruangan kecil yang kotor dan gelap
Ruki mendorong tubuh Furuya masuk ke dalam "Kau tidur disini" Furuya melebarkan matanya dan melihat sekeliling "Di-disini?! Ta-tapi kenapa?!"Ruki memandangnya datar "Karena disini ternak sepertimu berada"katanya dengan nada dinginnya
Furuya terkesima, dia mengubah pandangannya menjadi datar "Furuya memang ternak...."Ruki menyeringai tipis "Dan seharusnya Furuya mati saja! Kau tahu Furuya sudah muak dengan semua ini! Furuya sudah berusaha sabar dan mengalah tapi apa hasilnya?! Si Ikaru itu malah gencar mendekatimu! Apa kau tak tahu itu?! Kau... Kau bahkan berciuman dengan Ikaru... "Furuya terdiam sebentar, dia melihat sekeliling untuk mencari benda tajam yang mungkin bisa membunuhnya
Belati
Dia mendekati belati itu dan mengambilnya, Ruki terkejut dia berusaha menghentikan Furuya namun
"Kau menghentikanku maka belati ini juga akan tertancap dijantungmu"Ruki terdiam ditempat dia terus memandang khawatir Furuya
"Apa-apaan wajahmu itu?! Kau mengkhawatirkanku?! Ppfftt jangan membuatku tertawa mana mungkin vampire bangsat sepertimu mengkhawatirkanku kau hanya peduli pada Ikaru seolah semua perhatianmu itu hanya untuk Ikaru, ck dasar pembohong"Furuya membuang kembali belati itu ke sembarang arah dia membuka perbannya
"Seharusnya aku tak mempercayai ucapanmu dulu jadi apa alasanmu membawaku kesini selain karena ini adalah tempat untuk ternak sepertiku"
"Aku cemburu.... Kau belakangan ini bersama Kou dan para Sakamaki itu"Ruki berkata dengan pelan namun Furuya masih bisa mendengarnya,dia berbalik menghadap Ruki dan memandangnya
"Kau? Cemburu pada Kou-kun dan Sakamaki yang lain? Lalu jika kau cemburu BAGAIMANA PERASAANKU SAAT KAU BERCIUMAN DENGAN IKARU DIDEPAN MATAKU SENDIRI?! COBA BAYANGKAN JIKA AKU YANG BERCIUMAN DENGAN KOU-KUN APA YANG AKAN KAU LAKUKAN PADAKU?! MENGHISAP DARAHKU SAMPAI AKU MATI?! KAU MEMANG BANGSAT!!!!"Furuya meluapkan amarahnya dan memandang marah Ruki
Ruki mengepalkan tangannya dia segera mendekati Furuya dan menggengam tangan Furuya agar tak banyak bergerak lalu mengigit leher Furuya
Furuya merintih sakit saat taring Ruki mengigit lehernya, Ruki sangat rakus saat dia menghisap darah Furuya. Furuya mencoba mendorong Ruki namun sia-sia kekuatannya tak sebanding dengan Ruki
Perlahan mata Furuya menutup namun dia benar-benar pingsan dia menggertakan giginya kesal dan bergumam lirih "Fu-Furuya....membencimu.... Ruki Mukami"dan setelah itu semuanya menjadi gelap
Ruki segera melepaskan taringnya dan menatap wajah Furuya terkejut, dia mendengar apa yang Furuya katakan tadi. Ruki menggengam erat tangan Furuya sambil terus memandangnya
"Maaf... Aku hanya ingin kau menjadi milikku seorang, maaf Kachiku maafkan aku"dia memindahkan tubuh Furuya ke kasur yang ada disana dan menyelimutinya
"Oyasuminasai to Aishiteru Kachiku"
Ruki mengecup sementara kening Furuya lalu mengacak pelan surai birunya lalu meninggalkan Furuya disana sendirian
Beberapa hari kemudian
Kelopak mata itu terbuka dan menampilkan netra biru yang indah, Furuya segera bangun dari tidurnya dan duduk diatas kasurnya, dia masih di tempat yang sama, disebuah ruangan yang kotor, gelap dan dingin
Furuya memangangi perutnya, dia lapar dan juga haus, dia membutuhkan darah tapi bagaimana? Yang selalu membawa darah cadangan milik Furuya adalah Shora dan mereka sedang tidak ada disini, dia menghela nafas sebentar lalu mulai berbaring kembali namun sebelum dia menutup matanya pintu ruangan terbuka
Furuya melirik sejenak siapa yang masuk. Diambang pintu terlihat Ruki dengan makanan dia berjalan mendekati Furuya
"Kachiku bangun dan makan makananmu"dia berkata dengan lembut sambil menepuk kepala Furuya, Furuya melirik makanan itu sejenak dia tak berselera makan dia hanya membutuhkan darah
"Tidak"
"Lantas kau mau apa?"Furuya mengerutkan keningnya heran, dia melirik sejenak Ruki yang memandangnya lembut dan entah kenapa aromanya sangat manis
"Sial jika Ruki-kun terus disini Furuya bisa menghisap darahnya"
Furuya memutar otaknya dia harus mencari alasan agar Ruki mau pergi dari sana namun dia tak menemukan jalan keluar
"Kachiku?"Furuya tersadar dari lamunannya dia tak menyadari bahwa dari tadi dia menatap Ruki dengan tatapan pemangsa bahkan taringnya sudah tumbuh tanpa Furuya ketahui
"Kachiku kau vampire?"
"Maaf Ruki-kun kau yang menawarkan dirimu sendiri padaku"Furuya menyerang Ruki dan menindih tubuh Ruki yang ada dibawahnya, warna irisnya menajam dan berubah menjadi merah amnesty seperti milik Reiji
Furuya menyeringai saat mangsanya terkejut dibawah kekuasaannya, Furuya mendekatkan wajahnya ke leher Ruki lalu tanpa aba-aba Furuya langsung menancapkan taringnya ke leher Ruki, dia menghisap darah dari leher Ruki dengan agresif
Sementara Ruki meringis kesakitan, dia belum pernah digigit sebelumnya dan hanya Furuya yang berani mengigitnya
"Kachiku... Hentikan"
Furuya menggeram lembut saat Ruki mendorong tubuhnya, dia masih ingin menghisap darah Ruki yang menurutnya sangat enak dan manis
Tak lama Furuya mencabut taringnya dan melihat Ruki yang masih dibawahnya, dia menyeringai saat melihat wajah Ruki yang sayu. Aliran darah masih ada dibibirnya dan turun menuju dagu serta leher Furuya dia kembali menyeringai lalu mendekatkan mulutnya ke telinga Ruki
"Nyan~ kalau boleh kuakui darahmu enak dan manis~ aku menginginkannya lagi~ tapi aku harus ingat kau juga membutuhkannya nfufufu~ Ruki-kun kau milikku"sifat dominannya keluar dia terkekeh kecil lalu mengigit leher Ruki keras
Ruki meringis kembali dia menggenggam tangan Furuya erat, Furuya melepaskan gigitannya dan melihat bekasnya sebuah kiss mark yang mungkin tak akan hilang dalam waktu dekat
"Ne lihat~ aku telah menandaimu itu artinya kita sudah terhubung karena kau adalah Adam-ku dan aku adalah Eve-mu khukhukhu~ ayo kita lihat apakah Kazaya-san masih ingin mendekatiku ne Ruki-kun~"dia menyingkir dari tubuh Ruki dan berbaring dikasurnya tapi dia terus memandang Ruki dengan seringai tipisnya
Ruki memandang tak percaya kearah Furuya ada keterkejutan serta kesenangan dihati Ruki, perlahan Ruki mendekat dan membersihkan sisa darahnya yang berada di sudut bibir Furuya, Furuya kembali menyeringai
"Kau milikku"
"Dan aku milikmu ne Ruki-kun~"
TBC
Dilla:yeayy! Akhirnya Ruki dan Furuya bersatu kembali!
Ikaru:itu kenapa jadi Furuya yang dominan?
Dilla:biarin suka-suka gua lah! Yang nuliskan gua
Ikaru:hm ya udah gua mo nulis cerita gua
Dilla:ok kuy Vomment-nya
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top