27.Ingatan
Seorang gadis berambut pink masuk ke kamar Furuya dan membuat Furuya kaget tapi dia tetap mempertahankan sikap tenangnya. Perlahan dia berbalik dan menatap gadis itu datar "Siapa Anda? Kalau Anda tak memiliki keperluan dengan saya silakan keluar"ucapnya sopan tapi dengan nada datar dan tegas
Gadis tadi mendengus sinis lalu berjalan mendekati Furuya yang masih diam ditempatnya. Perlahan tangannya menjulur memegang surai Furuya tapi Furuya hanya diam sambil memandang gadis tadi datar
"Aah ternyata benar kau tapi sepertinya kau lupa ingatan heh? Baguslah kau tak akan mendekati milikku lagi"gadis tadi berjalan menuju balkon kamar Furuya, dia melirik sejenak Furuya lalu tersenyum iblis "Sayonara Furuya"lalu dia pun menjatuhkan dirinya sendiri, Furuya yang melihat hanya membulatkan matanya
Dia pun berlari ke arah balkon kamarnya dan melihat kebawah
Kosong
Furuya mengerutkan keningnya heran tidak tak menemuka tanda-tanda gadis yang masuk ke kamarnya. Sementara dibawah hanya ada seekor elang yang berbaring direrumputan taman. Karena penasaran Furuya pun keluar ke kamarnya dan berjalan ke arah taman
Karena mansion itu sangat besar membuat Furuya kesulitan mencari jalan keluar dia bahkan sudah berputar 5 kali dan tetap akan sampai ke depan pintu kamarnya, karena kelelahan Furuya pun bersandar disebuah pintu bercat biru laut lalu menutup matanya sejenak
"Furuya...."
Furuya membuka matanya lalu menoleh ke kanan dan ke kiri
Sepi
Tak ada siapa pun disana hanya dirinya seorang, mencoba berpikir positif Furuya pun kembali menutup matanya dan berpikir bahwa itu hanyalah halusinasinya saja
"Sakamaki Furuya....."
Suara itu lagi! Karena jengkel Furuya pun membuka matanya dan akhirnya iris matanya bertemu dengan iris yang hampir serupa. Furuya mengerjap sebentar lalu melihat siapa itu
"Shuna?"beo Furuya lalu berdiri dari duduknya dia menatap pemuda berambut blonde itu heran "Nee Shuna sedang apa disini?"tanya Furuya heran sedangkan Shuu hanya tersenyum kecil lalu menunjuk pintu dibelakang Furuya "Itu kamarku"Furuya menggaruk kepala belakangnya sambil tersenyum gugup
"Gomen Furuya tak tahu kalau begitu Fu-"
"Ayo masuk"sebelum Furuya menyelesaikan kalimatnya tubuhnya sudah didorong perlahan oleh Shuu yang ada di belakangnya akhirnya Furuya pun ikut masuk ke dalam kamar Shuu
Di dalam kamar Shuu tak beda jauh dengan kamar Furuya bahkan hampir sama (warna temboknya maksudnya :v),Shuu pun mengajak Furuya berbaring di kasur miliknya
"Nee Shuna kapan aku sekolah?"tanya Furuya setelah menyamankan dirinya dipelukan Shuu, Shuu membuka matanya menatap gadis biru itu "1 bulan lagi"kata Shuu singkat lalu menutup matanya, Furuya mengerucutkan bibirnya kesal "Kenapa lama sekali Shuna~??"rengek Furuya manja dia menggesekan kepalanya ke dada Shuu
Shuu pun membuka matanya lalu mengelus surai biru Furuya perlahan "Itu perintah Kaa-sanmu mengerti? Dan selama Fu dirumah Fu akan diajar oleh Kaa-san"ucapnya dengan nada malas andalannya sementara Furuya hanya mendengus kesal kalau tak lama mereka berdua tertidur (biasa anak bapak perilakunya 11 12-_-)
Di Mimpi Furuya
Furuya berjalan perlahan menyusuri sebuah taman dia melihat seorang gadis dengan rambut seperti dirinya yang jika dilihat lebih jelas itu adalah dirinya tapi Furuya merasa asing dengan sosoknya
Terlihat disana sosoknya yang sedang bercanda dan bermain dengan 4 orang pemuda mereka terlihat bahagia
Lalu semua itu hancur menjadi serpihan lalu dihadapan Furuya muncul 2 wanita paruh baya yang memandangnya lembut, salah satu dari mereka yang memiliki rambut blonde dan iris merah pun mendekati Furuya lalu menangkup wajah Furuya
"Furuya-chan kau sudah sadar syukurlah"katanya senang lalu wanita dengan rambut putih dan iris merah ruby mendekat "Furuya-chan apa kau ingat kami?"tanyanya lembut, Furuya memandangnya datar lalu menggeleng "Tidak"
Kedua wanita itu tersenyum miris lalu mereka pun memperkenalkan dirinya pada Furuya "Baiklah kalau begitu aku Beatrix ibu dari Shuu dan Reiji lalu itu Christa ibu dari Subaru"
"Halo Furuya-chan"
Furuya mengangguk lalu menatap Beatrix seolah mengatakan 'Ada apa?' .Beatrix tersenyum tipis lalu dia berkata "Jadi kami membawa Furuya-chan kesini adalah untuk melatih Furuya-chan menggunakan kekuatan Karl Heinz"Furuya memiringkan kepalanya tak mengerti sementara Christa dia mengelus surai biru Furuya "Perlahan-lahan ingatanmu akan muncul mulai dari mana kau mendapatkan nama Sakamaki dan asal kekuatanmu mengerti?"Furuya mengangguk paham walau dia tak yakin pasti tapi hatinya mengatakan bahwa kedua orang itu baik
.
.
.
.
.
.
.
Furuya membuka matanya perlahan setelah mengumpulkan nyawanya sebentar dia pun duduk dipinggiran ranjang, ah ya dia masih dikamar Shuu, Furuya melihat ke sebuah jam dikamar Shuu
Pukul 21.00
Sudah larut dia tidur cukup lama dari jam 3 sore sampai jam 9 malam lalu Furuya mulai mencari keberadaan Shuu. Bukannya menemukan Shuu Furuya malah menemukan sebuah kertas note dipintu lemari Shuu
Fu, kami ke sekolah dahulu nanti jika kau telah bangun dan lapar dibawah ada makanan untukmu ingat jangan keluar mansion
-Shuna
Furuya tersenyum kecil, dia pun mulai keluar dari kamar Shuu dan berjalan ke bawah
Tap
Tap
Tap
Suara langkah kaki Furuya menggema di sepanjang lorong sekilas dia melihat pintu-pintu kamar yang bercat berbeda ada yang merah amnesty, merah darah, hijau emerald, ungu tua dan putih.
Furuya bertanya-tanya dalam hati apakah itu kamar para Sakamaki lainnya?
Tapi Furuya tak ingin memperdulikan hal itu karena menurutnya itu tak penting, setelah melewati lorong yang agak gelap Furuya akhirnya sampai ditangga menuju ke bawah dengan perlahan dia pun menuruni satu persatu anak tangga tersebut
Lalu sampailah Furuya pada lantai dasar, disana sangat sepi dan agak menyeramkan dengan perlahan Furuya berjalan kembali menuju dapur mansion dia menggegam erat tangan kirinya, matanya menatap was-was sekitar
Tap
Tap
Tap
Itu bukan suara sepatu Furuya tapi seseorang yang ada dibelakang Furuya. Furuya yang mendengar suara langkah kaki berjengkit kaget dia menatap ke belakang takut saat tapi tak ada siapa pun dia menoleh ke depan-
"Bo"
"KKKYYYYAAAAAA SYAITON NIROJIM KAU!!!!!! PERGI!!!!FURUYA KAN NGGAK GANGGU KALIAN!!!!"jerit Furuya overload sambil menutup matanya sambil jongkok dilantai sementara sang pelaku hanya terkekeh kecil dia pun ikut berjongkok didepan Furuya lalu mengelus surai Furuya lembut
"Hey Furu ini Kaa-san sudah tak ada yang perlu ditakutkan"kata orang tadi yang ternyata Reiji, Furuya mendongakkan kepalanya perlahan lalu terlihat wajah Reiji yang memandangnya lembut. Dengan segera Furuya berhambur ke pelukan Reiji membuat mereka berdua terdorong ke belakang
Reiji awalnya terkejut namun dia hanya memaklumi sifat Furuya yang bisa berubah-ubah, tak lama terdengar suara isakan kecil dari mulut Furuya dan membuat Reiji heran dia pun menangkup wajah Furuya sehingga menatapnya
"Hey hey Furu ada apa??? Apa tanganmu terluka??? Katakan pada Kaa-san"tanya Reiji khawatir sementara Furuya terus menangis sambil menutup matanya erat
"Hisk....hisk....Furuya.....takut....hiks....Kaa-san.....takut....hiks....panah....nama....permintaan maaf....masa lalu...tiga wanita...konflik....kebakaran...penyambutan...Furuya meninggal lau hidup kembali...hiks....Furuya lupa siapa kalian....Furuya sendirian.....hiks.... Kaa-san jangan tinggalkan Furuya....Furuya mohon....hiks...."Furuya bergumam sambil menenggelamkan wajahnya di dada Reiji sambil menangis sementara Reiji yang mendengar perkataan Furuya membulatkan matanya terkejut
"Furuya?? Kau....Kau ingat semuanya???"tanya Reiji kembali menangkup wajah Furuya lalu menatap tepat ke iris biru cerah Furuya, Furuya hanya mengangguk kecil sambil terus menangis
"Gomen nasai Kaa-san"Furuya kembali menunduk dan menangis sementara Reiji hanya memandangnya sendu perlahan tangan kanannya menggenggam tangan kanan Furuya, Furuya terdiam dia memandang kearah tautan jari Reiji dengan tangannya, dua tangan yang terlapisi sarung tangan putih itu menyatu perlahan Furuya mendongak ke arah Reiji
Reiji meradukan ke dua kening mereka agar menyatu lalu dia mengusap surai Furuya perlahan, Furuya masih diam ditempatnya
Cup
Satu kecupan mendarat di kening Furuya, Furuya mendongak menatap Reiji "Jangan selalu menyalahkan diri Furu kau tak salah ini takdirmu kau tersesat dihutan lalu ke mansion kami untuk pertama kalinya namamu berubah menjadi Sakamaki dan semua hal yang kau alami itu semua takdir jadi tak ada yang perlu disalahkan"Furuya bungkam karena ucapan Reiji tadi dia masih setia menatap tangan Reiji yang menggengam tangan kecilnya
Perlahan tangan kirinya ikut menggenggam tangan kiri Reiji lalu mendongak "Kaa-san benar....."ucapnya lirih
"Tentu saja Kaa-sanmu benar Fu"suara Shuu terdengar di belakang Furuya, Furuya berbalik saat mengetahui suara tadi adalah suara Shuu
"Shuna!!!"
🌟🌟🌟
"Furu kita keluar dulu kau baik-baik dirumah ya"Furuya mengangguk diambang pintu dia melihat para Sakamaki yang siap untuk ke sekolah malam dan tentu Furuya masih belum di izinkan ke sekolah karena tangannya
Furuya tersenyum manis sambil melambaikan tangannya "Jaa ne minna~~!!"setelah itu limosine tersebut pun berjalan menuju ke Ryoutei High School
Setelah merasa cukup jauh Furuya menutup pintu utama lalu pergi ke taman belakang, sesekali dia bersenandung kecil sambil bermain dengan sapu tangannya
Tak lama Furuya sampai di taman belakang mansion Sakamaki, didepannya sudah banyak hamparan bunga mawar putih yang Subaru tanam. Furuya menghampiri salah satu semak mawar tersebut dan memetik satu bunga mawar
"Harum sekali~"gumamnya mencium Bau mawar putih tersebut dia mengarahkan pandangannya ke bulan yang bersinar cerah dilangit. Tak lama sebuah tepukan mendarat di bahunya Furuya sontak berbalik dan melihat siapa pelakunya "He? Beatrix-san? Christa-san? Ada urusan apa Oba-san ke Mansion Shuna?"tanya Furuya halus sambil tersenyum ke arah mereka berdua
Beatrix melirik sebentar Christa lalu kembali menatap Furuya kagum "Wow Furuya-chan sikapmu seperti Reiji saja! Dari bahasamu itu sangat sopan! Reiji pasti bangga padamu!"puji Beatrix girang sementara Furuya hanya tersenyum tipis lalu mengangguk kecil
"Terima kasih atas pujiannya Beatrix-san"kini giliran Christa yang berbicara "Ah ya Furu-chan kami ingin mengenalkan seseorang padamu"Christa menggeser tubuhnya lalu muncul lah seorang pemuda dengan surai hitam legam "Konichiwa Furuya-san watashi wa Aaru desu yoroshiku onegai"ucapnya sambil mengulurkan tangannya ke Furuya, Furuya menerimanya dengan senang hati sambil tersenyum manis "Watashi wa Sakamaki Furuya desu yoroshiku onegai Aaru-san"
Furuya mengangguk "Jadi ada urusan apa Aaru-san berada disini??"tanya Furuya lagi
Beatrix menjawab "Dia yang mengajarimu menggunakan kekuatanmu Furuya-chan"Furuya memiringkan bingung perlahan dia menyentuh tangan kiri "Ta-Tapi bagaimana dengan tangan Furuya?"Christa tersenyum lembut pada Furuya lalu mengusap rambut Furuya "Tidak masalah aku akan menggunakan sihir untuk membuat tangan Furu-chan sembuh kembali tapi ingat jangan ada vampire yang mengigitmu dileher maupun bahu Furu-chan"Christa mulai memutar tangannya dan kemudian muncul percikan cahaya putih dengan perlahan Christa mengarahkannya ke tangan kiri Furuya dan ajaib! Tangan kiri Furuya telah bisa digerakan seperti sedia kala
Mata Furuya berbinar senang "Arigatou! Arigatou ne Christa-san!!"serunya girang, sekarang Furuya bisa melakukan semuanya seperti dahulu
Christa tersenyum "Doishitamashite Furu-chan"
"Nah sekarang ayo kita berlatih Furuya!!"
"Ha'i!!"
.
.
.
.
.
.
.
"Sekali lagi"
"Huhh!! BOLA PENYEMBUH"
PPPPLLAASSHHH
"Aarrrgghhh!!! Gagal lagi!!!!"Furuya mendengus kesal saat bola penyembuh miliknya tidak berhasil dan ini sudah yang ke 54 Furuya mencoba
Aaru menepuk kepala Furuya pelan "Santai aja pasti bisa kok kuncinya harus tenang"ucapnya dengan nada santainya, Furuya mengangguk lalu mulai mencoba lagi kali ini dia mencoba untuk setenang mungkin
Perlahan sebuah bola biru muncul ditangan Furuya dan tetap disana, Furuya tersenyum kecil saat dia berhasil membuat bola penyembuh
"Kau berhasil selamat"Furuya mengangguk lalu menghilangkan bola penyembuh itu, manic birunya menatap langit "Kaa-san dan yang lainnya pasti hampir pulang Furuya harus kembali"Aaru mendengus kesal saat Furuya berkata ingin kembali tapi dia juga tak bisa menghalangi Furuya kembali
"Baiklah kau pulang gih besok cari aku ditaman belakang lagi"Furuya mengangguk cepat lalu mulai berlari meninggalkan Aaru di hutan sendirian
Aaru menatap kepergian Furuya dalam diam dalam hatinya dia sangat khawatir pada gadis biru itu, dia ingin mengejar Furuya tapi bagaimana? Furuya saja sudah terlalu jauh untuk dia kejar
Menghela nafas kasar Aaru pun kembali memasuki hutan dan mulai berjalan ke sebuah rumah yang minimalis ditengah hutan
Setelah masuk dan mengunci pintu Aaru langsung merebahkan dirinya dikasur kamarnya sambil menatap langit-langit kamar miliknya,pikirannya kacau sekarang jika Furuya sudah mengingat kembali masa lalunya berarti Furuya akan kembali pada Ruki
"Ck, apa bagusnya sih kutu buku itu!"makinya kesal. Kalian ingin tahu kenapa Aaru seperti itu? Jawabannya hanya satu dia mencintai Furuya jangan kalian anggap ini cinta pandang pertama! Aaru sudah mengenal Furuya sejak mereka masih kecil dan dari situlah perasaan itu muncul
"Furuya kapan kau sadar bahwa aku sangat mencintaimu?"gumamnya lirih sambil menatap sebuah foto dinakas, itu foto Furuya dengan dirinya 12 tahun yang lalu
Dia ingin menyingkirkan Ruki dari Furuya tapi bagaimana? Kalau dia membunuh Ruki, Furuya dapat melihat siapa yang membunuh Ruki jika dia mengancam Ruki itu tak ada gunanya. Tunggu sebentar, Furuya adalah vampire setengah neko dia masih bisa meminum darah dan jika Furuya menghisap darah seseorang pada saat bulan purnama maka mereka akan terikat
Aaru menyeringai saat dia mengingat bahwa Furuya itu vampire, perlahan sebuah keinginan memiliki muncul dia melihat ke arah kalender
"Kau akan menjadi milikku Furuya, milikku seorang"
TBC
Dilla:"hai minna! Udh lama Dilla gk update gomen gomen karena Dilla sekarang kelas 8 maka tugas Dilla juga akan banyak dan maaf chapter kali ini pendek!! Gomen nasai!!!"
Ikaru:"jangan lupa Vomment ya jangan jadi sider"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top