The Last Date

"black forest frappe dan chesse melt chicken sandwich, take out" kasir meneriakan pesanan dari mejanya.
"ya..." balas Miyuki lirih, lalu wanita muda itu berdiri dan berjalan mengambil pesanan.

Miyuki berjalan kembali ke Rumah sakit sambil menyeruput frappe dan menggigit sandwichnya bergantian. Ibunya selalu berkata untuk tidak makan dan minum sambil berjalan, tapi kali ini perut Miyuki sudah tak tahan untuk diisi. Dia belum makan sejak kemarin malam karena menjaga Nana. Tadi pagi Nana pingsan lagi setelah membaca surat dari Shuji. Sudah seharian ini dia pingsan. Miyuki sebenarnya enggan meninggalkannya. Bagaimana kalau Nana tiba tiba bangun dan tidak ada siapa siapa bagaimana kalau dia histeris lagi dan tidak ada yang tahu.

Pikiran Miyuki dipenuhi banyak hal yang masih penuh dengan teka teki dia ingin memecahkan semua itu dikepalanya tapi perutnya terlalu lapar. Karena itu dia memutuskan keluar sebentar untuk makan. Miyuki memutuskan untuk duduk dulu di lobby rumah sakit menghabiskan makanannya dan menghirup udara segar. Dia mengencangkan syal dilehernya salju hari ini sudah semakin tebal.

Pandangan Miyuki beralih pada TV di lobby. Bulu kuduknya berdiri. Berita sedang menayangkan penyelidikan hilangnya 8 orang wanita yang belum berhasil ditemukan. Kenyataan bahwa kini Miyuki dan Nana mengetahui siapa pelakunya membuat tubuhnya mendadak lemas.
"ya Tuhan, apa yang harus kami lakukan" Miyuki menghela napas. Shuji saat ini sudah dimakamkan. Karena tidak memiliki keluarga sama sekali pemakaman Shuji diurus oleh negara dan pihak asuransi. Miyuki belum membahas ini semua dengan Nana mengingat kondisi Nana yang belum stabil.

Miyuki memasukan potongan terakhir sandwich ke mulutnya, dan menyeruput sisa frappenya sampai habis. Biasanya dia terus menyedotnya sampai berbunyi, tapi Miyuki masih punya malu untuk tidak melakukannya di lobby Rumah Sakit yang ramai ini. Miyuki pun beranjak dari kursinya. Dia membuang sampah, lalu berjalan menuju kamar perawatan Nana.

"Nana! Nana!" Miyuki memanggil manggil Nana. Dia terburu membuka kamar mandi yang ada diruangan itu, kosong. Dia melihat ke kolong meja, bahkan kedalam lemari, walau itu tidak masuk akal.
"tolong... toloong pasien di kamar ini kabur" Miyuki berteriak panik. Perawat dan dokter berdatangan. Beberapa mencari Nana di rungan lain, beberapa menenangkan Miyuki yang histeris.
"tu..tunggu aku tahu dimana dia" Kata wanita itu lirih.

***

Wanita itu tampak cantik dengan gaun biru muda dengan renda yang membuatnya semakin anggun. Dia duduk sambil memegang gelas anggur dihadapannya tapi tidak meminumnya. Dia mengetuk ngetukan jarinya ke gelas. Lalu mengalihkan pandangannya ke kursi di hadapannya.

"Sayang, aku disini, aku datang" katanya sambil tersenyum. Dilihatnya pria yang duduk dihadapannya pun tersenyum bak malaikat.
"aku mencintaimu, Nana" suara laki laki itu menggema lembut di telinga Nana.

"Sayang, apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya wanita itu lirih.
Pria didepannya hanya tersenyum. "aku mencintaimu, Nana".

"sayang, aku serius, apa kita pergi saja keluar negeri? Meninggalkan masa lalu kita?" wanita itu menghela nafas panjang.
Pria dihadapannya masih tetap dalam senyumnya "aku mencintaimu, Nana"

"sayang, kumohon, apa yang kau inginkan sebenarnya? Apa kita menyerahkan diri saja? Apa kau ingin mempertanggungjawabkan semua ini?" Pria dihadapannya memandang matanya dalam "ikuti hatimu, Nana" senyum Pria itu begitu tulus membuat Nana kembali menangis.

Miyuki masuk ke restoran Eropa itu diikuti beberapa perawat dari rumah sakit. Manager restoran menyambut mereka dengan wajah tegang.
"Dia disana" tunjuknya ke sudut ruangan. "duduk di meja atas nama tuan Sakurai Shuji. Dia memesan semuanya untuk dua orang. Lalu mulai bicara sendiri. Untung anda menelpon kami sudah sangat khawatir melihatnya" lanjutnya lagi masih dengan wajah yang tegang.

"Nana, sayang" Miyuki menyentuh pundak Nana lembut.
Nana terlonjak kaget. Pria dihadapnya menghilang seperti asap.
"tidaaaaaaaak!!!" jeritnya. "tidaaaaaak... Kalian membuatnya hilang!" Nana semakin histeris. "pergiiii... Pergiiiii... Apa yang kalian lakukan... Kembalikan dia kembalikaaan" Nana semakin menjadi jadi. Miyuki mencoba memeluk Nana tapi didorong hingga terjatuh. Nana terus menjerit jerit. Security restoran ikut membantu memegang Nana. Salah seorang perawat menyuntikan obat penenang, dan tak lama tubuh Nana pun lunglai.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top