Perbuatan Arin
"bella"
"bell..."
"bella aku tau kamu kuat"
Sedari tadi lei, ayu dan arin terus memanggil bella yang tubuhnya sudah dipenuhi darah agar tetap membuka matanya. Hingga sampai di IGD suster menyuruh mereka untuk menunggu diluar selagi bella diperiksa.
"lu gila rin. Lu bener bener ssaiko tau enggak! Gua enggak nyangka lu sebego itu, tolol parah otak lu. Kasih sama bebek aja sono, bang*at lu" arin hanya bisa diam dan menunduk, mendengar umpatan yang keluar dari mulut ayu sejak tadi.
"Yu, kamu tenang dulu. Saat ini bella Cuma butuh doa kita" lei berusaha menenangkan ayu agar tidak lepas kontrol dengan arin.
"ah setan lu rin, pulang aja sono, gedeg gua lihat muka lu"
"bella juga sahabat gua yu. Lu enggak bisa larang gua"
"SAHABAT KATA LO TA*I"???" teriak ayu yang sudah tidak sanggup mengontrol dirinya mendengar arin masih mampu mengatakan dirinya seorang sahabat untuk bella.
"kamu tenang dulu yu. kasihan bella kalau tau kamu kayak gini" ayu menatap benci arin lalu langsung pergi menunggu didepan pintu IGD
Sudah satu jam sejak bella diperiksa, tapi dokter belum keluar juga dan sekarang jam sudah menunjukkan pukul 9 malam
"kok mereka lama banget sih lei"
"sabar yu" jawab lei sambil merangkul ayu yang mulai terisak
Tidak lama kemudian dokter keluar terburu-buru,
"terjadi banyak pendarahan dikepala, pergelangan kaki dan bahu sedikit retak, kita harus melakukan operasi, saya harus minta ijin dengan pihak keluarga"
"operasi segera dok, selamatkan dia" jawab ayu cepat tanpa berpikir panjang
"anda yakin? Orang tua pasien dimana?"
"saya keluarganya dok, orang tuanya di indonesia, dia sedang kuliah disini"
"baiklah. kalau begitu kami akan bersiap-siap, sementara itu kalian harus mengisi data pasien serta administrasinya" ayu mengangguk pasti dan dokter langsung berlari meninggalkan mereka.
"yu, kamu yakin? Biaya operasi sangat mahal"
"aku akan memakai uang ku dan bella yang tersisa. masalah hidup kami disini? aku akan memikirkan nya nanti" lei meneteskan air matanya melihat betapa besar pengorbanan ayu untuk bella.
"kamu melakukan yang terbaik yu, kamu tenang aja aku akan membantu"
"aku juga, ini semua salah ku" sambung arin yang sudah berdiri disamping lei
"ENGGAK PERLU" lei menenangkan ayu sebentar untuk menerima bantuan dari arin.
"kamu harus mikirin kehidupan bella nanti, kamu harus menerima bantuan orang lain yu"
Ayu menatap lei sejenak lalu menggelengkan kepalanya "kamu pikir kita engga bisa dapatin duit lei? kamu enggak lihat kelakuan dia selama ini pada bella? Aku enggak bakal terima bantuan nya"
"jagain bella lei, jangan tinggalkan semenit pun bersamanya. aku mau ngurus semuanya"
Sebelum pergi ayu berhenti tepat didepan arin "dan buat lo. jangan pernah kabur dari gue" setelah mengatakan itu ayu pergi meninggalkan lei dan arin yang mulai terisak
"lei aku bener bener udah diluar batas"
"kamu kenapa sih rin? Kamu kenapa berubah?" tanya lei sambil merangkul arin.
"kalau kamu menyesal, kamu harus tanggung jawab sama perbuatan kamu, rin"
Arin mengangguk mengerti setelah itu dia pergi meninggalkan lei sendiri. Setelah kepergian arin dokter datang dan membawa bella keruang operasi.
Lei yang ingin mengikuti terhenti karena ponselnya bergetar dan tertera nama Chanyeol disana
"apa bella sudah bersama mu lei?"
"sudah yeol"
"lalu kenapa dia belum mengabari sehun?"
"bella ditabrak oleh exol yang menyadari kedekatannya dekan kalian"
Lei mendengar beberapa umpatan serta teriakan dari sebrang telponnya yang dia yakini umpatan dan teriakan para member exo. Lei melihat ayu yang berjalan mendekatinya bertanya siapa yang menelponnya tapi lei menyuruh ayu untuk diam lalu memasang loudspeakernya.
"sebentar lagi bella akan di operasi, berdoa lah untuknya"
"lei, ini aku suho. Bagaimana bisa?"
"hai suho oppa, ini ayu. tenang lah dan bersiap untuk konser kalian. berjuta exol sudah menunggu kalian. tampil lah sebaik mungkin jangan mengecewakan mereka dan kami"
"ayu, tolong selalu mengabari keadaan bella pada kami melalui lei, selesai konser dijepang kami akan segera kembali ke seoul"
"kalian tidak perlu terburu-buru, nikmati saja. Bella exol yang kuat" jawab ayu pelan dan terdengar suara isakan tangisnya
"aku tutup dulu, jangan terlalu memikirkannya, berlatihlah"
"baiklah, tapi berjanji untuk memberitahu perkembangan bella"
"baik, fighting"
"ayu percaya lah bella akan baik-baik saja"
"dia sedang menangis. sulit untuknya berbicara saat ini. sudah ya yeol"
Lei mematikan ponselnya sepihak lalu menenangkan ayu yang sudah senggugukan dilantai.
"aku enggak pernah nyangka kalau kita sejauh ini lei"
"dulu kita Cuma halu aja. Berpikir semuannya enggak mungkin pernah terjadi karena exo punya banyak sekali fans didunia ini. Kemungkinan buat selucky ini Cuma 0,1 % doang, karena kita rasa emang enggak mungkin, dan sekarang yang kita rasa mustahil jadi kenyataan"
"tapi kenapa mereka harus ada? kenapa fans yang bener bener fanatik itu ada? Mereka enggak sadar yang mereka lakuin itu bukan perilaku seorang fans. Mereka Cuma buat EXO nyesal dan sedih punya fans kayak mereka yang nyakitin orang lain"
"EXO mau itu Exol jadi keluarga satu sama lain dimana pun kita berada, bukan malah nyakitin gini. Yang mereka lakuin bukan mendekatkan mereka sama EXO tapi malah ngebuat EXO berpikir kalau mereka enggak pantas untuk jadi seorang EXOL yang selalu mereka banggain dalam hal apapun. Apa mereka enggak mikir masa depan setelah ngelakuin itu? Exo marah karena khawatir itu berdampak buruk untuk mereka dimasa depan"
"iya yu aku tau. Kamu tenang dulu ya, kalau kamu sampe kecapean siapa yang jagain bella?"
Ayu menghapus air matanya lalu bangkit berdiri "aku mau beli air minum dulu ya lei, kamu mau nitip?"
"kita ke ruang operasi dulu ya, bella sudah dibawa kesana barusan"
Dengan cepat ayu menarik tangan lei untuk menuju keruang operasi. Setiap doa ayu dan arin ucapkan sembari menunggu bella di operasi.
Kamu bella yang kuat, batin ayu
"kamu enggak jadi beli minum yu?"
"enggak lei aku mau nungguin bella aja"
"kamu belum ada makan yu, minum juga belum"
"nanti aja lei aku belum lapar"
"aku beliin kamu harus makan" ayu mengangguk menjawab lei.
Tidak lama lei pergi gunli datang dan langsung memeluk ayu "are you okay?" tanya gunli dengan raut wajah khawatir membuat ayu tertawa pelan.
"yang sakit itu bella bukan aku"
"bisa saja kamu juga ikutan sakit" ayu menggelengkan kepalanya mendengar jawaban gunli
"kamu kenapa bisa disini?"
"tadi lei mengabari ku. Aku ada sesuatu dengan mama jadi aku harus menunggunya, maaf telat"
"tidak apa apa"
"lei dimana?"
"sedang membeli makanan"
Gunli mengeluarkan ponselnya lalu mendial nomor ponsel lei, dan meminta lei untuk membelikan makanan yang sama seperti ayu untuknya.
"kamu kenapa belum makan?"
"tadi mama ingin mengajak ku makan malam, tapi aku menolak karena harus kesini"
"terima kasih ya gunli"
"maafin teera ya yu"
"untuk itu aku belum bisa jawab, kamu tau perasaan aku kan li?"
Gunli mengangguk mengerti lalu kembali memeluk Ayu. Ayu membalas pelukannya dengan sangat erat. Berada dipelukan gunli membuat ayu merasa sangat nyaman.
*__*
Setelah dua jam lebih ayu, lei, dan gunli menunggu. Akhirnya mereka melihat lampu ruangan operasi mati menandakan bahwa operasi sudah selesai. Tidak berapa lama dokter keluar dengan senyuman
"operasinya berjalan dengan baik. Sekarang kalian tidak perlu khawatir, sebentar lagi pasien akan di pindahkan ke ruang rawat, kita tinggal menunggu pasien sadarkan diri untuk memastikan bahwa dia baik-baik saja"
Ayu menghela napas lega
Setelah dokter pergi ayu langsung memeluk gunli tanpa dirinya sadari yang membuat lei menatap ayu dan gunli bergantian. Gunli yang ditatap oleh lei membuat telinganya memerah karena malu.
"yu, kita dilihati lei" bisik gunli memperingati ayu
Ayu yang mendengar bisikan gunli bukan melepas pelukannya malah semakin mempererat pelukannya pada gunli. Lei tertawa pelan melihat betapa manjanya seorang ayu pada gunli sahabatnya.
Gunli hanya pasrah menerima perlakuan ayu dan memilih membalas pelukan ayu dengan erat sambil mengelus kepala dengan pelan.
Ponsel lei kembali berdering dan kali ini video call. Lei langsung mengangkatnya tanpa berpikir panjang
"bagaimana dengan bella?"
"santai yeol, bella baik baik saja. Sebentar lagi dia akan dipindahkan keruang rawat"
"syukurlah kami disini sangat khawatir"
Chanyeol menunjukkan seluruh member dengan kegelisahan mereka
"tidak apa-apa tinggal menunggu bella sadar. bagaimana latihan kalian? Besok adalah konsernya, persiapkan yang terbaik. Bella aman disini"
"tolong rawat bella untuk ku, pulang dari sini aku akan kerumah sakit"
Begitu banyak teriakan mengejek disebrang telepon yang membuat lei dan ayu tertawa mendengarnya. Yang sangat lucu bagi ayu mendengar teriakan baekhyun dan chen yang membully chanyeol.
"sepertinya seorang chanyeol sangat mengkhawatirkan bella"
"dia suka bella, lei" ucap baekhyun yang merebut ponsel chanyeol
"iya aku tau baek"
"sudah lah. Dengan siapa kamu disana ?"
Lei mengarahkan ponselnya pada ayu dan gunli yang masih berpelukan dan mendapati gunli kembali malu karena terlihat senyum mengejek chanyeol dilayar ponsel lei.
"ayu sepertinya lelah. dia terpejam dipelukan gunli" adu lei pada chanyeol
"iya aku melihatnya. pasti dia sangat khawatir dengan bella. Katakan pada gunli rawat ayu untuk member exo"
"giliran ayu untuk para member sedangkan bella rawat buat kamu aja, dasar kamu yeol"
"lei kabari aku jika ada perkembangan tentang bella"
"iya yeol iya, udah dulu ya"
Chanyeol melambaikan tangannya dan juga semua member untuk perpisahan dan dibalas oleh gunli dan juga lei dengan lambaian tangan juga.
"sebaiknya bawa ayu ke mobil, tidur kan dia disana. biar aku yang menemani bella" perintah lei pada gunli saat sambungan telepon sudah mati.
"enggak papa lei aku tidur di ruang tunggu saja" jawab ayu melepas pelukan gunli lalu berjalan pergi.
"aku akan menemaninya" lei mengangguk sebagai jawaban pada gunli
-
-
-
tbc
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top