Chapter 5

Chapter 5 : Ingatan terulang

.
.
.
.
.

Deg!

APA-APAAN INI?!

Sakura masih tetap pada posisinya, yaitu menutup mulut dengan telapak tangan karena terkejut.

Di hadapannya...

Sebuah ruangan yang benar-benar di dominasi oleh warna merah muda. Dindingnya, atapnya, lantainya, semua.

Tapi bukan itu yang membuat Sakura terkejut.

Di dalam ruangan ini, Sakura seolah bisa melihat bayangan dirinya sendiri. Karena apa?

BANYAK sekali fotonya tertempel di dinding.

Ada versi figura foto, poster, dan album bertumpuk-tumpuk. Sakura masih tak menyangka, ia mulai mendekat dan mengambil salah satu buku diatas laci. Saat dibuka, Sakura sekali lagi bisa melihat banyaknya gambar-gambar yang tertempel disana.

Ada saat dirinya masih balita, kecil, sekolah dasar, SMP, SMA, dan banyak lagi. Sakura yakin semua foto ini diambil diam-diam.

"Ba-bagaimana bisa ini semua berada di ruangan Sasuke?" Gumam Sakura terperangah tak percaya. Ia juga membuka album yang berisikan data-data tentangnya. Seperti nama, tanggal lahir, golongan darah, dan banyak lagi sampai mata emerald Sakura lelah membacanya.

"Sasuke tidak mungkin baru saja mengenalku, kalau ia sampai berbuat seperti ini." Batin Sakura menggigit bibir bawahnya resah.

"Sebenarnya apa maksud Sasuke melakukan ini semua? Apa ada yang ia sembunyikan dariku?" Pertanyaan bertubi-tubi dalam hati Sakura seolah terus berdengung karena rasa penasaran.

Ceklek!

Tanpa sadar, jika ada seseorang yang berdiri di ambang pintu tengah memperhatikannya dengan tatapan menusuk.

"Haruno Sakura,"

Deg!

Sakura sontak membalikkan tubuhnya dan tersentak kaget karena mendengar suara seseorang yang terasa sangat familiar di telinganya.

"Sas-Sasuke,"

Sakura tambah melebarkan matanya saat melihat raut wajah Sasuke.

Pria itu- suaminya baru saja memanggil dirinya dengan marga 'Haruno'. Bertanda kalau Sasuke tengah menahan amarahnya saat ini.

"Sa... Sasuke-kun, aku bisa jelaskan." Sakura menelan ludahnya susah payah kala Sasuke melangkahkan kaki dan mendekat ke arahnya. Oh, kenapa sekarang Sakura terlihat seperti seorang pasangan yang ketahuan berselingkuh? Bukankah seharusnya gadis itu yang marah? Persetan!!! Wajah Sasuke terlalu menyeramkan saat ini membuat Sakura ketakutan seperti tikus kecil. Karena biasanya, Sasuke hanya akan menunjukkan wajah lembutnya pada Sakura. Tapi sekarang? Bagi Sakura aura menyeramkan Sasuke lebih menakutkan daripada aura monster.

"Aku sudah melarangmu untuk memasuki ruang kerjaku. Kenapa tidak mendengar?" Desis Sasuke bagai lonceng kematian pada telinga Sakura. Sakura memundurkan langkahnya kala Sasuke mendekat, tapi lengannya di cekal begitu kuat dan ditarik hingga kepalanya bertubrukkan dengan dada bidang Sasuke.

"Sasuke-kun, tolong maafkan aku. Aku benar-benar penasaran jadi memasukinya. Maaf, kumohon lepaskan aku." Pinta Sakura berusaha lepas dari pelukan erat Sasuke, tapi tangan Sasuke menahan kepala belakangnya membuat ia tak bisa bergerak sedikitpun. Seolah tenaga Sakura untuk berusaha lepas dari Sasuke hanyalah sia-sia.

Jantung Sakura memompa lebih cepat dari biasanya. Dengan perasaan gugup, Sakura membenamkan wajahnya pada dada bidang Sasuke karena tak mau mendongak dan menatap tatapan onyx Sasuke yang seolah sanggup membakarnya. Sakura meringis, "Lagipula kenapa Sasuke pulang lebih cepat?! Bukankah dia masih memiliki urusan di luar sana?"

"Sasuke-kun, bisakah kau menjawab pertanyaanku? Apa maksudmu melakukan ini semua?" Cicit Sakura pelan layaknya tikus yang ketakutan.

Sasuke melepaskan pelukannya, lalu memaksa wajah Sakura agar mendongak menatapnya dengan mencengkram pelan dagu milik istrinya itu.

Sakura tambah gugup kala wajah berdekatan amat dekat di hadapan wajah Sasuke. Aroma mint maskulin menyeruak masuk dalam indera penciuman Sakura. Jujur, aroma Sasuke terasa nikmat dan memabukkan.

S*hit?!! Kenapa malah membahas aroma Sasuke?! Sepertinya Sakura sudah gila.

"Sas.. Sasuke-kun," Sakura masih mencicit pelan dengan pipi yang menggembung akibat cengkeraman Sasuke. Rona merah sudah menjalar pada pipinya kala Sasuke tambah menatapnya intest.

"Kau memintaku untuk tidak menyentuhmu sampai lulus, dan aku menurutinya," bisik Sasuke memberi jeda pada kalimatnya. "Tapi saat aku memintamu untuk tidak memasuki ruang kerjaku, kau melanggarnya."

Sakura membelalak lalu melepas paksa pelukan dan cengkraman Sasuke, seketika wajah gadis itu menyorot kesal. "Itu sesuatu hal yang beda lagi! Masalahnya sekarang, aku tidak tahu mengapa kau menyimpan foto-fotoku sebanyak ini. Bahkan data-data tentang kehidupanku juga kau simpan! Sebenarnya apa mau mu? Apa sebelum kita menikah, kau seorang stalker? Kau memata-mataiku diam-diam, 'kan?"

Sasuke terdiam. Ia hanya menampilkan wajah datar saat mata onyx nya berhadapan langsung dengan mata emerald Sakura.

"Kenapa kau diam? Cepat beritahu aku, Sasuke-kun! Apa alasanmu melakukan semua ini?"

Sasuke perlahan mendekat, hingga kini mereka berdua berhadapan. Walau Sasuke tengah menampilkan wajah datarnya saat ini, tapi Sakura tahu, di dalam mata onyx Sasuke terdapat perasaan emosi yang menyorot dingin.

"Kau ingin tahu? Kalau begitu kita buat kesepatakan." Sasuke menyeringai kecil, terlihat menyeramkan di mata Sakura. "Aku akan mengatakan semuanya, asal kau juga memperbolehkanku untuk menyentuhmu semauku. Lagipula, ini memang sudah menjadi hak ku dari awal."

Deg!

Sakura menelan ludah susah payah. Gila! Kesepakatan apa itu?! Sakura memang sangat penasaran dengan semua yang bersangkutan dengan Sasuke. Mulai dari kenapa Sasuke tiba-tiba melamarnya, mencintainya, dan menyembunyikan ini semua.

Tapi... Sakura juga tidak mungkin menyetujui kesepakatan yang dibuat Sasuke. Ia masih sekolah, ia masih suci, dan ia masih polos. Yang pasti dirinya tidak mungkin melakukan itu! Apalagi dengan Uchiha Sasuke. Ingat? UCHIHA SASUKE!

Oh, Yaampun. Apa dunia sudah berputar? Tidak, dunia memang sudah berputar sedari dulu. Aarrghh!! Apapun itu, ini kesepakatan yang menyebalkan!

"Hn? Aku akan langsung bercerita secara detail jika kau menyetujui kesepakatannya." Sasuke tersenyum, senyuman yang mengerikan bagi Sakura.

Sakura terdiam. Ingin sekali dirinya berteriak 'kau tidak adil!' tapi ia tidak mungkin bisa menyuarakan isi hatinya itu. Karena memang apa yang Sasuke katakan 100% benar. Dirinya adalah milik Sasuke seutuhnya, jadi Sasuke memang berhak melakukan apapun padanya.

Tapi- SAKURA BELUM SIAP!!!

"Sakura, aku menunggu jawabanmu." Celetuk Sasuke datar. Memandang sang istri yang sedari tadi merubah mimik wajahnya menjadi bermacam-macam.

Sakura tersentak, lalu menunduk. "Ap-apa tidak ada kesepakatan lain? Aku benar-benar minta maaf karena telah memasuki ruang kerjamu tanpa izin, Sasuke-kun. Tapi aku sangat ingin tahu apa alasanmu dibalik semua ini."

Sasuke membuang nafas kasar. "Siapa yang memberikanmu kunci ruangan ini? Sayaka 'kan? Aku akan memecatnya."

Sakura tersentak kala Sasuke berbalik hendak meninggalkannya. Tapi langkah kaki Sasuke terhenti karena Sakura menarik ujung jas nya. "Ja-jangan melibatkan Sayaka. Kumohon, dia hanya berniat membantuku."

Sasuke terdiam cukup lama. Suasana di sekitar mereka berubah menjadi hening seketika. Akhirnya, helaan napas kasar berhembus melalui bibir Sasuke menghancurkan suasana canggung yang baru saja terjadi. Pria itu menatap Sakura dingin dan berkata, "kita akan kembali ke Jepang besok."

Sontak, kepala Sakura mendongak kaget, "ap-apa?! Pulang? Tapi kenapa? Bukankah kita masih memiliki waktu beberapa hari lagi di Italia?"

"Kurasa sudah cukup waktu bulan madu kita. Kau harus segera belajar, dan aku bekerja." Jawab Sasuke singkat apa padanya. Pria itu melepaskan tangan Sakura yang masih memegang ujung jasnya, lalu pergi begitu saja.

Sakura terpaku di tempat. Bibirnya terasa kelu untuk berucap sekedar satu huruf pun. Dalam benaknya,

Kenapa? Kenapa Sasuke tiba-tiba bersikap seperti itu? Apa ini salahku? Apa gara-gara aku melihat ruangan ini? Tapi kenapa? Kenapa Sasuke tak ingin menjelaskannya sedikitpun? Apa yang ia sembunyikan? Kenapa hanya aku yang tak mengerti apa-apa? KENAPA???

Kata 'kenapa' yang di penuhi tanda tanya terus berputar-putar dalam pikiran Sakura, sampai tubuh gadis itu merosot jatuh dengan ekspresi lesu.

.
.
.
.
.

Di lain tempat...

Sasuke terdiam di dalam mobilnya. Tatapan matanya terlihat kosong. Walau wajahnya terlihat fokus, tapi pikiran pria itu melayang kemana-mana.

"Kenapa Sakura harus mengetahuinya secepat ini?" Kata-kata itu terucap begitu saja melalui bibir Sasuke menjadi sebuah gumaman pelan.

"Ugh, pikiranku menjadi rumit sekarang." Sasuke mencengkram stir mobilnya dengan rasa frustasi.

Tanpa sadar,

Pikirannya kembali teringat pada kejadian beberapa tahun yang lalu...

Kejadian masa lalu dimana ia memiliki sebuah kenangan pahit bersama Sakura.

Bersambung...

Chapter depan adalah FLASHBACK MASA LALU SASUSAKU. Makasih sudah baca, vote, dan komentar.

P.s : Akan update kalau vote sudah mencapai 230+

©LiaTabiba

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top