Chapter 3
Chapter 3 : Menerima
.
.
.
.
.
[Sakura POV]
Bruk!
Aku menjatuhkan diri ke atas ranjang empuk berukuran king size. Dengan tubuh yang masih berbalut handuk, aku memeluk bantal dan memejamkan mata berniat tidur. Persetan dengan handuknya, aku sangat mengantuk!
Yap, aku dan Sasuke baru saja pulang dari acara jalan-jalan seharian ini. Aku tidak menyangka kita menghabiskan waktu sampai larut malam. Dan itu sungguh membuat mataku mengantuk. Setelah masuk hotel, aku segera mandi dan... ya, sekarang ini aku berniat tidur. Kalau kalian berada di posisiku, kalian pasti tahu bagaimana rasanya kelelahan sampai ingin memakai pakaian saja malas.
"Oi, Sakura."
Itu suara Sasuke.
"Hm?" Aku meresponnya setengah sadar. Aish, aku tidak punya waktu untuk membuka mata demi melihat Sasuke memasang wajah kesal saat ini.
"Cepat pakai pakaianmu. Nanti masuk angin." Perintah Sasuke datar.
"Tidak. Aku sangat mengantuk jadi biarlah aku pakai handuk sampai pagi. Sebaiknya malam ini kau pindah kamar saja." Balasku ketus lalu kembali berniat melanjutkan tidur.
"Aku hanya ingin tidur disini. Dengar, kalau kau tidak secepatnya pakai pakaianmu, tak apa. Aku bisa membantumu memak-"
Buagh!
"Aku akan pakai pakaian sekarang!" Aku merenggut kesal, dengan sangat-sangat-sangat terpaksa aku turun dari ranjang menuju ruang ganti. Sasuke itu sungguh menyebalkan. Beruntung aku sempat melempar wajahnya dengan bantal.
"Argh.. sial, hidungku sakit." Ringis Sasuke mengusap-usap hidungnya yang memerah akibat terkena lemparan bantal dari Sakura.
.
.
.
.
.
Setelah selesai menghabiskan waktu memakai pakaian, entah kenapa bukannya ingin kembali tidur, tapi aku malah menghampiri Sasuke yang saat ini tengah duduk diatas sofa ruang keluarga sambil menonton televisi.
"Tidak tidur?" Tanya Sasuke mengernyit heran melihatku duduk di sampingnya dengan tiba-tiba.
Aku mengendikkan bahu acuh, "aku sudah tidak mengantuk."
"Hei, sekarang sudah jam satu pagi."
"Aku mengerti. Mungkin aku tidak berniat tidur malam ini." Aku membuang kasar.
"Baiklah, kita berdua akan begadang malam ini. Pagi nanti kau bisa tidur sepuasmu."
Aku mengangguk menyetujui ucapan Sasuke. Yah, sebenarnya aku masih sedikit mengantuk. Namun aku berusaha menahannya karena ingin mengobrol lebih banyak pada Sasuke malam ini. Mumpung kami berdua memiliki waktu penuh.
"Sasuke-kun,"
"Hn?"
"Saat mengunjungi kolam Trevi Fountain, kau berdo'a menginginkan apa?" Tanyaku penasaran.
Sasuke terdiam sejenak, "keinginan yang tidak terlalu penting, sih. Karena secara pribadi, aku tidak mempercayai hal semacam itu. Aku hanya ingin mencoba sensasinya saja. Kalau kau?"
"E-eh?! Kenapa aku?"
"Aku sudah menjawab pertanyaanmu. Sekarang giliranmu."
"Emm.. ak-aku hanya berdo'a tentang masa depanku." Jawabku tersenyum sedikit kikuk. Ugh, aku tidak mungkin mengatakan kalau aku ingin terbebas dari pernikahan ini. Apalagi seseorang yang berada di hadapanku ini adalah Uchiha Sasuke, suamiku sendiri.
Sasuke yang mendengar jawabanku hanya ber-"oh" ria lalu pria itu kembali fokus pada ponselnya. Aish, kalau begini suasananya akan menjadi canggung.
"Err.. Sasuke-kun,"
"Hn?"
"Sebenarnya sampai sekarang aku masih penasaran kenapa kau menikahiku."
Deg!
Kepala Sasuke seketika menoleh mendengar pernyataanku, wajahnya terlihat dingin membuatku gugup. "Kau masih menanyakan hal itu? Tidak penting sekali."
"Ti-tidak penting? Tentu saja ini penting bagiku. Kau pikir apa yang akan kau lakukan jika tiba-tiba ada seorang yang tak kau kenali melamarmu secara mendadak? Bahkan tanpa persetujuanku, aku tetap dipaksa menyetujui pernikahan ini." Aku menunduk lesu, menyembunyikan raut wajah yang sedih.
Sasuke terdiam.
"Ugh, aku tidak menyangka pria sepertimu mau menikahiku."
"Maksud 'pria sepertimu' apa?" Sasuke bertanya datar.
"K-kau seorang pria yang sukses. Rasanya sangat mustahil kalau kau ingin menikah denganku. Apalagi... kita baru saja bertemu." Cicitku pelan sambil terus menunduk.
Yah, mungkin kalian menganggapku sangat lebay karena mempermasalahkan hal ini, tapi apa kalian tahu? Aku yang merasakannya. Kalian tidak pernah tau bagaimana rasanya saat berada di posisiku. Aku sedang menjalani kehidupan masa mudaku, lalu tiba-tiba dilamar oleh Sasuke secara mendadak. Alasan pria itu menikahiku pun sangat simpel. Sasuke mencintaiku.
Hei!! Aku tidak percaya itu! Bahkan aku tak yakin aku dan Sasuke pernah bertemu sebelumnya, tapi kenapa dia tiba-tiba mencintaiku? Kalian ingin berkata Sasuke mencintaiku pada pandangan pertama? Haha, lucu sekali. Aku saja baru pertama kali melihat wajahnya saat tayang di acara televisi. Dan dia pun pertama kali melihat wajahku saat hendak melamarku. JADI MEMANG MUSTAHIL KALAU SASUKE MENCINTAIKU!
"Apa ada sesuatu yang kau sembunyikan?" Tanyaku karena sudah tak kuat dengan suasana canggung ini. Kutatap wajah Sasuke yang masih- menyorot dingin.
"Kau hanya perlu menjalaninya."
Ucapan Sasuke barusan berhasil membuat mata emerald ku membulat sempurna. Apa dia bilang? Jangan bercanda! Aku diminta untuk menjalani pernikahan dengan orang yang baru saja kukenal?? Sh*t.
Aku merasa di permainkan. Tapi di lain sisi, mungkin aku merasa beruntung karena Sasuke yang menikahiku. Ugh, walau begitu... tetap saja ini susah. Asal kalian tahu saja, aku adalah gadis yang tak mudah membuka perasaan untuk seorang pria.
"Ini menjadi rumit." Gumamku menghela napas lelah.
Sasuke masih terdiam mendengar ucapanku sambil memandang ponsel yang ia genggam dengan tatapan kosong. Beberapa detik kemudian-
Grep!
Sasuke tiba-tiba saja memelukku dari samping membuatku tersentak kaget. Apa yang Sasuke lakukan?!
"Maaf."
Keningku tambah mengernyit kala Sasuke menggumamkan kata 'maaf'. Aku diam tak merespon, membiarkan Sasuke memelukku tambah erat. Entah kenapa aku tidak berusaha menolak pelukannya.
"Maaf karena sudah membuatmu terganggu dengan pernikahan ini," Sasuke menahan napsas sejenak, "tapi apapun yang terjadi, aku akan mempertahankanmu sampai kau merasa terbiasa hidup denganku." Lanjut Sasuke dengan nada tegas.
Aku terdiam mendengar kata-kata Sasuke. Sepertinya memang benar. Tidak ada harapanku untuk bebas dari pernikahan ini. Dengan senyuman terpaksa, aku berkata pasrah. "Y-ya. Lagipula menjalin pernikahan denganmu tidak sesulit dengan apa yang kupikirkan, kok."
Sasuke melepaskan pelukannya, lalu memandangku datar. "Tidak sulit? Jangan bercanda. Aku membuat peraturan yang wajib kau turuti dalam pernikahan ini."
Ctak!
Perempatan siku-siku muncul di sisi jidat lebarku. Rasanya aku ingin berteriak sekarang. Sasuke sudah kembali menjadi sosok yang menyebalkan. "Apa maksudmu?"
"Banyak hal yang tidak boleh kau lakukan, termasuk tidak berkomunikasi dengan pria lain." Jawab Sasuke datar.
"Hah?! Apa maksudmu aku tidak boleh berkomunikasi dengan teman priaku?"
"Hn."
"Kau serius?"
"Hn."
Aku membuka mulut lebar seperti ikan koi yang kehabisan napas. Sungguh, aku terkejut dengan pernyataan Sasuke. "Jangan bercanda, Sasuke-kun."
Mata onyx Sasuke memicing tajam. "Apa itu salah? Kupikir wajar saja karena kau istriku. Lagipula aku juga akan menjaga jarak dengan perempuan manapun selain dirimu, jadi kau harus melakukan hal yang sama "
"Tap-tapi aku 'kan masih menjadi mahasiswa. Otomatis aku akan lebih sering berintreaksi dengan teman priaku." Elakku lagi. Berharap kalau Sasuke menarik kembali ucapannya.
"Tenang saja. Kau boleh berkomunikasi dengan teman priamu saat ada hal yang penting saja. Tapi kalau kau sampai mengobrol dan menghabiskan waktu dengan mereka, aku tidak mengizinkan." Tegas Sasuke. Mata onyx nya yang mengkilat tajam seolah membiusku untuk terdiam.
"Peraturan konyol seperti apa itu?!" Protesku tak terima.
"Kau pikir karena pernikahan ini di setujui secara sepihak, kau bebas melakukan apapun yang kau mau? Tidak, Sakura. Pernikahan kita bukan hanya sekedar main-main." Sinis Sasuke.
"Tapi aku-"
"Tolong jangan membantah ucapanku, Sakura." Potong Sasuke dengan wajah yang menyorot dingin, "sekarang kau adalah tanggung jawabku. Jadi aku berhak mengatur kehidupannmu. Lagipula, ini semua untuk kebaikanmu."
Aku menunduk, memandang kedua tanganku yang mengepal menahan amarah. Lagi dan lagi... Sasuke mengaturku dan aku hanya bisa mengalah. "Tiba-tiba saja aku merasa mengantuk. Aku tidur dulu, selamat malam."
Aku beranjak dari sofa meninggalkan Sasuke seorang diri. Sesampainya di kamar, aku langsung menjatuhkan diri diatas ranjang.
Kuharap semua kejadian yang terjadi hari ini adalah mimpi. Tak lama setelah itu, aku pun tanpa sadar sudah tertidur.
Author POV
.
.
.
.
.
Sasuke berdiri di sisi ranjang, sambil menatap tubuh mungil Sakura yang meringkuk diatas ranjang king size. Lama memandangi Sakura, Sasuke pun memutuskan untuk menaiki ranjang dan ikut berbaring di samping Sakura. Lebih tepatnya, mereka berbaring dengan posisi saling menghadap.
Sasuke menyingkirkan beberapa helai surai pink milik Sakura yang menutupi sebagian wajah gadis itu. Tanpa sadar, Sasuke tersenyum. Sakura memang tidak terlalu cantik, tapi gadis itu memiliki wajah yang manis dan enak dilihat.
"Istriku memang tak ada tandingannya dengan siapapun." Gumam Sasuke masih menerbitkan senyumannya yang jarang ia perlihatkan pada orang manapun. Sasuke berani bersumpah, sahabatnya- si dobe itu pasti akan terbahak-bahak kalau mengetahui dirinya baru saja mengucapkan kata-kata yang manis pada seorang perempuan.
Sasuke membelai pipi Sakura secara perlahan. Wajahnya mendekat, lalu mengecup jidat lebar Sakura sekilas. Aroma buah ceri menyeruak masuk dalam indra penciumannya kala Sasuke menghirup aroma harum yang berasal dari surai merah muda Sakura.
Aroma ceri yang manis... menenangkan... dan mempesona.
Sasuke tersenyum tipis, entah kenapa ia begitu menyukai aroma ceri milik Sakura. Aromanya begitu lembut dan menjadi candu untuk Sasuke.
Wajah yang tadinya dihiasi dengan senyuman bahagia itu, kini entah kenapa menjadi pudar. Sasuke mengembalikan ekspresinya kala mengingat sesuatu. Dirinya menghembuskan napas lelah,
"Aku benar-benar meminta maaf karena sudah mengikatmu dengan pernikahan ini." Sasuke meneduhkan mata onyx kelamnya, sebelum kembali berucap. "Masa lalu yang terjadi saat itu akan terus kuingat. Aku berjanji tidak akan mengecewakanmu lagi, Sakura."
Grep!
Sasuke memeluk Sakura lembut. Memberi ketenangan dan kehangatan untuk istrinya yang sedang tertidur pulas. Kelopak mata Sasuke perlahan menutup, menyembunyikan bola mata onyx nya yang hitam selegam mutiara hitam. Tak lama setelah itu, keduanya pun sama-sama tertidur.
Bersambung...
Sebenarnya 'masa lalu' apakah yang Sasuke sembunyikan? 😁
VOTE dan KOMENTAR kalian aku tunggu, guys❤❤
P.s : Akan update kalau vote nya sudah mencapai 200+
©LiaTabiba
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top