Chapter 1
Chapter 1 : Pernikahan
.
.
.
.
.
[Sakura POV]
Aku memandang cermin dengan wajah datar. Disana, ada seorang gadis cantik memakai gaun pengantin mewah yang mempesona. Rambutnya bersurai merah muda dan ia bermata hijau emerald.
Siapa dia?
Aku.
Ya! Itu aku!
Aku mendecih kesal entah ke berapa kalinya. Ingin sekali aku merobek-robek gaun pengantin yang melekat di tubuhku ini dan menginjaknya.
Aku merampas sebuah foto di atas meja nakas dekat cermin. Mata emerald ku mendelik kesal ketika memandang foto itu.
Lihat saja wajahnya! Mengerikan 'bukan? Aku bisa menebak jika pria yang akan menjadi suamiku itu adalah pria egois dan emosional. Yah, walaupun aku akui, wajahnya... sangat tampan.
Oh, sial. Kenapa aku malah memujinya?!
Tanganku kuangkat tinggi-tinggi untuk melempar foto itu ke lantai, namun suara ketukan pintu membuyarkan kegiatan nistaku.
Astaga, dengan cepat kuletakkan bingkai foto itu ke atas meja nakas lalu merapikan sedikit gaun pengantinku dan melangkah berniat membukakan pintu.
"Sakura? Kau sudah selesai?"
"Mama?"
Kulihat Mama- Haruno Mebuki mendekat ke arahku sambil merapikan rambut merah mudaku yang sedikit berantakan, "semua tamu sudah datang. Ayo cepat. Sasuke pasti sudah menunggu."
"Ah, i-iya." Aku tersenyum gugup dan hanya bisa pasrah di bawa Mama turun kebawah menuju acara pesta pernikahan.
Mama sudah menjauh dari pandanganku, dan kini aku harus berusaha memejamkan mata untuk mengusir rasa gugup, lalu melangkah turun dengan anggun menuju bawah.
[Author POV]
Sasuke maupun Sakura berdiri berhadapan. Mengingat jika ucapan janji suci mereka berdua baru saja selesai, wajah Sakura memanas. Gadis itu memejamkan matanya kuat berusaha menetralkan detak jantung nya yang berdetak tak karuan saat mata onyx indah layaknya buah zaitun itu memandangnya lembut. Belum lagi suara Sasuke yang dengan tegas dan lantang mengucapkan janji suci pernikahan mereka membuat Sakura tambah merona menahan rasa malu.
Sungguh, menyebalkan.
Selesai mengucapkan janji suci, Sasuke mendekatkan wajahnya ke arah Sakura dan memberikan kecupan lembut di jidat lebar istrinya itu.
Sakura mengepalkan tangan dan menggigit bibir bawahnya kuat-kuat. Suara teriakan meriah dari para tamu tak ia pedulikan, wajahnya benar-benar sepenuhnya memerah sekarang.
"Jangan memasang wajah seperti itu. Tersenyumlah." Sasuke berbisik tepat di dekat telinga Sakura membuat gadis itu merinding pelan.
"Ya, ak-aku mengerti." Balas Sakura menunduk gugup.
Sasuke tersenyum sekilas melihat wajah menggemaskan milik istrinya, dengan gerakan tiba-tiba Sasuke menggendong Sakura ala bridal style dan melangkah turun dari altar.
Lagi, teriakan histeris yang meriah itu kembali lagi bersuara heboh saat Sasuke menggendong Sakura dan berjalan tenang melewati para tamu. Semua tamu yang disana hanya bisa bersorak senang dan melemparkan bunga.
.
.
.
.
.
Setelah acara pernikahan, berfoto wedding bersama, menikmati makan malam dan cake, tanpa menunggu waktu lama lagi detik itu juga Sasuke langsung memesan tiket menuju Italia untuk bulan madu bersama istrinya.
"Kau serius, Sasuke-kun?" Tanya Sakura menggaruk tengkuknya ragu, "Kita bahkan baru saja menyelesaikan acara pernikahan ini. Tidak ingin menunggu besok saja? Lebih baik kita istirahat dul-"
"Ini sudah menjadi keputusanku, Sakura."
Sakura mendengus kesal mendengar ucapan Sasuke. Gadis itu bersedekap sambil membuang arah pandangannya ke samping. Menyebalkan sekali pria ini! Andai bukan karena permintaan kedua orangtua nya, Sakura tidak mau menerima lamaran dadakan dari Uchiha Sasuke. Pria itu egois sekali! Sungguh!
"Lalu bagaimana dengan kuliahk-"
"Untuk saat ini kau cuti seminggu. Tenang saja, aku sudah meminta izin." Potong Sasuke LAGI!
Sakura mencebik kesal, dengan kasar ia masuk kedalam kamar pesawat dan merebahkan diri di atas ranjang.
"Jangan ketiduran atau mencoba melepas gaunmu, Sakura. Pesawat ini sebentar lagi akan mendarat." Celetuk Sasuke yang ternyata sedari tadi bersender di ambang pintu dengan tangan bersedekap tak lupa memandang istrinya datar.
Sakura mengangguk pelan. Sebenarnya ia cukup gerah dengan gaun ini. Sakura ingin melepasnya kemudian berendam di air hangat. Ia sangat lelah hari ini. Dan, yah yang lebih sialnya ia tidak punya waktu untuk istirahat sebentar. Karena kecepatan pesawat yang mereka naiki, jangan ditanya. Pesawat jet boom memiliki kecepatan 2,6× lebih cepat di banding pesawat jet komersil.
.
.
.
.
.
Sampai sudah, Sakura menghela napas lega ketika helikopter pribadi mereka sudah sampai menuju tempat tujuan. Ya! Salah satu hotel terbesar di Italia yang kini sudah jatuh di tangan Sasuke sendiri. Ah, tapi bukankah ini berlebihan?
Hotel ini begitu mewah dan besar. Pemandangan di sekitarnya juga menakjubkan. Sakura hampir berteriak histeris jika ia tidak mengingat kalau sekarang ia sedang mengantuk berat.
"Kau tidak sabaran sekali." Celetuk Sasuke dari arah samping dengan nada datar. Pria itu melihat cara jalan Sakura yang terkesan buru-buru.
Sakura tak mempedulikan sindiran datar itu dan tetap melanjutkan langkahnya. Mereka berdua berjalan menuju salah satu kamar diikuti oleh para bawahan Sasuke yang membawa banyak koper dan barang-barang pribadi milik keduanya.
Brak!
Sakura tersenyum puas ketika berhasil membuka pintu dan mendapati kamar luas sesuai seleranya.
"Akhirnya aku bisa istirahat!"
"Lebih baik kau mandi terlebih dahulu." Celetuk Sasuke menghentikan ekspresi senang Sakura yang hanya bertahan selama beberapa detik.
Sakura menoleh dan menatap Sasuke tajam, "kenapa kau ikut masuk, huh? Ada banyak kamar disini. Kau bisa memilih salah satunya, 'kan? Sekarang keluar dari kamarku!"
Sasuke terkekeh pelan sambil melepas dua kancing di atas kemejanya. "Kau pikir aku mau pisah kamar sedangkan kita sudah menikah dan menjadi pasangan sah? Ayolah, jangan membuatku tertawa. Asal kau tahu, Sakura. Mau tidak mau, aku wajib tidur bersamamu." Ujar Sasuke menekankan kalimatnya dengan wajah datar.
"Wajib, eh? Yang benar saja." Dengus Sakura sebal.
"Tidak perlu banyak bicara. Sekarang cepat mandi."
Sakura melengos acuh dan malah menjatuhkan tubuh lelahnya di atas ranjang empuk. Gadis itu berbaring samping membelakangi Sasuke, "aku lelah. Aku akan mandi sesudahmu."
Sasuke hanya bisa menghela napas saat mendengar dengkuran halus milik Sakura. "Dasar. Memang kau bisa nyenyak tidur jika tubuhmu masih terbalut gaun? Ck, keras kepala." Akhirnya Sasuke pun mengalah dan terpaksa masuk kedalam kamar mandi untuk berendam air hangat dan membersihkan tubuhnya yang terasa lengket.
[Skip Time]
Sasuke memandang dirinya sendiri di hadapan cermin. Ia sibuk mengancingkan kancing kemejanya dengan wajah datar. Terlihat jelas helaian raven gelap nya yang basah membuat beberapa tetesan air menetes melalui surainya hingga menambah kesan 'wow' tersendiri terhadap penampilannya saat ini. Mata onyx perlahan Sasuke bergerak untuk melirik seseorang yang masih tertidur pulas di atas ranjang.
"Sakura belum bangun juga?" Sasuke bergumam heran sambil melangkah mendekati Sakura.
"Sakura, bangunlah. Kau bel-" Sejenak ucapannya terhenti saat melihat wajah polos Sakura saat tertidur.
Sakura menghembuskan napas nya secara teratur. Sasuke yang melihat itu terkekeh kecil. Mata onyx nya terlihat sangat menikmati pemandangan di hadapannya. Wajah putih bersih tanpa noda, kulit mulus, bulu mata lentik, hidung mungil, bibir tipis, dan wajah cantik menggemaskan.
Tapi yang paling membuat Sasuke gemas adalah,
Sakura meringkuk seperti bayi. Membuat Sasuke tidak tahan untuk memeluknya.
Seringai tipis tercetak jelas di bibir Sasuke. Ia mulai merangkak menaiki ranjang dan memeluk Sakura lembut dari arah belakang.
Sasuke menghirup dalam-dalam aroma yang menguar dari rambut dan leher sang istri. Entahlah, tapi yang pasti Sasuke menyukai aroma khas milik Sakura.
"Curang sekali. Kau tetap wangi, padahal kau belum mandi, Sakura." Batin Sasuke mengecup bahu Sakura perlahan. Aroma ini... seperti buah ceri.
Aroma ceri yang menenangkan dan terasa istemewa bagi Sasuke.
Sasuke mencium berulang-ulang pipi Sakura beserta leher dan bahu gadis itu. Untuk kali ini Sasuke merasa nyaman dengan tindakannya.
"Aku mencintaimu, Sakura."
Gumam Sasuke sebelum memejamkan mata berusaha ikut terlelap mengejar mimpi bersama sang istri.
Sasuke memang mencintai Sakura, tapi apakah Sakura juga mencintainya??? Mungkin jawabannya tidak, karena pernikahan ini sama tidak diinginkan oleh gadis bersurai merah jambu itu.
Hn, hal itu akan di pikirkan nanti. Yang terpenting sekarang adalah Sakura hanya miliknya. MILIK UCHIHA SASUKE!
Bersambung...
Next atau delete?
By the way, cerita ini dulu ku un-pub karena mau kuubah sedikit. Tapi sekarang ku-publish ulang. Kuharap kalian suka ya. Kalau gak suka SasuSaku, PERGI SANA!!!
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!!! JANGAN LUPA YA! kalau lupa berarti udah tua! /canda/
©LiaTabiba
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top