empat
Menjadi pilot adalah impian setiap laki - laki. Setidaknya itulah sebuah pendapat. Sebagai pilot tentu mempunyai suka dan duka. Banyak diantara kita yang masih kurang paham mengenai istilah Pilot.
Dulu istilah pilot hanya dipakai untuk penerbang, tetapi saat ini pengertian pilot sudah berbeda dan lebih luas.
Pilot adalah seseorang yang menjalankan mesin baik itu kendaraan darat, laut dan udara. Misalnya, supir bus adalah pilotnya sedangkan keneknya adalah kopilotnya. Kopilot adalah seseorang yang membantu tugas seorang pilot dalam menjalankan mesin.
"Captain Ali Wijaya Baskoro," pekik suara seorang wanita melengking di telinga Ali.
"Iya Bu Uki," sahut Ali kepada kepala kantor cabang perusahaannya saat Ali baru saja masuk ke dalam ruang management.
"Minggu depan waktunya Medex ya?" seru Uki mengingatkan.
Medex dilaksanakan rutin setiap 6 bulan sekali, hal itu adalah salah satu penentunya. Bagaimana jika mereka tidak lulus medex? Bisa - bisa seorang pilot mendadak menjadi pengangguran. Jadi rajin - rajinlah menabung, jauh hari sebelum itu terjadi. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan pilot mulai tingkat depresi yang tinggi sampai pada gangguan kesehatan lainnya.
"Okey Bu. Makasih," ucap Ali lalu duduk di kursi untuk menunggu persiapan terbang selanjutnya.
Ali mengaktifkan iphone-nya lalu menghubungi Prilly. Ada rasa was - was di dalam hati Ali saat ini.
"Assalamualaikum," sahut suara lembut dari seberang.
"Waalaikumsalam," jawab Ali menghela napas dalam.
"Kamu kenapa?" tanya Prilly cemas mendengar Ali menghela napas berat.
"Minggu depan medex," jawab Ali lesu.
"Oh, kamu jangan kepikiran itu. Jangan stres ya? Lepaskan semua beban pikiran kamu, aku yakin kamu akan lolos. Kan aku selalu kasih kamu makanan sehat dan bergizi," seru Prilly menghibur suaminya.
Hati Ali menghangat saat istrinya dari seberang terdengar terkekeh.
"Berasa lagu anak sehat aja. Kamu lagi ngapain?" tanya Ali curiga, karena terdengar ramai dari tempat istrinya berada saat ini.
"Aku masih di pasar, biasa belanja buat stok selama bulan puasa dan lebaran nanti di resto. Mumpung harganya belum pada naik. Kamu di mana sekarang?" tanya Prilly hal yang tak pernah absen dia tanyakan kepada Ali.
"Di LIA, Lombok," jawab Ali terdengar capek dan lesu.
Prilly terkadang tak tega jika mendengar suara Ali yang kelelahan seperti saat ini.
"Kamu hati - hati ya? Jangan memikirkan sesuatu yang berat," pesan Prilly yang tak ingin membuat Ali berpikir berat yang akan berpengaruh kepada kejiwaannya. Hal itu akan mengancam pekerjaannya.
"Ya udah, nanti aku telepon lagi ya?" seru Ali, menghela napas dalam. Sepertinya Ali sedang lelah saat ini.
Prilly harus dapat memahami keadaan Ali setiap saat. Rasa ingin mengobrol lebih banyak harus dia tahan hingga Ali nanti pulang ke rumah.
"Iya. Aku baik-baik saja di rumah dan jangan lupa jaga kesehatan," imbuh Prilly memberikan pesan dan tak bosannya membaweli Ali. Itu hal yang sangat membuat Ali semakin merindukan istrinya.
"Iya, Nyonya Ali Wijaya Baskoro yang bawal tapi ngangenin. Aku pengen makan gado - gado," kata Ali membuat Prilly tersenyum karena baru kali ini, Ali meminta sesuatu dari Prilly selama mereka sudah menikah.
"Okey deh Captain Ali Wijaya Baskoro, nanti kamu pulang aku buatin ya?" sahut Prilly merasa bahagia.
"Yang ... I love you," ucap Ali menghangatkan hati Prilly.
Prilly tersenyum tak jelas karena baru kali ini dia mendengar panggilan sayang Ali untuknya.
"I love you too my Pilot. Udah ah, aku mau nerusin belanja, malu dilihatin orang senyam - senyum sendiri kayak orang gila." Ali terdengar tertawa di seberang, Prilly yang mendengar ikut senang karena Ali sepertinya melupakan rasa letihnya sejenak.
"Sabar ya, 2 leg lagi aku pulang. Tapi itu aja kalau nggak RON," ujar Ali menahan rindu di dadanya.
RON (Remain Over Night) adalah istilah bagi pesawat yang tinggal menginap di suatu Bandara. Ini sewaktu - waktu bisa terjadi karena beberapa alasan.
"Iya, nggak papa," sahut Prilly yang sebenarnya bibir dan hati tak sesuai.
Sebenarnya hati kecil Prilly ingin Ali segera pulang dan menemaninya di rumah. Namun Prilly kembali mengingat tugas Ali sebagai Pilot, dia harus mengorbankan waktu bersama suaminya demi kebahagian penumpang yang sudah mempercayai maskapai tempat Ali bekerja.
"Ya sudah, aku kerja dulu ya? Jaga diri baik - baik. Assalamualaikum," ucap Ali yang sebenarnya dia sendiri juga harus menahan rasa perih di dada karena selalu meninggalkan istrinya, terkadang hingga sampai berhari - hari.
"Waalaikumsalam," balas Prilly lalu memutuskan panggilannya.
Beginilah menjadi seorang istri Pilot, kemandirian seorang istri pilot adalah mutlak. Satu hal yang pasti, menjadi istri seorang pilot berarti kita tiada boleh letih berdoa demi keselamatan pasangan kita. Belum lagi kalau kita soulmate, kondisi darurat apa yang dihadapi dapat benar - benar kita rasakan, seolah melihat maut di depan mata dan kita sadar bahwa keselamatan penumpang dan seluruh crew berada di tangan kita, seperti terhimpit beban yang begitu kuat dan nyaris tak mampu bernapas. Namun kita tetap harus mampu berpikir jernih, menganalisa dengan berusaha tetap tenang.
***
Maaf sayang, ternyata aku RON 3 malam di Surabaya. Bersiap menyambut libur panjang.
Prilly menghela napas dalam saat Ali mengirimkannya pesan singkat seperti itu. Prilly hanya dapat berbaring di ranjang berteman sepi. Air mata terkadang tak dapat dia tahan, rindunya yang teramat dalam harus ia pendam hingga kedatangan suaminya.
"Aku ikhlas menerima pekerjaanmu. Aku ridho jika harus membagi waktu dengan penumpangmu. Yang aku mau hanya satu Tuhan, kembalikan suamiku dalam keadaan sehat." Prilly menghapus air matanya lalu menarik selimut untuk menghangatkan tidurnya.
Belum juga dia memejamkan mata, tiba - tiba arus listrik padam. Prilly yang dasarnya takut gelap, segera berinisiatif menggapai iphone-nya dan menyalakan lampu LED dari iphone. Dalam keadaan seperti ini dia juga harus menghadapi sendiri tanpa Ali. Prilly langsung turun dari ranjang lalu mencari tempat di mana lampu emergency disimpan. Setelah
"Alhamdulillah, ya Allah," ucap Prilly mengelus dada lega setelah dia berhasil menghidupkan lampu emergency.
"Non, Non Prilly," seru Ebie mengetuk pintu.
"Iya Mbak Bie, tunggu sebentar." Prilly berjalan membukakan pintu kamar untuk Ebie.
"Non, nggak papa?" tanya Ebie khawatir.
"Nggak papa Mbak Bie. Mbak Bie takut?" tanya Prilly membuka pintu kamarnya lebar.
Ebie hanya diam sambil menggigit bibir bawahnya. Prilly yang sebenarnya takut namun tertutupi dengan sikap tenangnya hanya tersenyum lalu menarik Ebie masuk ke dalam kamar.
"Pak Ali nggak pulang, Mbak Bie tidur saja sama aku di sini," ujar Prilly mengajak Ebie berjalan ke ranjangnya.
"Bener Pak Ali nggak pulang, Non?" tanya Ebie memastikan.
"Iya Mbak Bie. Bener," jawab Prilly duduk di tepi ranjang.
"Kalau begitu aku tidur di sofa aja, nemenin Non Prilly di sini," seru Ebie lalu hampir melangkah ke sofa yang ada di kamar tersebut.
"Nggak usah, tidur aja di sini sama aku. Kayak sama siapa saja sih, Mbak Bie." Prilly menata tempat tidurnya, berbagi bantal dengan Ebie.
"Sini naik!" seru Prilly merangkak naik ke atas ranjang.
Ebie merasa ragu - ragu dan sungkan ingin naik ke atas ranjang majikannya. Baru kali ini Ebie akan merasakan tidur di ranjang empuk dan lebar.
"Loh, kok malah bengong. Sini!" Prilly menarik tangan Ebie hingga dia terjatuh di atas ranjang.
"Ih, kasurnya empuk," ujar Ebie polos membuat Prilly ingin tertawa namun ia tahan, takut Ebie akan malu dan merasa sungkan padanya.
Ebie pun merangkak naik ke atas ranjang lalu mengikuti Prilly yang sudah memejamkan mata.
"Ya Allah, dalam tidurku, aku mohon kepada-Mu selalu lindungi suami hamba di mana pun dia kini berada. Hamba tahu, di saat hamba lelap tertidur di tempat yang nyaman seperti saat ini, namun dia tetap masih terjaga dan melayang di angkasa. Ini semua ia lakukan demi kesejahteraan keluarga kami, berkahi setiap rizki yang kami peroleh. Aamiin." Tak pernah lupa Prilly selalu memanjatkan doa kepada Sang pencipta untuk keselamatan suaminya.
***
Captain penerbangan adalah komandan dari sebuah pesawat, Chief de Mission. Sedangkan First Officer adalah wakil dari Captain yang akan mengambil alih tugas Captain apabila Captain tidak dapat menjalankan tugasnya. Jadi apabila First Officer yang menjalankan pesawat atau mesin, maka dia adalah Pilot-nya. sedangkan Captain adalah Copilot-nya. Demikian sebaliknya, apabila Captain yang menerbangkan maka dia adalah pilotnya dan dia juga komandan pesawat sedangkan first Officer adalah Copilot-nya.
Hati siapa yang tak bergetar saat bersanding bersama masa lalu yang sempat mengisi hati dan hari-hari kita. Apalagi secuil rasa itu masih ada untuknya.
"Apa kabar kamu?" tanya Ali setelah sekian lama mereka saling berdiam diri. Ali menyapanya hanya sekedar basa-basi kepada seorang kopilot yang kini sedang membantunya mengoperasikan pesawat.
"Baik, kamu apa kabar?" Seorang wanita berparas cantik, masa lalu Ali tersenyum sangat manis menggetarkan kembali hati Ali.
"Alhamdulillah, baik." Ali merasa salah tingkah saat disandingkan dengan mantan kekasih hatinya yang dulu sangat dia cintai.
Tak ada lagi pembicaraan yang terjadi di ruang kokpit tersebut. Hanya suara komunikasi formal yang terjadi diantara mereka. Rasa canggung diantara mereka, karenak sudah sekian lama tak bertemu dan Cinta harus melanjutkan study untuk meningkatkan jabatannya di penerbangan. Tak dapat dipungkiri selama ini rasa cinta untuk Ali di hati Cinta masih tersimpan rapi.
"Flap fifteen Captain Ali, bersiap Captain, kita akan segera landing. Flap forty feet - horsepower," seru Cinta menginterupsi bersiap untuk mendaratkan pesawat.
Ali menarik napas dalam agar bisa lebih konsentrasi untuk mendaratkan burung besi tersebut. Sesekali Cinta melirik Ali yang fokus menatap ke depan. Cinta kembali menatap lurus, ikut berkonsentrasi penuh agar mereka dapat mendaratkan pesawat dengan selamat.
"Good landing Captain, kita sudah mendarat di bandara Adi Sucipto. Ciptain Ali dapat taxi-kan pesawat sekarang," ujar Cinta menahan perih di dadanya.
Ali tak menjawab apa pun, dia bingung untuk bersikap kepada Cinta. Hatinya tak dapat dipungkiri jika rasa cintanya untuk Cinta memang masih ada. Dia mentaxikan pesawat dengan baik. Hingga pesawat itu berhenti di tempat penurunan penumpang. Cinta menyandarkan tubuhnya sejenak melepas lelah karena selama perjalanan dia merasa tegang.
Ali melepas safety belt dan bersiap untuk keluar kokpit. Baru saja dia berniat berdiri dari tempat duduknya, tangan Cinta menahan lengan Ali.
"Bisakah kamu di sini sebentar menemaniku? Aku merindukanmu," ucap Cinta menatap Ali dengan penuh kerinduan.
Hati Ali bergetar dan menghangat saat Cinta mengucap rindu padanya. Ali kembali duduk dan menatap lurus ke depan.
"Bagaimana rumah tanggamu? Apa kamu bahagia?" tanya Cinta yang sebenarnya dia masih belum dapat menerima keputusan Ali saat ingin menikahi Prilly.
Ali terdiam, bingung untuk menjawab. Apakah dia sudah dapat mencintai Prilly dengan sepenuh hati selama ini?
"Sampai saat ini, aku masih menyimpan rasa itu buat kamu. Aku masih mencintaimu, Ali." Ali menatap wajah Cinta lekat, dia memperhatikan ke dalam manik mata nanar Cinta.
Tersirat luka di dalam sana, membuat Ali merasa bersalah karena sudah menciptakan luka itu di hati wanita yang selama ini sudah berdiri di belakang kesuksesannya. Tak kuasa menahan rindunya, akhirnya Ali menarik Cinta ke dalam pelukannya. Cinta menangis di dada Ali, mencurahkan semua rasa sesak di dadanya.
"Maafin aku ya? Itu semua aku lakukan karena keluargaku. Aku menakahinya karena situasi saat itu sangat mendesak." Ali mencium pucuk kepala Cinta.
Cinta mengeratkan pelukannya tak lagi memperdulikan status Ali yang sudah menjadi suami orang lain. Cinta hanya ingin Ali bersamanya dan dia ingin kembali merajut kasih bersama pria yang sudah lama memenuhi ruang di hatinya. Ali meregangkan pelukannya dan menghapus air mata Cinta.
"Kita perbaiki semuanya," ucap Ali membuat Cinta merasa memiliki kesempatan kedua.
"Aku mau," balas Cinta dengan senang hati.
"Tapi, bagaimana dengan dia?" Ali teringat Prilly yang berada di rumah.
"Aku siap menunggumu sampai urusanmu dan dia selesai," kata Cinta penuh dengan harapan.
Ali terdiam tak menjawab apa pun, pikirannya selalu tertuju kepada Prilly. Masihkah bisa pernikahannya dengan Prilly bertahan? Sedangkan dia kini sudah menemukan cintanya kembali.
"Sudah, kita sekarang turun dulu." Ali menegakkan tubuh Cinta dan menghapus air matanya dengan lembut dan penuh perhatian.
Cinta tersenyum sangat manis kepada Ali, lalu melepas safety belt-nya dibantu oleh Ali. Setelah itu mereka keluar dari ruang kokpit dengan bergandengan tangan seperti sepasang kekasih yang sedang dilanda cinta. Semua mata pramugari dan pramugara yang masih sibuk membersihkan kabin langsung tertuju pada tautan tangan mereka. Semua tahu jika Ali sudah menikah dan sebuah pertanyaan besar pun hadir di kepala orang - orang itu.
"Yan, gue nggak salah lihat kan ya?" bisik Yola salah satu Pramugari kepada rekannya.
"Gue nggak tahu Yol, kalau memang penglihatan kita benar, kasihan banget Nyonya Ali yang di rumah. Kadang pria itu egois, nggak inget istri yang sudah setia menunggu di rumah," ujar Diyan sambil membereskan tempat duduk dan mengambil koran yang ditinggalkan oleh penumpang di kursinya.
"Bener banget Yan, Nyonya Ali kan baik banget ya? Pendiam, nggak pernah neko - neko dan sepertinya dia setia. Nggak kayak istri Captain - Captain lainnya." Ada rasa belas kasihan di dalam hati Yola dan Diyan untuk Prilly.
"Gimana ya kalau Nyonya Ali tahu? Bisa gawat tuh," tukas Diyan menatap Yola penuh arti.
###########
Ujian kesetiaan. Asyeeeekkkk.
Slow update ya yang ini.
Makasih udah sabar menunggu.
Makasih juga untuk vote dan komennya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top