Bab 3 | Penawaran

Putra Nagarawan mengajak Adedi masuk ke dalam mobilnya. Awalnya, Adedi khawatir, tetapi dia sudah bersiaga kalau ada apa-apa dia juga bisa bertindak di luar nalar manusia. Dari dekat, Adedi bisa memperhatikan bagaimana sosok Putra Nagarawan ini. Politikus ini hidup lebih lama darinya, bahkan pernah sekali menjadi Presiden, kemudian di pemilu berikutnya dia kalah. Meskipun begitu, tidak menghalangi langkahnya untuk maju ke pemilihan presiden berikutnya. Kerutan wajahnya kelihatan, nyata sekali kalau orang ini usianya tidak muda lagi.

"Tawaran yang aku berikan kepadamu cukup jelas seharusnya," ucap Putra Nagarawan sambil tatapannya jauh ke depan.

"Darimana Anda tahu kemampuanku?" tanya Adedi.

"Di dunia ini bukan kamu saja yang punya kemampuan, banyak orang-orang di luar sana yang memiliki kemampuan di luar nalar. Kau dan aku adalah salah satunya," jawab Putra Nagarawan.

"Anda?" Adedi terkejut.

"Tak perlu terkejut. Orang-orang seperti kita akan dianggap aneh dan bisa jadi bahan eksperimen orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Dengan kemampuan yang kita miliki, kita bisa lolos dari mereka. Sayangnya, sebagian tidak. Mereka yang tertangkap akan jadi budak dan diperas habis-habisan untuk memuaskan tuan mereka. Aku sudah menemui orang-orang seperti itu dan aku tidak mau kau juga ikut jadi sapi perah mereka," terang Putra Nagarawan.

"Apa yang Anda mau?" tanya Adedi.

"Aku ingin membangun kerajaanku. Sebagai gantinya, aku akan bersihkan namamu dan aku akan lenyapkan orang-orang yang berusaha membunuhmu ataupu menyakiti orang-orang terdekatmu," jawab Putra Nagarawan.

"Lenyapkan?" Adedi mengernyit.

"Lenyap. Sebagaimana kau lenyap selama ini," jawab Putra Nagarawan.

"Ta-tapi, Pak. Maksudnya... membunuh?"

"Apa yang kau inginkan? Mengirim mereka ke negeri antah berantah? Aku punya kekuatan politik sementara ini, tetapi kita tidak tahu besok aku masih punya atau tidak. Aku juga sudah muak dengan para pejabat yang ada di negeri ini. Negeri yang dulunya diperjuangkan dengan darah, harta dan nyawa, sekarang digerogoti oleh tikus-tikus busuk yang kini menjadi pejabat di pemerintahan. Dulu aku bertarung dengan cara jujur untuk bisa naik ke kursi pemerintahan. Sayangnya, banyak sekali batu ganjalan yang berusaha menjatuhkanku. Kemudian aku menyadari sesuatu, kalau aku harus punya orang yang bisa mendukungku. Setidaknya orang yang bisa membantuku untuk mewujudkan negeri ini damai dan sentosa. Orang yang punya visi dan misi yang sama denganku. Paling tidak sama-sama membutuhkan."

Adedi juga menyadari bagaimana dia berhadapan dengan orang-orang berpangkat tersebut. Mereka tidak bisa ditaklukkan begitu saja. Jabatan mereka terlalu tinggi, sekali menebas satu kepala, maka kepala yang lainnya akan tumbuh. Ibaratnya kita akan melawan negeri sendiri, teman sendiri, kawan sendiri. Mereka bisa menjangkau apa saja, bahkan keluarga terdekat pun bisa tidak selamat.

"Apa yang akan Anda lakukan untuk negeri ini?" tanya Adedi.

"Aku akan bersihkan negeri ini dari orang-orang jahat. Aku akan ganti dengan orang-orang baik, setelah itu aku akan jadikan negara ini menjadi negara yang paling kuat. Tidak akan ada satu pun di dunia ini yang akan meremehkan kita lagi. Hal ini tidak akan bisa terwujud kecuali kita yang melakukannya," ucap Putra Nagarawan, "kau dengan kekuatanmu, aku dengan kekuatanku. Kita bisa bekerja sama untuk mewujudkan hal ini."

"Entahlah, aku bingung. Lagipula aku tidak tahu apa yang Anda impikan," kata Adedi realistis. Dia baru saja bertemu dengan Putra Nagarawan yang menawarkannya sebuah ide. Hanya saja gambaran ide itu masih kasar. Siapapun orang yang peduli dengan negerinya pasti punya keinginan dan impian seperti itu.

"Tenanglah. Aku akan mengajakmu ke suatu tempat, untuk sekarang kau ikut aku, mandi, ganti baju, rawat dirimu dan bersiaplah. Tenang saja, tidak akan ada yang mengganggumu selama kau bersamaku," ucap Putra Nagarawan.

Mobil mereka akhirnya sampai di sebuah kediaman di pinggiran kota. Di gerbang pagar terdapat nama si pemilik kediaman tersebut. Putra Nagarawan. Kejutan bagi Adedi dia bisa diajak langsung ke dalam rumah orang ini. Sampai sekarang Adedi belum tahu apa kemampuan Putra Nagarawan. Dia hanya pernah melihat orang ini di layar tv, belum pernah bertemu secara langsung sebelumnya. Ajaibnya adalah walaupun dia berusaha menguak informasi tentang Putra Nagarawan, tetapi tidak ada satu pun yang menyebutkan bagaimana kemampuannya. Kekuatan apa yang dimiliki oleh orang ini.

Halaman rumahnya sangat luas, bahkan untuk bisa masuk ke garasi juga ada kemungkinan sekitar 300 meter dari pagar. Rumah Putra Nagarawan dijaga oleh para pengawal dan yang pasti dipersenjatai. Adedi hanya menduga saja melihat dari kelakar gerakan mereka yang seolah-olah menjaga agar jas mereka selalu terlihat rapi. Halaman yang luas tersebut berisi kolam, pohon-pohon besar dan kebun bunga. Sebuah patung dewi Athena berdiri tegak di bundaran halaman rumah.

"Anda tinggal sendiri di rumah ini?" tanya Adedi. Mobil sudah berhenti di dalam garasi yang besar dengan mobil-mobil lainnya juga ada di sana.

Senyuman tersungging dari bibir Putra Nagarawan. Senyuman yang hangat dan renyah. Mereka keluar dari mobil. Politikus itu segera membawa Adedi ke dalam rumahnya lewat pintu samping. Sengaja dia menghindari masuk lewat pintu luar, sebab di luar rumahnya banyak para wartawan dengan kamera jarak jauh memotret untuk melihat siapa yang keluar masuk rumahnya melalui pintu depan.

Suasana di dalam rumah Putra Nagarawan tentunya tak seperti dugaan Adedi sebelumnya. Dia menduga politikus ini akan dipenuhi ornamen mewah atau apapun yang biasanya ada di film-film. Yang ada di dalam rumah tersebut ruangannya sangat luas dan hanya ada 3 sofa dan satu meja di tengah ruangan. Tidak ada hiasan apapun, tidak ada lukisan, hanya dinding yang ditempeli oleh wallpaper yang cukup bagus. Lantainya diberi keramik berwarna coklat dengan corak yang sangat menawan. Tidak ada sedikit pun barang mewah di dalamnya. Sangat aneh bagi rumah seorang yang kaya seperti Putra Nagarawan malah tidak punya apa-apa di rumahnya. Adedi menduga, pasti ada pintu rahasia atau ruangan rahasia. Tidak mungkin orang ini rumahnya Cuma seperti ini isinya.

"Kau tak perlu terkejut. Aku memang tidak suka barang-barang mewah. Jadi hanya ada beberapa sofa dan sebuah meja. Tempat kerjaku juga tidak banyak yang bisa aku perlihatkan. Bahkan, aku sebenarnya enggan membeli sofa dan meja itu. Tapi, aku pikir itu untuk tamu. Jadi tak apa-apa menurutku," kata Putra Nagarawan, "oh iya. Aku tinggal sendiri. Memang ada beberapa pembantu, mereka akan mempersiapkan sarapan dan makan malam, bersih-bersih rumah dan menjaga taman. Selain itu tidak ada keluarga. Kau sendiri mungkin tak akan percaya kalau aku sudah berusia lebih dari seratus tahun."

Tuan rumah dengan santai duduk di sofa yang ada di ruang tamu tersebut. Adedi kemudian mengikutinya untuk duduk. Sofanya cukup empuk untuk diduduki. Walaupun sepertinya sebuah sofa, tetapi harganya pasti sangat mahal.

"Anda bilang tahu kemampuanku. Bagaimana bisa?" tanya Adedi, "aku tidak pernah memberitahukan kepada siapapun tentang kekuatanku ini."

Jari telunjuk sang Mantan Presiden diangkat. Tiba-tiba tubuh orang itu sedikit demi sedikit terangkat seperti orang mempertunjukkan sulap. Bukan hanya itu saja, kini Putra Nagarawan bersila di udara sambil berputar-putar terbang mengitari Adedi. Adedi ternganga menyaksikan hal itu. Baru kali ini dia menyaksikan orang dengan kemampuan seperti ini.

"Kekuatanku sebut saja psikokinesis, tapi ini baru sisi luarnya saja. Aku bisa membaca pikiranmu dan aku bisa mengetahui apa saja yang kamu lakukan, yang kamu inginkan...bahkan yang kamu rasakan sekarang," ucap Putra Nagarawan sambil menghentikan aksinya. Dia kembali ke posisinya semula untuk duduk di sofa secara wajar.

"Oke, aku percaya sekarang," ucap Adedi.

"Kemampuanmu itu, berbicara dengan mesin. Kau dapatkan dari Kesadaran Bumi dan orang-orang yang mendapatkan anugerah seperti kalian disebut sebagai pemilik kekuatan ajaib. Tidak sedikit sebenarnya orang-orang yang memiliki kekuatan seperti itu. Hanya saja, mereka takut untuk keluar dan menampakkan diri. Orang-orang akan tetap mengatakan kalian orang aneh, sinting dan tidak akan bisa menjadi orang normal," jelas Putra Nagarawan, "aku bahkan harus hidup lama untuk bisa berinteraksi dengan orang-orang ini. Menjelajah bumi dari ujung samudra sampai ke dalam kegelapan bumi untuk bisa menemukan tujuanku yang sesungguhnya."

"Kekuatan ajaib?"

"Dulu, bumi ini dihuni oleh orang-orang dengan kemampuan khusus. Mereka terdiri dari banyak ras, hingga akhirnya terjadi perang besar antara banyak ras. Sebut saja karena keserakahan, angkara murka. Perang besar tak terhingga hingga akhirnya kesemua ras tersebut harus bersembunyi dari manusia yang sudah menguasai bumi ini. Mereka hidup bersama kita, bersembunyi atau bahkan menghilang meninggalkan bumi ini mencari tempat kehidupan yang baru. Di antara mereka ada para naga, peri, geostreamer, para elemental dan para pemilik kekuatan ajaib. Kita adalah manusia terpilih," terang Putra Nagarawan.

***

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top