4 | Plan B

Ji Hyun menghempaskan tubuhnya ke atas sofa. Hye In dan Jason duduk di kursi. Tentu saja mereka merasa bersalah, karena merekalah misi gagal. Walaupun memang misalnya intelnya palsu, tetapi tetap saja mereka tak semudah itu tertangkap. Semuanya makin penasaran tentang keluarga Wijaya. Siapa sebenarnya orang-orang ini? Bagaimana mereka bisa mengalahkan para agen yang berpengalaman.

"Sekarang bagaimana?" tanya Ji Hyun.

"Mau tak mau kita harus membatalkan misi. Tak ada cara lain selain berdamai dengan Faiz," jawab Trent.

"For fuck sake, Trent! Misi ini tidak boleh diketahui oleh siapapun. Kau tahu bagaimana kalau sampai orang sipil tahu? Apalagi orang sepenting Faiz? Kita tetap harus merahasiakannya. Tidak boleh ada yang tahu," ucap Ji Hyun.

"Kita harus sesuai dengan rencana awal," ucap Hye In.

"Lalu, apa yang harus kita lakukan?" tanya Ji Hyun.

"Yang jelas, aku dan Jason tidak mungkin lagi menampakkan diri di depan Faiz. Kita pakai plan B. Mau tak mau kita harus melakukannya," kata Hye In.

"Plan B? Sejak kapan kita punya plan B?" tanya Ji Hyun.

"Sejak saat ini," sahut Trent.

"Ji Hyun, aku ingin kau mendekati Hiro. Kita buat ini misi penyamaran, kau jadi temannya dan manipulasi dia sampai kau bisa masuk ke ruang server," kata Hye In.

"Itu ide terburuk yang pernah aku dengar. Kita pakai cara lama saja, masuk lewat atap atau lewat mana gitu. Menyamar sebagai sekuriti atau pegawai lalu masuk ke sana. Kita itu intel yang punya segudang peralatan canggih apa tidak bisa masuk ke server mereka?" protes Ji Hyun.

"Sebenarnya, kita juga tidak tahu bagaimana server M-Tech, di mana pusat datanya, dan juga diletakkan dimana. Sama sekali tidak tahu. Intel kita hanya sebatas data Genesys ada di dalam server M-Tech. Hacker terbaik yang kita miliki sampai sekarang belum bisa membobol pertahanan dari server tersebut," sela Jason.

"Aku tidak percaya ini. Pertama, informasi tentang Hiro salah. Kedua, informasi tentang Faiz salah. Lalu, server yang tidak kita ketahui ada dimana. Kalau memang dari awal tidak tahu ada dimana kenapa kita berusaha menculik Hiro?"

"Ingat, Ji Hyun. Ini misi rahasia yang mana kita tidak boleh sembarangan membocorkannya. Rencana semula adalah kita culik Hiro, kita suntik dia dengan serum kejujuran, setelah itu kita bisa tahu dimana servernya, kita masuk ke sana, ambil data Genesys, kita kembalikan Hiro dan dia tersadar tidak ingat apapun. Sesimpel itu," kata Hye In, "tapi kalian tahu sendiri hasilnya."

"Tetap, aku tidak mau melakukan plan B. Plan B is Bullshit!" ujar Ji Hyun sebelum dia pergi meninggalkan rekan-rekannya, keluar dari ruangan.

Sesaat mereka berdebat tiba-tiba terdengar suara panggilan dari ponsel Hye In. Sebagai pemimpin operasi, Hye In tahu itu nomornya siapa. Sang pimpinan telah menunggu hasil dari apa tugas yang mereka kerjakan. Pasti hasilnya akan membuat pemimmpin murka.

Wajah para agen ini pun memasam. Mereka pasrah dengan apa yang akan dituai. Perlahan-lahan Hye In menekan tombol loud speaker agar semua bisa mendengarkan.

"Big Boss?" sapa Hye In.

"Apa yang bisa kalian laporkan hari ini?" tanya suara seorang pria di telepon.

"Tidak berjalan dengan baik," jawab Hye In, "bisakah dijelaskan, kenapa kita sampai kedapatan false intel? Keluarga Wijaya tidak seperti yang kita kira. Mereka kuat, anak mereka bukan main-main sampai bisa melumpuhkanku dan Jason yang sudah berpengalaman. Siapa mereka ini? Apa kalian ingin jadikan kami sebagai umpan?"

Big Boss mendesah. "Maaf, intelnya tidak salah. Melainkan, kita yang salah. Keluarga Wijaya ini termasuk konglomerat yang melindungi aset keluarganya. Hampir setiap teknologi canggih di negara Indonesia mereka yang membuatnya. Bahkan, mereka punya kehormatan untuk menyimpan dan mengelola data penting di server yang mereka buat. Karena begitu pentingnya, maka anggota keluarga tersebut dilindungi oleh orang-orang terlatih. Aku tidak mengira saja kalau sampai seperti itu."

"Big Boss, apa ada cara yang lebih baik untuk kita bisa masuk ke server mereka?" tanya Ji Hyun.

"Mau tak mau kita harus memakai cara social engineering. Cara itu lebih baik daripada memakai cara lama," ucap Big Boss, "tapi konsekuensi dari ini semua, mereka akan bersiaga terhadap apapun."

Ji Hyun hanya mendesah. Meskipun begitu, di dalam pikirannya ia merasa ada sesuatu yang janggal. Misi kali ini terlalu terburu-buru. Kenapa organisasi menyuruh untuk menculik Hiro kalau memang intel yang mereka terima tidak akurat? Dan juga Big Boss seperti tidak peduli dengan keadaan mereka.

"Kenapa kita tidak sejak awal memakai cara social engineering?" tanya Ji Hyun.

Setiap mata di ruangan itu tertuju ke Ji Hyun. Masuk akal ucapan Ji Hyun.

"Kita tahu ini berisiko, terlebih lagi ini persoalan teroris internasional. Dengan social engineering risiko yang akan kita terima lebih sedikit, daripada kita harus frontal menculik Hiro untuk bisa masuk ke server mereka," jelas Ji Hyun.

"Problemnya adalah kita tidak tahu kapan para teroris itu akan bergerak. Asumsiku semakin cepat kita dapatkan data mereka, semakin baik. Namun, ternyata dugaanku salah," jawab Big Boss.

"Tetap saja, it doesn't make any sense at all. Kau membahayakan nyawa kami dan kau tahu itu," protes Ji Hyun.

"Tidak ada agen di lapangan sebaik kalian. Nyatanya kalian bisa lolos dan selamat. Masih ingat bagaimana dengan misi menculik penjahat perang Raymond Hughes? Kalian bisa melakukan itu dengan sangat bersih, yang bahkan istrinya yang tidur di sebelahnya saja tidak tahu kalau suaminya diculik. Jelas sekali ini murni kesalahan intel yang membuat kalian gagal. Aku ingin kalian menyelidiki keluarga Wijaya dari awal. Anggap intel kemarin salah dan kalian bikin profiler baru," ujar Big Boss.

Ji Hyun mendesah. "Oh, God..."

"Jangan khawatir, tugas kalian hanya mendapatkan data komplotan teroris itu. Sehingga, kita bisa menangkap mereka dimanapun mereka berada," kata Big Boss.

"Bagaimana kita bisa menjamin mereka tidak melakukan aksi mereka selama kita berusaha mendapatkan data itu?" tanya Hye In.

"Sudah kubilang tak perlu khawatir. Pimpinan teroris sudah kita awasi 24 jam penuh. Aksi-aksi yang membahayakan akan terus kita pantau. Kita hanya perlu data tersebut, setelah itu kita habisi satu per satu komplotannya, sehingga dia dengan mudah akan kita ringkus," jawab Big Boss.

"Pimpinannya? Kalau kau tahu pimpinannya kenapa tidak diringkus saja?" sela Trent.

"Jaringan teroris ini tidak terpusat seperti yang kalian pikirkan. Mereka akan bertindak sendiri-sendiri jika pimpinan mereka terancam. Maka dari itulah, dengan kita bisa mendapatkan data komplotan mereka, kita tidak akan takut lagi kalau misalnya kita tangkap pimpinannya," jawab Big Boss.

Suasana pun hening kembali. Misi ini sangat berat. Mau tak mau mereka harus melakukannya. Ji Hyun menghempaskan diri di sofa sambil memejamkan mata. Dia harus membuang egonya. Plan B mau tak mau harus dilakukan.

"Lakukan," ucapnya.

* * *

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top