My Husband (2) Closed
Ada sebuah sekolah menegah atas di salah satu kota. Itu adalah sekolahmu, di mana itu adalah tempatmu belajar menuntut ilmu untuk menggapai cita-citamu demi masa depan yang lebih baik.
Sekolah juga adalah tempat menyenangkan untuk mencari teman dan pengalaman yang baik untuk mengisi masa-masa remaja indahmu. Seperti kegiatan belajar yang menyenangkan, persahabatan, percintaan, atau prestasi.
Namun, itu semua mustahil bagi kamu dapatkan.
Setiap hari, kamu hanya bisa mendapatkan bullyan di sekolah. Selama 3 tahun, kamu selalu ditindas dan diperlakukan dengan buruk oleh banyak murid di kelas. Bahkan guru di sana pun tidak mau mengurus masalah itu karena kamu hanyalah anak miskin.
Uang bisa menjadi segalanya di dunia ini dan kamu yang berasal dari keluarga yang biasa saja dengan uang yang selalu seadanya, hanya bisa diam saja dan tidak pernah memberitahukan masalahmu kepada orang tuamu.
Saat hari kelulusan, kamu tidak ikut berfoto dengan semua teman kelasmu. Kamu merasa itu adalah hal yang tidak penting lagi, karena mereka semua bukan temanmu. Kamu memutuskan ingin pulang duluan.
Namun, kamu ingat ada satu murid laki-laki yang menghampirimu. Tampaknya itu bukan murid dari kelasmu. Laki-laki berambut hijau tosca itu mendatangimu dan tersenyum lembut padamu.
"Selamat atas kelulusanmu. Kau belum berfoto. Mungkin aku bisa membantu memfotomu?"
Kamu bingung kenapa laki-laki itu seakan tahu dirimu tidak berfoto untuk kenang-kenangan. Namun tanpa ada rasa curiga apapun, kamu akhirnya memintanya untuk memfotomu sebelum kamu pulang.
Setelah itu kamu pikir kamu bisa berfoto bersama dengan laki-laki itu, namun saat ingin meminta, sosok itu sudah hilang setelah kamu mengalihkan pandangan dari ponselmu.
Kamu bingung kenapa laki-laki itu bisa menghilang dengan cepat. Mungkinkah dia sedang buru-buru? Entahlah, namun dengan pikiran positifmu kamu merasa berterima kasih karena kamu bisa menyimpan foto kelulusan dirimu meskipun hanya berfoto sendirian.
Ya, setidaknya ada satu orang baik padamu di sekolah walaupun itu hanya sebentar.
Hingga tak terasa, beberapa tahun lebih pun berlalu.
Setelah melewati banyaknya rintangan dalam menggapai impianmu, akhirnya kamu berhasil menjadi seorang guru SMA salah satu mata pelajaran kesukaanmu. Hanya saja, kamu menjadi guru di sekolah SMA tempat yang pernah menjadi tempat sekolahmu dulu.
Mungkin ini sebuah takdir yang mengharuskanmu bekerja di sekolah tempat semua kenangan tidak menyenangkanmu dulu remaja di sini. Namun, kamu pun tetap menyemangati dirimu dan menepis semua masa lalu itu. Lagipula, mereka yang jahat padamu itu tidak mungkin berada di sini lagi, kan.
Inilah masa depan yang kamu inginkan. Sekarang, kamu hanya tinggal melakukan pekerjaan dengan baik dan menikmati kesukaanmu, yaitu mengajar sebagai guru yang disukai murid-murid.
Hari pertama sebagai guru, kamu melakukan perkenalan dan keakraban dengan sangat baik pada murid-murid kelasmu. Murid-murid di kelas tampak sangat senang dengan caramu berinteraksi pada mereka.
Setelah berkenalan, kamu mengajak murid-murid kelas 2-mu itu untuk melakukan pemilihan siapa yang akan menjadi ketua kelas, wakil, sekretaris dan bendahara. Semua murid melakukan voting untuk menentukan. Setelah keempat murid terpilih, kamu menyuruh yang terpilih segera maju untuk memperkenalkan diri.
Keempatnya memperkenalkan diri bergantian dengan sangat baik. Setelah itu kamu menyuruh mereka kembali duduk.
Hanya saja, entah kenapa ada salah satu diantara mereka yang terasa tidak asing bagimu, seolah kamu pernah melihat murid ini di suatu tempat, meskipun hanya sebentar.
Sekretasis kelas yang dipilih murid-muridnya, murid laki-laki manis berambut hijau tosca itu terasa tidak asing bagimu. Namun saat mata tosca itu membalas tatapanmu, kamu terkejut diam tidak tahu dari mana rasa tidak asing itu melihat senyuman sang pemuda.
"Bu guru, kenapa menatap saya terus? Apa Anda butuh bantuan saya?"
Di dalam buku absen, murid itu bernama Albelp Hoger. Murid-murid mempercayakan Albelp sebagai sekretaris kelas karena tulisan sang pemuda adalah yang paling bagus di kelas ini. Ketua kelas wakil dan bendahara sudah duduk. Namun Albelp masih berdiri karena menyadari gurunya terus melihatnya.
Kamu merasa pernah melihat dan bertemu Albelp di suatu tempat. Tapi entah kenapa, ingatannya seakan tidak bisa mengingat hal itu, padahal rasa tak asing itu sangat jelas.
Nama : Belphoger
Umur : ??
Tentang : Seorang iblis nafsu jahat yang suka merayu manusia untuk melakukan hal yang menyesatkan agar berbuat dosa. Iblis ini tidak memakan jiwa, namun sebagai iblis licik ia suka menyesatkan orang dewasa yang bekerja di sekolah untuk berbuat dosa atau melakukan hal-hal yang salah.
Selamat bermain!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top