°Part Two : Who Are U ?°

Aku takut
Aku sendirian
Sampai Aku bertemu denganmu.

-----------------

       " Haiii Sarah " sapa Varona semangat, dia tersenyum lebar sampai lesung pipitnya terlihat, aku membalasnya dengan senyuman dan berhenti tepat didepannya. " Yuk " ajakku, Varona hanya mengangguk cepat dan beranjak dari duduknya.

     " Yuk, rutenya cuma ngelilingin komplek kok " sahut Varona lalu mulai berlari, aku yang sedang membenarkan tali sepatuku langsung mengejar Varona begitu selesai. Varona hanya tertawa ringan saat aku memprotes aksinya.

    Lalu kami melewati sebuah rumah yang kelihatan bobrok, atapnya sudah tak ada, temboknya berlumut dan penuh dengan coretan - coretan Pilox, malah beberapa bagiannya sudah tak bertembok lagi. Tanamannya merambat menjalari seluruh rumah, tak terurus dan tak terawat. Aku bergidik ngeri dan langsung mengalihkan perhatianku pada Varona.

    " Va, itu rumah siapa ?" tanyaku penasaran, Varona hanya melirik rumah menyeramkan yang kutunjuk dan menggeleng. " Nanti aku kasih tau, tapi jangan disini " balasnya lalu melanjutkan Jogging. Aku hanya mengangguk dan mengekor Varona.

❇❇❇

      " Jadiii ?" Aku menyodorkan sebotol air mineral pada Varona, Varona hanya menerima sodoranku dan melirikku sekilas.

    " Itu awalnya rumah Pak Toro, orang Jawa yang pindah 10 tahun yang lalu, dia punya anak perempuan yang kayaknya seumuran. Namanya Tri, Tri itu anaknya agak tertutup sama cenderung agresif. Oh, sama dia itu Indigo" terang Varona

    " Nah dulu aku sama Tri sering main bareng, Tri itu sebenernya baik kok. Tapi sayang, Tri meninggal di apartemen tempat tinggal dia sementara rumahnya itu direnovasi. Dia lompat dari balkon yang tingginya 8 meter atau lebih, entah kenapa " lanjutnya, aku menganga lebar. Bunuh diri ?

    " so keluarga Pak Toro trauma terus pindah ke daerah lain, sampai saat ini rumahnya belum laku gara - gara itu, Sar, menurut kamu kenapa Tri meninggal ? Kecelakaan apa Bunuh diri ?" tanya Varona cepat, aku terkejut dan langsung menatap Varona

    " Ummm ... Kecelakaan ?" jawabku asal, Varona mendengus pelan dan memainkan kakinya " awalnya, tapi ada yang aneh loh, Sar " dia menatap sekilas rumah kosong yang tadi kutunjuk, memang hanya beda selisih 9 rumah dari taman.

    " Hmm maybe, ouya, Va lanjut besok aja ya. Dah jam 5 lebih loh, sebentar lagi malam " celetukku, Varona mengangguk dan melambai " Ppay Sar " pamit Varona " Ppay " balasku.

❇❇❇

    " Im back " kataku begitu membuka pintu rumah, aku segera merebahkan diriku di Sofa terdekat dan meraih Hp-ku yang tergeletak di meja begitu saja

TRIAL send a friend request

    Aku mengernyit, Trial ? Siapa Trial ? Rasanya temanku di Jakarta atau pun Bandung nggak ada deh yang namanya Trial.

Sarah.alma accept TRIAL friend request.

TRIAL : Halo :)

Sarah.alma : Who are u ?

TRIAL : Trial, salken ya. Aku tau id mu lewat majalah

Sarah.alma : kamu liat di majalah News for Teen ?

TRIAL : Iya, hehehe. Gak ada salahnya kan nyoba😁

Sarah.alma : Hu'uh

     Majalah News for teen itu majalah khusus anak remaja yang terbit seminggu sekali, aku langganan majalah itu. Aku pernah iseng iseng nyari sapen ( bukan sapen kali ya kalau pake gadget ?) di majalah itu.

    Lalu aku mematikan Hpku dan memutuskan untuk mandi, jam sudah menunjukkan pukul 18.02.  Aku pun pergi ke kamar untuk mengambil piyama dan membawanya ke kamar mandi bersama handukku.

❇❇❇

     " Wuaahhh !"

  
       Jeritku begitu selesai mandi, mataku terbelalak dan nafasku tercekit. Pemandangan didepanku sangat mengerikan, kasurku yang awalnya rapi menjadi berantakan, wallpaper terkoyak habis, buku buku yang sudah kutata di lemari berpencar diseluruh penjuru kamar, karpet bulunya sebagian rusak dan sebagiannya lagi hilang.

  'Apa apaan ini ?!' batinku kaget

    Segera kulirik lemari bajuku yang hampir rubuh, seluruh bajuku sobek dan hilang beberapa bagian,  malah bajuku hilang - hilangan.

  Sampai akhirnya . . . aku baru menyadari kalau wallpaper dinding yang terkoyak membuat suatu tulisan.

~~~~~ MATI ~~~~~~~

      Aku menganga lebar, sampai terdengar bunyi pintu didobrak. Aku terkejut dan langsung mengambil tongkat bisbol ku (?), aku berjalan mundur dan terus menatap pintu itu.

   
   *Braaaaak !*

   Aku tersentak kaget dan menatap sosok yang mendobrak pintuku, Ayah.

    " Gyaaaaaa !" jeritku, nafasku tak karuan.

~~~~~~~~~~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top