• Prolog •
"Kita mencintai dengan cinta yang lebih dari cinta."
"Tidak ada keindahan yang indah... tanpa keanehan dalam proporsinya."
"Dan semua yang aku cintai, aku cintai sendirian."
"Puisi adalah ciptaan ritmis keindahan dalam kata-kata."
"Kebodohan adalah bakat untuk salah paham."
"Mengapa orang-orang menulis? Itu karena, jika mereka ada di dalam cerita, mereka selalu bisa bertemu dengan orang yang ingin mereka lihat."
"... Aku sama sekali tidak mengerti semua hal yang tertulis di sini-" Tepat di saat dia mengatakan itu, pintu pun ku buka.
"Lenore, apa yang kau lakukan di ruangan ayah?" tanya ku pada putri ku seraya memberinya tatapan menyelidik.
"Ah- Ayah! Ehehe... Uh... Ini semua artinya apa, ayah?" balas nya sambil menunjukkan selembar kertas yang ada ditangannya padaku.
"Itu semua hanya tulisan acak. Tunggu- k-kau membacanya!?" Ya, selembar kertas yang dipegangnya itu sebenarnya bisa dijadikan draf untuk novel misteri ku, tapi karena isinya hanya kutipan-kutipan acak, jadi yah begitu.
"Memangnya kenapa?" tanya putri ku dengan polosnya.
"Um... Kau masih terlalu muda, kau belum bisa mengerti hal semacam ini, Lenore. Oh, iya, ibu sedang menyiapkan makan malam, sebaiknya kau segera ke ruang makan." ujar ku padanya sekaligus mengalihkan topik.
"Benarkah? Kalau begitu, ayo ke ruang makan bersama!" ajaknya padaku.
"Ah... Kau pergilah duluan. Ayah akan menyusul, ayah perlu merapikan ini." balasku.
"Oh, tapi... dimana Karl dan Grip?" sekali lagi dia bertanya padaku.
"Mereka sudah di ruang makan." jawabku.
"Ah, baiklah! Ayah cepatlah menyusul, ya!" serunya sambil melambaikan tangannya.
"Iya..." balasku singkat sambil merapikan kertas-kertas yang berantakan karena diacak-acak oleh putri ku tadi.
Pintu tertutup, gadis itu, putri ku, Lenore, meninggalkan ruangan ku dan pergi ke ruang makan.
Huh...
Bisa-bisanya dia diam-diam masuk ke ruangan ini tanpa sepengetahuan ku. Dia bahkan membaca tulisan-tulisan acak ku. Yah, itu sih tidak apa, asalkan jangan sampai dia membaca isi kertas-kertas draft untuk novel misteri ku. Istriku bisa-bisa marah padaku jika Lenore sampai menanyakan sesuatu yang berhubungan dengan novel yang sedang ku tulis padanya.
Ah, iya. Kenalkan, aku Edgar Allan Poe. Gadis kecil tadi, dia putri ku, namanya Lenore Poe. Dan istriku yang ku bicarakan tadi adalah (Y/n) Poe. Aku belum bisa mengenalkan mereka sepenuhnya pada kalian, tentunya karena kalian akan mengenal mereka sendiri.
Jika kalian ingin mengenal mereka, maka dari itu, silakan kalian baca cerita ini sampai selesai. Ya, ini memang masih prolog. Tapi tenang saja, kalian akan segera membaca bagian pertamanya, lalu seterusnya.
Ah, aku ingatkan, ceritanya akan dimulai dengan kisah akan aku dan istriku. Bagaimana kami bertemu, bagaimana kami bisa dekat dengan satu sama lain, dan lainnya. Intinya, cerita ini sebenarnya tentang aku dan istriku.
Aku harap kau akan menyukai cerita ini, pembaca yang terhormat.
Baiklah, sepertinya itu saja yang perlu aku sampaikan. Aku baru saja selesai merapikan kekacauan yang telah Lenore lakukan di meja kerjaku, sekarang aku perlu pergi ke ruang makan untuk makan malam bersama keluarga kecilku. Sampai nanti.
---
Hai, kawan. Seperti biasa, sekedar reminder, Author punya kesibukan sendiri, jadi jangan harap book ini selesainya cepat karena book ini bakal lumayan panjang:)
[506 Words] [19 Januari 2022]
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top