•#1 × The Raven

Hari itu, cuacanya tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin juga. Bisa dibilang, cuacanya normal. Jalanan kota tidak terlalu ramai, hanya ada beberapa orang yang lalu lalang di sini, dan aku adalah salah satunya. Suara kendaraan lewat, orang-orang berbincang, anak-anak tertawa, dan suara napas seekor rakun yang sedang tertidur di dekapan ku, semuanya terdengar dengan sangat jelas.

Oh, kau ingin tahu aku sedang dalam perjalanan ke mana? Aku sedang dalam perjalanan ke kantor Agensi Detektif Bersenjata, dengan tujuan untuk menemui rival sekaligus teman ku, Ranpo Edogawa. Aku harap dia sedang ada di kantor Agensi, jika dia sedang pergi keluar, aku bisa saja berakhir duduk meringkuk di kursi tunggu, persis seperti yang kulakukan saat aku pertama kali datang ke kantor Agensi dan dia mengabaikan ku untuk beberapa saat, aku benar-benar tidak suka itu.

Tak lama kemudian, tiba lah aku di kantor Agensi. Tepat saat aku membuka pintu kantor itu, aku berpapasan dengan Ranpo dan seorang wanita yang sama sekali tidak ku kenal. Wanita itu berkulit (s/c)*, rambutnya (h/c)*, maniknya berwarna (e/c)*, tubuhnya sepantaran dengan Ranpo, dan terdapat seekor burung gagak yang sedang bertengger di pundaknya. Ah, dia cantik juga. Tunggu, apa yang baru saja ku pikirkan?

"Oh, hei, Poe-kun! Sedang butuh nasihat ku untuk novel mu, ya? Sayang sekali, aku perlu pergi ke suatu tempat karena pekerjaan. Mungkin lain kali, ya! Ayo kita pergi, (Y/n)-san!" seru Ranpo sambil menoleh kearah wanita disebelahnya. Wanita itu hanya mengangguk pelan sebagai balasan. Wah, mereka berdua langsung pergi begitu saja meninggalkan ku. Ah, jadi wanita tadi namanya (Y/n)? Sungguh nama yang indah.

"Halo, kawan!" seorang pria tiba-tiba menepuk pundak ku. Dia adalah Osamu Dazai, seorang maniak bunuh diri yang merupakan salah satu detektif terbaik di Agensi, dan dia 6 tahun lebih muda dari ku. Aku pun mengedipkan kedua mataku (meskipun hanya satu mata ku yang terlihat karena satunya tertutup rambutku) sebagai isyarat untuk menanyakan apa maunya.

"Kau sepertinya tertarik dengan wanita tadi, apa perlu aku mengenalkannya padamu?" tanyanya padaku. Oh, sepertinya dia membaca pikiranku. Oke, aku akui aku tertarik untuk mengenalnya. Wanita itu tiba-tiba saja memunculkan sebuah perasaan aneh di pikiranku. Atau, dia bisa saja mengubah hidupku. Terserahlah, yang penting aku penasaran dengannya. Anggukan pelan ku berikan ke pria berambut brunette itu.

"Oke! Baiklah, ayo masuk! Mana mungkin kita betah berbincang-bincang sambil berdiri di sini sementara sofa di dalam dibiarkan begitu saja! Kunikida-kun juga sedang tidak ada, jadi kita bisa berbincang dengan tenang tanpa omelan nya soal pekerjaan!" serunya panjang lebar sembari membawa ku masuk ke kantor Agensi. Kami berdua pun duduk saling menghadap satu sama lain di sebuah sofa, dan Karl yang masih tidur terbaring di pangkuanku.

"Baiklah, kau ingin mulai dari mana?"

"Eh?"

"Maksudku, kau ingin aku memulai pembicaraan tentang (Y/n)-san dari mana? Apa harus aku mulai dari saat dia masih baru di Agensi?"

"Terserah kau saja..."

"Dimengerti! Dengarkan baik-baik, ya?" Dazai memperbaiki posisi duduknya, lalu mulai bercerita.

"Namanya (F/n). Kau bisa panggil dia (Y/n). Dia anggota baru di Agensi ini, dia baru bergabung bulan kemarin. Meski masih baru, dia sudah membuat banyak kemajuan yang membuatnya langsung mendapat reputasi yang sangat baik. Terima kasih pada Ranpo-san yang membiarkan (Y/n)-san untuk menyelesaikan beberapa kasus yang seharusnya diselesaikan oleh Ranpo-san. Meski kemampuan supernatural nya itu bukan kemampuan tipe petarung, dia memiliki kemampuan bela diri yang sangat baik. Jika kau tidak percaya, tanyakan saja pada Atsushi-kun, Kyouka-chan, Kenji-kun, dan Tanizaki-kun yang sudah pernah menjalankan tugas yang melibatkan pertarungan bersama (Y/n)-san. Maka dari itu, dia diberi julukan "Burung Gagak dari Agensi Detektif Bersenjata".

Kemampuan supernatural nya, The Tell-Tale Raven (Monogatari no reivun), membuatnya dapat memanggil seekor burung gagak bernama Grip. Sejujurnya, semua orang belum tahu detail tentang kemampuannya itu, hanya Divisi Kemampuan Supernatural dan beberapa orang tertentu saja yang mengetahuinya."

"Dan... apa kau termasuk orang tertentu itu? Jika iya, apa alasannya?" tanyaku pada Dazai.

"Tentu saja! Dan apa alasannya? Kau akan mengetahuinya suatu hari nanti!" balas Dazai sambil menepuk kedua tangannya. Jujur saja, balasannya itu benar-benar tidak menjawab rasa penasaran ku tentang kemampuan supernatural yang dimiliki (Y/n).

"Oke, bagaimana kalau kau beri aku pertanyaan-pertanyaan tentang (Y/n)-san? Akan ku jawab semuanya, pengecualian untuk pertanyaan tentang kemampuan supernatural nya." ujar Dazai.

"Yang benar saja, aku paling penasaran dengan kemampuan supernatural nya." balasku dengan ekspresi datar.

"Kalau yang itu, ku sarankan kau mencari tahu nya sendiri." balas Dazai.

"Tapi bagaimana?" tanyaku.

"Entahlah..... Dekat dengannya mungkin? Maksudku— berteman dengannya! Itu dia! Dan mungkin kau dan dia bisa jadi lebih dari teman!"

"Lebih dari teman? Apa maksudnya itu?" tanyaku lagi karena masih belum mengerti.

"Hah? Kau tidak mengerti? Oh, omong-omong berapa usia mu?" tanya Dazai.

"28 Tahun. Memangnya kenapa?" balasku santai.

Dazai hanya diam. Dari ekspresi wajahnya, aku bisa menebak bahwa dia mengatakan "Astaga, menyedihkan." di batinnya. Sebentar dulu. Memangnya ada apa!? Apa hubungan dari usia ku dengan topik pembicaraan tadi!?

"Jika kau masih ingin aku menjelaskannya, lebih baik kau cari tahu sendiri. Baiklah, sampai mana kita tadi?"

"Pertama, kau memperkenalkannya. Kedua, kau memperkenalkan kemampuan supernatural nya, lalu aku bertanya tentang itu. Ketiga, uh... sebuah topik yang benar-benar tidak aku mengerti. Dan di sini lah kita sekarang." jelas ku panjang lebar.

"Ah, iya juga, ya. Seingat ku tadi aku bilang padamu untuk bertanya apa saja tentang (Y/n), dengan kemampuan supernatural nya sebagai pengecualian. Nah, ada yang ingin kau tanyakan?"

"Berapa usia nya?"

"Sama seperti Ranpo-san, dia usianya 26 tahun."

"Oh. Uh..... Sebelum dia bergabung dengan Agensi ini, apa pekerjaan yang dia punya sebelumnya?"

"Hihihi, sebenarnya aku tidak tahu~ Jadi kau cari tahu sendiri saja, ya..."

Ya Tuhan, yang benar saja. Jadi apa saja yang dia tahu tentang (Y/n)?

"Uh... Apa tugas pertamanya? Apa dia mengatasi seorang kriminal atau menyelesaikan sebuah kasus?"

"Nah, inilah pertanyaan yang aku tunggu-tunggu! Tugas pertama (Y/n)-san ituー"

"DAZAI, APA KAU SUDAH MENYELESAIKAN PEKERJAAN MU!?"

"Ah, sial, Kunikida-kun sudah kembali..."

Pria yang dimaksudnya itu adalah Doppo Kunikida, salah satu anggota di Agensi, dia orang yang sangat mementingkan pekerjaan dan ideal nya.

Ah, tunggu. Apa ini berarti sesi tanya jawab ku tentang (Y/n) dengan Dazai sudah selesai? Sepertinya begitu.

Dazai menghela napas lalu bangkit dari duduknya.

"Hei, sepertinya perbincangan kita sampai sini terlebih dahulu. Aku khawatir omelan Kunikida-kun tentang pekerjaan akan mengganggu kita. Mungkin kita bisa melanjutkannya nanti, tapi, kau juga bisa mencari tahu lebih banyak tentang (Y/n) dengan caramu sendiri. Baiklah, aku mau pergi jalan-jalan di dekat sungai, sekaligus mencoba metode bunuh diri yang baru! Sampai nanti!"

Astaga, aku kira dia akan menyelesaikan pekerjaannya, ternyata dia akan melakukan percobaan bunuh diri lagi. Aku melihat ke arah Kunikida yang sedang mengutak-atik laptopnya, aku bisa membaca ekspresinya yang sepertinya mengatakan "Dasar mesin pemborosan perban" yang jelas pasti dimaksudkan untuk Dazai.

Oke, sayang sekali, sekarang sudah sangat sore, sepertinya Ranpo-kun dan (Y/n) sudah menyelesaikan pekerjaan mereka dan sedang dalam perjalanan kembali ke kantor Agensi ini.

"Hai, hai, hai, Poe-kun! Aku kembali!"

Ah, dia sudah kembali. Tunggu, di mana (Y/n)? Dia tidak bersama Ranpo?

"Jika kau mencari (Y/n)-san, setelah mengantarkan ku kembali ke Agensi ini, dia langsung pulang karena semua pekerjaannya sudah selesai. Nah, sekarang, di mana novel misteri mu itu? Mari kita lihat apa kali ini kau bisa menghibur ku."

Oh, sepertinya dia membaca pikiranku. Lagipula dia Ranpo-kun, kenapa aku harus heran bagaimana dia bisa tahu?

---

***
(S/c): Skin Color
(H/c): Hair Color
(E/c): Eye Color
***

Adjdhhsjs iya di chapter pertama ini (Y/n) belum sepenuhnya dikenalkan. Tenang aja, di chapter berikutnya (Y/n) bakal lebih dikenalkan lagi, jadi Edgar ga perlu nanya-nanya ke Dazai lagi:)

[1277 Words]  [12 Februari 2022]

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top