Prolog
Disebuah tempat yang jauh berada di dasar Bumi.
Buakh!
"GGRRRAAAH...KALIAN SEMUA BODOH!"
Seorang Pria Tua yang berdiri menghadap sekumpulan orang dengan wajah merah padam. Jubah hitam yang menggantung di punggungnya tersibak memperlihatkan balutan zirah hitam mengkilap yang dikenakannya. Tangannya mengepal erat menandakan emosinya yang telah memuncak.
Dihadapannya, terdapat enam orang yang sedang berlutut menghadap Pria Tua tersebut, dan satu orang yang sedang meringkuk memegangi perutnya. Tujuh orang tersebut mengenakan jubah hitam besar yang menutupi seluruh tubuhnya. Wajah panik tergambar jelas di wajah ketujuh orang tersebut.
"Ma..maafkan kami Yang Mulia. Se..selanjutnya, kami akan lakukan yang terbaik." jawab salah satu dari ke tujuh orang itu.
Pria Tua itu mendudukkan dirinya pada singgasana yang berada di belakangnya. Ia menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan untuk meredakan emosinya.
"Selanjutnya?... Kurasa tidak ada kata selajutnya untuk kalian." jawabnya pelan.
"Cerberus!!!"
Wajah kaget dan panik tergambar seketika di wajah ketujuh orang tersebut. Pasalnya mereka tahu dengan pasti seruan yang dilontarkan Pria Tua yang berada di hadapan mereka. Sebuah seruan terhadap hewan peliharaan kesayangannya, dan itu meripakan seruan kematian bagi ketujuh orang tersebut.
Dari sebuah lorong yang berbentuk goa di sebelah kiri ruangan tersebut terdengar suara langkah kaki. Terlihat enam buah bola merah yang mendekat.
Ggrrr...!!!
Tak lama terlihatlah seekor hewan setinggi tinggi dua meter. Hewan itu memiliki tiga kepala, dan bulu hutam pekat di sekujur tubuhnya. Matanya menatap lurus pada tujuh orang yang sedang tertunduk takut, tubuh mereka begetar hebat.
"Cerberus. Ini sarapanmu. Makanlah dengan lahap!" sahut Pria Tua itu.
hewan itu menyeringai, memperlihatkan taring tajamnya. Tanpa menunggu waktu lagi, ia langsung menerkam ke tujuh orang itu, menggigit, merobek dan mencabiknya hingga potongan-potongan kecil. Hewan itu makan dengan lahap.
Suara erangan yang memilukan memenuhi ruangan itu. Lantai pun penuh dengan darah yang bergelimpangan. senyum lebar terpatri di bibir Pria Tua itu saat melihat hewan peliharaan kesayangannya makan dengan lahap.
Namun kembali senyuman itu pudar, karena otaknya kembali memikirkan cara yang tepat untuk dapat memiliki Liontin Suci itu. Karena hanya liontin itulah satu-satunya benda yang dapat memenuhi keinginannya, memporah-porandakan bumi dan mengambil alih kekuasaan di Dunia Atas.
Tak lama suara erangan manusia dan geraman rakus Cerberus tak lagi terdengar. Terlihat disana hewan itu sedang menjilati sisa-sisa darah yang menempel pada kaki depannya dengan santai.
Dikejauhan terlihat siluet seseorang. Hewan berkepala tiga itu menengok saat suara langkah kaki seseorang mendekat dan kembali menjilati kaki depannya karena orang yang datang adalah orang yang dikenalinya dengan baik.
Siluet itu semakin mendekat dan terlihatlah sosok seorang perempuan. Kini wajahnya yang cantik terlihat jelas diterpa cahaya obor yang merupakan penerangan utama di dalam ruangan berbentuk goa itu. Matanya yang tajam dan rambutnya yang hitam tergerai menambah kesan sexy pada wajahnya.
Wanita itu berjalan santai sambil sesekali berjinjit menghindari bercak darah yang tercetak di lantai.
"Kenapa Ayah? Sepertinya sedang banyak fikiran?" tanya wanita itu sambil berjalan mendekat ke singgasana.
"Jangan banyak bertanya. Kaupun tau apa yang sedang Ayah fikirkan." jawab Pria Tua acuh.
"Tenanglah Ayah, serahkan tugas itu padaku."
"Kau yakin?"
"Ya. Aku yakin." jawabnya tegas.
"Mmm..Baiklah, tapi kau harus tetap berhati-hati Shania."
"Semua rencananya sudah ku susun dengan sempurna. Jadi Ayah hanya tinggal duduk santai dan menyaksikan aksiku."
"Baiklah, aku percayakan padamu."
Wanita itu tersenyum penuh kemenangan setelah mendapat jawaban dari Ayahnya.
-=***=-
Di tempat lain.
Terlihat sebuah mobil sedan hitam dan sebuah mobil pick-up yang berjalan beriringan menembus jalanan sore kota Bandung.
Kedua mobil itu membelah jalanan dengan kecepatan sedang, berbelok ke kanan dan ke kiri hingga sampai pada sebuah perumahan dan berhenti pada sebuah rumah bertingkat yang terlihat masih baru.
Seorang pria paruhbaya membuka pintu setelah mematikan mesin mobilnya, dan diikuti oleh penumpang lainnya. terlihat sebuah keluarga lengkap, Ayah, Ibu, dan tiga orang anaknya menatap rumah yang akan mereka tempati dari luar pagar.
Sejenak terjadi keheningan diantara mereka sambil menatap rumah yang berwarna putih itu.
"Selamat datang di rumah baru kita." teriak sang ayah dengan semangatnya memecah keheningan.
Embusan kasar lolos dari keempat anggota keluarga lainnya.
"Semoga bisa menetap lebih lama disini." batin salah seorang dari keluarga tersebut.
-=To Be Continued=-
Selamat pagi, siang, sore, malam, para readers yang budiman...
sebelumnya saya minta maaf untuk update yang kurang teratur. dan kali ini cerita saya ini akan saya rombak besar besaran. jadi mulai lagi dari prolog.
kenapa dirombak? yah, karena saya ingin belajar menulis dengan baik. dan mengetahui tulisa saya masih acak acakan makaya saya rombak.
terimakasih juga untuk para member GC Wattpad Fantasia yang sudah banyak membantu.
sekian, dan terus stay tunned di cerita ini yah, semoga bisa sering update.
Vote dan Comment janga lupa.
Sakura_Hanatsuki
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top