[tiga satu] the definition of 'cause I'm envy'
Kalau menurut KBBI, 'cie' adalah kata seru untuk memuji atau menggoda seseorang sampai dia tersipu-sipu.
Tapi aku pribadi, apalagi untuk kondisi sekarang, lebih memilih masuk ke tim yang bilang 'cie' merupakan kepanjangan dari Cause I'm Envy.
Aku mencoba menjelaskan kenapa.
Pertama, aku reply story Instagram Gyan dengan kata 'cie' jelas bukan bermaksud memuji atau menggodanya agar dia tersipu. Ya karena memang tidak sesuai konteks. Story Gyan isinya adalah hasil repost dari story Dinda—perempuan yang dikenalkan ke Gyan oleh temannya itu. Isinya memang bukan mereka, tapi ini justru terasa semakin nyata. Dalam story itu, video beberapa detik, objeknya adalah radio mobil yang sedang memainkan lagu I Found You dari Benny Blanco.
Sekali lagi, I Found You dari Benny Blanco.
Yang kedua, situasi hubungan kami yang memang mendukung sekali akan nasib burukku ini. Aku menuruti saran Emma—walaupun sekarang agak menyesal karena mungkin itu ide yang buruk—untuk mengambil jeda dari Gyan. fokus terhadap diriku sendiri dan mencari apa yang sebenarnya aku mau untuk hubungan kami.
Awalnya semua terasa masih seperti keyakinanku. Aku masih bisa menertawakan kekonyolan ide dan asumsi Emma akan perasaanku pada Gyan. Aku menjalani hari dengan baik bersama Ibu dan Abang. Ya walaupun hubungan Abang dan Ibu belum bisa kembali seperti semula, tapi setidaknya, Ibu tidak terlalu kentara menghindari Abang. Ibu terlihat kembali mau mengakui keberadaan Abang di rumah. Lalu, hubunganku dan Gyan pun masih baik-baik saja. Meski kami tidak bertemu secara langsung karena aku selalu ada alasan kegiatan apa pun, tapi kami masih bertukar pesan, sesekali telepon membahas Ibu, Abang, Alex dan kerjaannya.
Apa pun.
Bahkan di telepon pun, Gyan menceritakan tentang Dinda dan aku tentu saja menjawabnya dengan sangat baik, memberi saran sebagaimana teman seharusnya. Ditambah, dengan adanya Dinda, seharusnya aku akan aman dan terbebas dari keharusan menjalin hubungan bersama Gyan. Tak perlu mati-matian mencari alasan untuk Ibu dan Tante Anita tentang gagalnya usahaku dan Gyan.
Tapi, ternyata rasanya berbeda ketika melihat sendiri—meski masih lewat handphone, apalagi nanti kalau langsung?—Gyan bersama Dinda. Story hanya radio, atau bayangan postur, atau hanya tanga, atau apa pun kemisteriusan yang terjadi dalam momen PDKT, itu terasa sangat menantang dan pasti menyenangkan. Itu kenapa, mungkin dampaknya di aku adalah tamparan.
Yang masih tidak bisa aku temukan dari diriku sendiri adalah ... kenapa aku perlu merasa tertinggal dan terkhianati di sini? Padahal jelas, aku dan Gyan tidak dalam hubungan romantis. Aku meminta Gyan melupakan perasaannya padaku. Itu sama saja dengan mengizinkan dia mencari yang baru, bukan? Tapi kenapa? Kenapa aku menjadi sangat egois di sini sementara hari-hari biasanya, aku sibuk berkoar kalau Gyan bukan tipe lelaki yang akan aku jadikan teman seumur hidup. Seolah keseluruhan Gyan adalah red flag yang harus aku hindari.
Nyatanya, aku sendiri yang demikian.
Atau lebih kejamnya lagi, ternyata perasaanku ini bukan karena aku menyukai Gyan, tetapi karena perasaan sombong dan tidak rela kalau dia berhenti menyukaiku? Berpindah ke perempuan lain?
Aku tidak ingin rasa kasihanku ke Gyan di awal malah berubah menjadi perasaan antagonis yang ingin mengekangnya dalam hidupku begini. Ya Tuhan, aku tidak sejahat itu, kan?
Seen just know.
Mataku melotot melihat status reply-anku tadi ke story Gyan, dan sekarang dia sudah typing. Jantungku mulai berdegup kencang menanti apa balasannya. Kalau dia tertawa, berarti fix, dia mengiyakan atau memberi clue kalau dia dan Dinda beneran mulai berhasil satu sama lain.
Gyan: Cie tuh kepanjangan coz i'm envy lho, Ni. tau kan? Lol
Aku tertawa.
Dia ada di tim bersamaku ternyata.
Aku buru-buru Googling mencari informasi dari KBBI yang bilang CIE artinya memuji atau menggoda orang lain, lalu mengirimkannya pada Gyan.
Gyan; HAHAHA. Masa iyaaa artinya berubah gitu?
Me: komplen sono. First date ke mana tuuhhh???
Gyan: bukan first date sih sebenernya. Night ride doang, sambil drive thru makanan dan minum. Orangnya demen ngobrol dan nggak rame gitu, kayak lo.
Jadi aku tidak sespesial itu, ya, Gy?
Karena banyak orang sepertiku dan semuanya bisa kamu dapatkan dengan mudah, dan kamu menjalani dengan begitu gampang padahal kita night ride juga belum lama-lama banget.
Dasar laki-laki.
Me: oyaaa??? Seru banget past orangnyaaaa.
Gyan: she is! banyak insight baru soal budaya korea gue tiba-tiba hahaha. Tentang makeup di sana, budaya di sana. Anaknya kalau suka sesuatu, dalem banget nguliknya, saluuuuttt.
Aku mencibir layar handphone.
Bukannya memang semua orang akan begitu?
Ketika kita menyukai sesuatu, maka kita akan memberi fokus lebih pada hal itu. Jadi, bukan cuma Dinda aja, kan? Gyan pun sama. Aku, kamu, dan kita semua. Aku yakin. Aku mengembuskan napas, mencoba tidak menghancurkan kebahagiaannya sekarang. Dia terlihat sedang berbunga dan seolah baru bertemu dengan orang yang sefrekuensi atau setidaknya, yang seru untuk dia. Jadi, sebagai temannya, aku seharusnya ikut senang.
Seharusnya.
Me: terus lo ngenalin ke dia apa dooooong?
Gyan: elo hahaha.
Aku termenung sejenak.
Belum sempat mengetik balasan satu kata pun, Gyan sudah typing lagi dan aku lebih memilih untuk menunggu lanjutan darinya ketimbang buru-buru mengetik balasan. Aku ingin lihat lebih banyak penjelasannya.
Gyan: gue bilang sih ke dia tentang kita kecuali soal perasaan gue ke elo ya hahaha, daripada nanti dia tau dari orang dan malah aneh. Gue udah siap kalau dia emang masalahin itu. Tapi dia aman banget anaknya, Ra. dia paham dan malah pengen main bareng sama lo. Gue bilang ke dia kalau lo seru banget dan pasti bisa temenan sama dia.
Aku?
Seru banget?
Bisa temenan dengan Dinda?
Yang adalah PDKT-an Gyan?
Aku sudah mau mengetik, tapi gagal karena tidak menemukan satu kata pun untuk membalas kalimat panjangnya itu. Apa yang harus aku kirim ke Gyan? Ucapan selamat? Sanggahan akan pernyataannya tentang aku akan menjadi teman yang seru untuk Dinda? Atau ... atau apa?
Aku menarik napas dalam-dalam, mengembuskannya sepelan mungkin. Lalu memejamkan mata beberapa detik untuk menenangkan diri. Kalau aku tidak mau menjadi orang jahat, kalau aku sungguh-sungguh kasihan dengan Gyan, kalau aku memang tidak ingin Gyan semakin terluka, seharusnya aku tahu apa yang aku lakukan, hanya ada dua hal; membalas perasaannya atau membiarkan dia mencari kebahagiaan lain.
Jadi, aku memutuskan untuk memberinya ucapan selamat.
Me: gue happy banget baca cerita lo ini, Gy! Finally, congraaatttsssss! Boleh banget Dinda kalau mau temenan sama gue hahaha. Nanti kita main bertigaaa.
Gyan: yoiiiii. Gue pastiin kan ke dia, masalah ga karena gue punya temen cewek (elo maksudnya) dan dia nggak pa-pa.
Me: she is really coooollll!
Gyan: hahaha. Lo gimana? Sibuk bener kayaknya sekarang? Nggak kangen sama gue lo? Kabar Abang sama Ibu gimanaaa?? Gue pengen gultik tempat lo itu deh, Ni.
Mungkin aku sedang PMS, mungkin mood-ku sedang tidak baik-baik saja. Karena membaca deretan kalimat Gyan itu justru membuatku merasa sedih, terharu dan entah kenapa merasa bersalah juga takut kehilangan. Orang sebaik itu, memang seharusnya mendapatkan hal baik dan kebahagiaan, kan? Bukan malah terjebak bersamaku dengan drama hidupku.
Semoga keputusanku ini benar.
Semoga aku tidak akan menyesalinya.
Jadi, biarkan masalah Abang dan Ibu menjadi urusanku, karena memang mereka keluargaku. Gyan sudah lebih dari cukup membantuku melewati ini, menemanki menjalani sehingga rasanya tidak terlalu berat karena aku merasa aku tidak sendirian. Gyan membelikanku makanan enak, mengajakku main, menghiburku dengan pertengkaran kami, apa pun. Usahanya sudah lebih dari yang mampu aku minta.
Me: ajak Dinda siniiii makan gultikkkk, gue traktir.
Gyan: demen banget traktir orang sihhhh lo gemesss. Yaudah nanti gue kabari Dindanya bisanya kapan yaaa. Tapi lo beneran nggak pa-pa sama Dinda?
Me: ya ga papa dooong, Gyaaan. Plisss deh.
Gyan: hahaha ok mantaapppp!
Masamu bersama Gyan mungkin sudah berakhir, Ni. Walaupun kalian masih berteman, tetapi rasanya dan faktanya nanti akan beda saat dia dan Dinda beneran sudah jadi pasangan.
---
note: khusus buat extra part nanti cuma bisa dibaca di KK yaaa, jadi di sini tetep sampe tamat kok, ada 40 bab.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top