Chapter 05

Di malam ini, malam yang begitu indah yang penuh dengan fatamorgana yang membuat semua orang bahagia, aku duduk berdua bersamanya seakan malam ini hanya ada aku dan dia yang begitu santai, seperti siluet yang memberikan kesan indah saat malam ini. Tapi, entah kenapa ingatanku tentangnya masih melekat dipikiran? Ingatan tentang masa lalu yang indah bersamanya. Semua masih terasa janggal dihatiku, tapi disisi lain aku sudah memiliki penggantinya di dalam hidup ini.

Aku meyuruhnya untuk berbicara hal yang penting, tapi dia tidak mau mengikuti apa mauku,  dia terus saja berbicara santai. Bahkan tentang dia yang meminta maaf soal masa lalu itu, dia berbicara seolah-olah dia tidak pernah bersalah.

"Ratna, bagaimana kabarmu?" tanyanya dengan memajukan beberapa derajat tubuhnya dari tempat duduknya. Dia tidak menjawab pertanyaanku,  dia malah lebih mendekat kearahku. Apa maunya?

"Cukup baik," jawabku singkat.

"Kau begitu kaku sekali. Ayolah malam ini biarkan semua pikiranmu rileks dan bersantailah Ratna," ucapnya santai, apa dia lupa bahwa sebelumnya dia membuka obrolan ini tentang masa lalu dan menanyakan kabarku,  setelah itu dia memintaku untuk rileks.

"Aku tidak bisa, maaf."

"Hahahaha... Ratna... Saat aku melihatmu aku masih sedikit melihat Ratna yang ku kenal dulu," tawanya renyah.

Aku hanya tersenyum dan menepis senyuman manis di wajahku.

"Hah... Ratna dari tadi hanya aku yang berbicara banyak, apa kau tak ingin bercerita denganku?" ucapnya sedikit santai dan lembut.

"Apa kau tak ingin berbicara denganku?" lanjutnya, seperti mengerti apa yang ada didalam pikiranku.

"Ratna, baiklah kalau kau tak ingin berbicara padaku sekarang," ucapnya dan menyandarkan tubuhnya di kursi, matanya masih menatapku lekat dan sangat lekat.

Aku hanya bisa menunduk, suasana begitu sangat angkuh dan dingin, hingga sang pramusaji membawakan beberapa pesanan yang dia pesan tadi.

Aku sangat percaya, jika dia masih sangat mengingat menu apa yang aku suka, lihat apa yang dia pesan buatku, cappuccino late dan roti bakar coklat bertabur keju mozarela, persis seperti apa yang aku pesan saat kemarin malam, saat aku menunggu Rendy.

"Aku tau kau masih menunggu Rendy, hingga sekarang," ucapnya lirih dan menyeduh teh hangatnya.

Aku yang mendengar nama seseorang itu membuatku terperanjat, mataku yang sedari tadi sibuk memperhatikan lukisan diatas Coffe, sekarang 95 % mengarah Kepadanya. Dia seperti psikologis yang mengetahui apa yang sedang ku pikirkan, sedari tadi.

"Tidak sepenuhnya," ucapku singkat.

"Hahaha..." lagi dan lagi dia tertawa begitu lepas, seperti menertawakan kebohonganku. Dia melihatku sekilas dan memakan makanan yang ada di depannya.

"Ratna, kita sudah lamakan tidak duduk berdua seperti ini, berhiaskan gemerlapnya bintang di langit malam," ucapnya membuatku seperti ada di ambang Kebahagiaan. Ternyata, dia masih mengingat hal itu. Tapi,  aku harus waspada agar aku tak membawa hatiku ini untuk kembali ke masa lalu bersamanya.

"Ratna, Apakah kau melupakannya? Apakah kau masih mengingatnya, Ratna?" lanjut ucapannya.

Aku hanya bisa berdiam diri, mendengarkan setiap bait yang dia rangkai dengan manis, Tommy bagaimana aku bisa melakukan hal bodoh itu. maksudku melupakan begitu saja kenangan bersamamu. Bagaimana bisa aku melupakan setiap langkah, setiap kejadian yang tidak bisa di reka ulang bersamamu?Jujur aku masih ingin didekatmu sepanjang waktu. Tapi , aku harus pergi meninggalkanmu dan menghapus setiap jejak bersamamu.

Tommy...

Dia seakan-akan dimalam ini, ingin menguak semua derita masa lalu dalam Hidupku.

Tommy,

Aku bimbang dengan semua perasaanku ini.

Dia menunggu semua jawaban Dariku. Tapi, aku hanya bisa berdiam diri, tanpa bisa berucap sepatah kata pun. Dia tau semua apa yang ada di benakku, dia tau betul apa yang ku rasakan dimalam ini, dia seakan tau semua deritaku.

Tommy,

Aku ingin mengingat masa lalu bersamamu yang tidak bisa aku putar balikkan waktu ini.

Tapi,  disisi lain aku ingin megusirmu dari hidupku,  ingin membencimu dan ingin bersikap angkuh dengan perasaanku.  Agar aku tidak merasakan derita untuk kesekian kalinya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top