Chapter 03

Tatapan kosong yang tiada arti itu terus menghantuiku. Tak pernah membuatku merasa tenang, aku sangat ingin sekali membuang semuanya dan memulainya dari awal. Tapi, teka-teki yang tidak bisa aku tebak membuatku terperangkap dalam masa lalu kelam.

***

Aku masih berharap kalau dia memberikanku kabar, kepastian atas hal penting yang ingin dia ucapkan padaku semalam.

Pagi itu seperti biasa aku berkerja paruh waktu di sebuah Cafe kecil, aku menyapa setiap karyawan yang ada disana "Pagi semuanya..." ucapku dengan senyum yang sumringah.

"Pagi, Ratna. Wah, kamu terlihat bahagia ya, ada apa ini?" tanya Naura sahabatku di Cafe.

"Huft, aku tidak sedang bahagia Naura. Aku sedang bersedih sekarang."

"Kenapa? Ayo ceritakan."

"Aish, nanti saja aku harus segera bekerja dan ke perusahaan lagi. Setelah itu aku akan menceritakannya padamu."

"Bukannya perusahaan itu sudah diurus oleh Abangmu."

"Ya, tapi dia sedang keluar kota, yah ada urusan lain."

"Baiklah kalau begitu."

Obrolan itu berhenti, aku segera menyelesaikan semua pekerjaan dan melanjutkan pekerjaan yang lainnya ke salah satu perusahaan milik almarhum Orangtuaku. Aku memang tidak terlalu menginginkan perusahaan Orangtua, karena itu bisa membuatku tidak mandiri, aku bersih keras agar dibiarkan kerja part time, sebelum Orangtuaku meninggal pun mereka berpesan padaku dan Abang( Kakak angkatku ), agar menjaga amanah yang mereka berikan.

Orangtuaku memang tidak meninggal dalam 1 waktu yang sama tapi, mereka meninggal dalam 1 bulan yang sama. Papa yang meninggalkan kami semua, membuat mama yang sangat mencintai papa terasa kehilangan. Mama mulai saat itu jarang makan dan tidak menjaga kesehatannya, Mama juga lebih sering melamun, aku dan Abang benar-benar bingung waktu itu harus bagaimana? Beberapa hari kemudian, kurasa Papa sudah menjemput Mama cinta sejatinya, Mama juga meninggalkan kami untuk selamanya, waktu itu aku masih tidak terlalu mengerti apa arti dari kehilangan. Karena, umurku yang masih belia 5 tahun. Ya, 5 tahun aku ditinggal orang tuaku, sedangkan umur Abangku waktu itu 10 tahun. Semenjak saat itu aku dan Abang tinggal bersama bibi. Tapi, kami semakin hari semakin dewasa, Abang yang berumur 30 tahun sudah begitu matang dan memilih untuk membeli rumah dan tinggal di rumahnya, sedangkan aku yang berumur 25 tahun tetap tinggal dirumah peninggalan Mama dan Papa. Aku tetap tinggal bersama bibi.

Tepat pukul 12.30

Aku sudah berada didepan perusahaan peninggalan Orangtuaku selesai dari part time di Cafe aku langsung pergi ke perusahaan, kebetulan juga Abangku lagi ada urusan keluar kota, kalau pun Abang ada aku tidak bakal datang kesini.

Aku melangkahkan kaki masuk ke dalam dengan perasaan yang setengah hati, senyum manis dari para karyawan dan satpam silih berganti menyambut, aku masuk ke dalam ruangan kerja dan menuju meja kerja untuk melihat semua berkas yang sudah numpuk di atas meja.

"Maaf Bu, itu semua adalah berkas yang harus dilihat Bu," ucap sekretaris yang mejanya tepat di depan ruangan kerjaku.

Aku hanya mengangguk dan menuju meja kerja, perasaanku masih tidak karuan dan moodku masih sangat buruk, ditambah berkas yang cukup banyak itu. Moodku yang hancur itu bukan tidak ada alasan, karena memikirkan dia membuatku tidak konsentrasi, aku harus mengulang lagi untuk membaca setiap kalimat yang ada di berkas. Aku sudah mencoba berbagai macam kesibukan ke semua berkas, bertanya tentang keuangan yang masuk dan Keluar. Tapi, tetap saja bayangnya seakan sudah bertamu di otakku. Aku masih menunggu kabar darinya, kabar yang membuatku sangat mencemaskanya.

3 jam kemudian...

Selama ini aku sudah memeriksa semua berkas yang ada dan mengecek semuanya, aku pun juga sudah memberitahu ke Abangku, hasil keuangan dan berkas dari beberapa klien.

Tring...Tring...

Suara nada WA dari ponselku berbunyi dengan sangat gembira aku mengambil ponselku. Berharap jika dia yang memberikan pesan dan meminta maaf padaku. Karena, tak ada kabar selama ini.

Tapi, saat aku membuka notification whatsapp-ku, aku sangat kecewa dan sangat-sangat kecewa, rasa kegembiraanku seketika hilang, berubah jadi rasa benci yang mendalam dengan seseorang yang memgirimkan chat padaku. aku membaca namanya TOMMY, laki-laki yang sangat tidak ingin aku ketahui kabarnya, sesosok pria yang membuatku harus jadi seperti ini.

Untuk saat ini bukan laki-laki ini yang ingin aku temui, tapi sesosok laki-laki lain yang ingin aku temui.

Tommy, kenapa kau datang lagi padaku?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top