SAY HELLO

Apakah hidupku begini, terus begini
Apa-apa ku tanggung sendiri
Kau tinggalkan aku di sini dan buah hati
yang selalu setia menemani
Namun diriku akan tetap tegar
Menjalani semua ini
Single parent, inilah hidupku
Inilah jalanku, aku ikhlaskan sayang
Walau berat keadaan ini harus ku hadapi
meski aku seorang diri

Apakah hidupku begini, terus begini
Apa-apa ku tanggung sendiri
Kau tinggalkan aku di sini dan buah hati
yang selalu setia menemani
Namun diriku akan tetap tegar menjalani semua ini

Single parent, inilah hidupku
Inilah jalanku, aku ikhlaskan sayang
Walau berat keadaan ini harus ku hadapi
meski aku seorang diri

(Single parent, inilah hidupku
inilah jalanku, aku ikhlaskan sayang
walau berat keadaan ini harus ku hadapi
meski aku seorang diri)

Single parent, inilah hidupku
Inilah jalanku, aku ikhlaskan sayang
Walau berat keadaan ini harus ku hadapi
meski aku seorang diri

By: Hello band

#######$######

Di sebuah kamar bernuansa hitam putih, keadaan masih tenang, hening dan pencahayaan pun juga masih remang. Terlihat seorang pria tidur di atas King size-nya dengan memeluk gadis kecil yang mungil dengan rambut lurus hitam legam. Mata pria itu perlahan mengejap lantas perlahan terbuka, dia mengejapkan matanya berulang kali, untuk memperjelas pandangannya. Senyum terukir di bibir merahnya, saat melihat putri kecilnya masih terlelap dalam pelukannya. Dia melihat garis wajah putrinya yang cantik, polos mendamaikan hatinya. Pria itu menciumi seluruh permukaan wajah putrinya hingga dia terbangun.

"Aaaahhhh... Daddy," lenguhannya malas merasa terusik, saat dia sedikit membuka mata hazel-nya.

"Bangun Little Angel," ucap sang Daddy dengan lembut.

"Nanti dulu Daddy, masih ngantuk," tolaknya pada sang Daddy.

"Oke, baiklah kalau kamu tidak mau bangun, Daddy panggilkan Macan. Mau?" ancam sang Daddy agar little angel-nya segera bangun.

Namun bukannya takut, sang putri justru menaikan selimutnya, dan membungkus tubuhnya kembali. Pria itu hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya, lalu dia segera beranjak dari King size-nya dan masuk ke dalam kamar mandi, membiarkan putri tercintanya untuk bermalas-malasan dengan selimut tebal.

***
P

OV BILLA

Hay Autie dan Uncle?
Nama aku Athaya Nabilla Kusuma Abimanyu. Aku cucu satu-satunya keluarga Abimanyu. Aku tinggal di rumah yang besar dan luas milik Daddy. Nama daddy-ku Kenzo Alexi Abimanyu. Orang-orang sering memanggil singkat 'Al', itulah panggilan daddy-ku. Aku tidak hanya berdua tinggal dengan Daddy, ada juga Macan, yang membantu Daddy merawatku. Nama Macanku, Esty Dewi Abimanyu. Macan itu Oma Cantik! Omaku sih, baik dan sangat menyayangiku. Karena Oma masih terlihat cantik, aku singkat saja panggilannya menjadi Macan. Bukan macan yang dikebun binatang loh Autie... Uncle.... Tapi Macan ini berbeda, dia lebih buas saat marah, tapi sangat baik hati saat aku nggak bandel dan nakal.

"Billa...." Suara Daddy lembut membangunkanku lagi.

Aku rasa, Daddy menyibak selimutku. Dia menciumiku hingga terasa dingin diseluruh permukaan wajahku. Aku kembali menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhku.

"Ayo bangun Little Angel. Kamu nggak mau daftar ke sekolah baru?" bujuk Daddy sambil menyibak tirai.

Aku tetap diam, pura-pura tak mendengarkan ucapan Daddy.

"Al, Billa belum juga bangun?"

Nah ini dia, suara Macan! Aku segera membuka mata, jika Macan sudah turun tangan, wuuuuh... bahaya.

"Billa, sudah bangun Macan," sahutku cepat, tapi masih menutup tubuhku dengan selimut.

Aku dengar suara langkah kaki mendekat semakin dekat dan....

"Ayo bangun nggak? Kalau nggak bangun, Macan gelitiki sampai kamu nggak bisa berhenti tertawa," ujar Macan yang sudah mengelitikiku tanpa ampun.

"Ampun Macan... ampun...," mohonku padanya seraya tertawa lepas.

"Buka selimut nggak?" pinta Macan di sela gelitikannya.

"Iya Macan." Akhirnya aku menyerah juga. Aku buka selimutku, Macan sudah terlihat cantik.

Aku bangun dari rebahanku, dan melihat Daddy tampanku sudah terlihat rapi di depan cermin lemari besar, dengan setelan baju kerjanya.

"Ayo mandi! Macan dan Daddy tunggu di bawah," perintah Macan menarik tanganku pelan.

Walaupun usiaku baru 7 tahun, tapi Daddy dan Macan mengajariku untuk mandiri dan tidak tergantung pada orang lain. Di rumah ini, tidak kekurangan pelayan, jika aku mau, dengan mudah aku menyuruh mereka. Tapi, Daddy selalu berpesan padaku. Selama aku bisa melakukannya sendiri, kenapa harus meminta bantuan orang lain? Begitulah pesan yang selalu aku ingat dari Daddy.

***

POV AUTHOR

Esty dan Al sudah duduk dan bercengkrama kecil, di ruang makan, seraya menunggu malaikat kecil mereka selesai bersiap-siap.

"Mama nanti antar Billa daftar sekolah baru ya? Al ada meeting pagi ini," ujar Al pada Esty, lalu menyeruput kopinya pelan.

"Iya. Biasanya juga Mama kan, yang mengantar. Kamu itu masih muda, tampan, keren dan mapan. Kenapa sih nggak cari istri lagi? Kamu tidak kasihan sama Billa? Dia kan juga butuh kasih sayang seorang ibu," nasihat Esty, sambil mengolesi selai di atas rotinya.

"Nggak semudah itu Ma, cari ibu untuk Billa. Mama tahu sendiri kan, Billa susah dekat dengan teman wanita Al. Billa itu mau dekat dengan orang yang cocok dengannya saja. Dia itu mirip mendiang mommy-nya. Susah didekatin."

"Ya terserah kamu sajalah Al."

Saat Al dan Esty sedang berdebat, Billa datang dengan busana rapi khas anak seusianya.

"Selamat pagi Daddy," sapanya dan mencium pipi Al. Dibalas Al dengan kecupan di keningnya.

"Pagi Macan," sapanya beralih pada Esty dan mencium kedua sisi pipinya.

"Pagi juga, Sayang," balas Esty mencium kedua pipi chubby Billa.

"Little Angel, nanti kamu mendaftar sekolah baru dengan Macan ya? Daddy ada kerjaan pagi ini," jelas Al pada Billa.

"Oke Dad," balas Billa mengacungkan kedua jempol ke arah Al.

Al tersenyum dan mengacak rambut putrinya sayang.

***

Mobil Toyota Alphard type 3.5Q warna putih, terparkir di depan gedung yang menjulang tinggi, terkesan elit dan mewah. Sekolah Tiara Bangsa (STB) yang sudah terakreditasi oleh International Baccalaureate Organization (IBO). Esty turun dari mobil mewahnya, dengan kacamata hitam bertengger di hidung mancungnya.

"Ayo! Little Angel ... turun," ajak Esty pada Billa.

Billa turun dari mobil mewah itu, terlihat lingkungan itu, sudah ramai orang akan mendaftarkan putra putrinya. Esty menggandeng tangan Billa, menuju salah satu ruang pendaftaran. Selesai semua urusan pendaftaran, Esty segera mengajak Billa ke tempat parkir mobil mewahnya.

Sesampainya di tempat parkir, Esty berpapasan dengan seorang guru muda yang terlihat masih cantik dengan kemeja putih dibalut blazer hitam, bawahan rok span hitam di atas lutut, melihatkan kaki jenjangnya. High heels 7 cm dan rambut dikuncir kuda, tangan kirinya menenteng tas hitam yang bermerek mewah. Terkesan wow! Wanita itu tersenyum ramah ke arah Esty dan berlalu berjalan dengan anggun.

"Macan!" panggil Billa pada Esty, mengguncangkan tangan yang digandeng Esty.

"Eh iya Little Angel. Maaf Macan tadi lihat ibu peri lewat, jadi gagal fokus." Esty terkekeh kecil.

"Hah!?? Ibu peri?" tanya Billa bingung, sambil memiringkan kepalanya menatap Esty, terkesan lucu dan menggemaskan.

"Isshhh... nggak usah dipikirin. Sepertinya itu guru di sini," ucap Esty pada Billa, membuatnya semakin tidak mengerti apa yang dikatakan omanya itu.

Billa masih tampak bingung dengan tak acuh, dia pun mengedikan bahunya dan mengikuti Esty melanjutkan perjalanannya untuk menghampiri mobilnya.

***
P

OV ALEXI

Menjadi Chief Executive Officer (CEO) sekaligus dewan direksi, bisa juga dikatakan pemilik perusahaan---lebih tepatnya penerus perusahaan---tak berarti aku adalah seorang bos. Meski
memegang posisi penting, aku masih bergantung pada orang lain agar perusahaan tetap untung dan hidup. Bagiku, posisi yang peranannya justru bisa jadi lebih penting dibanding seorang bos perusahaan besar adalah konsumen, dewan direksi, investor dan pegawai. Tanpa mereka perusahaanku tidak akan sesukses ini. Aku sangat menghargai kerja para karyawanku.

Aku juga tidak pernah lupa menanamkan dasar kepribadian yang penting dalam diri putri kesayanganku, Billa. Tiga hal sepele, namun akan selalu digunakan dalam kehidupan sehari-harinya sampai kapanpun. Kata tolong, maaf dan terima kasih. Aku juga mengajarkan kepadanya, untuk saling menghargai sesama mahluk ciptaan Tuhan. Walau aku sebagai singel parent, tapi aku tidak ingin putriku kekurangan kasih sayang dan haus akan pendidikan sosial dan agama. Aku selalu menyeimbangkan sesuatu dalam hidupnya, walaupun dia hidup bergelimangan harta, aku tidak ingin dia menjadi anak yang sombong dan arogan.

Hari ini benar-benar membuat kepalaku terasa ingin pecah. Dari pagi selalu meeting dan meeting. Dari meeting dengan kolega, penanam saham, komisaris, direktur, mitra kerja dan para klien.

Komisaris memerintah melalui para pemegang saham kepada perusahaanku. "Pokoknya kenaikan sales tahun ini harus bisa 15%, harus berhasil dan juga memperluas pasar ke Malaysia."

Itu perintahnya yang membuat kepalaku sekarang merasa pening. Untuk menjalani permintaan itu, aku harus kerja jungkirbalik siang dan malam, termasuk ngejungkirbalikan direktur IT, direktur Finance, direktur HR, yang jelas semua direktur terlibat! Aku terlalu sibuk dengan urusan kantor, sehingga tidak pernah menanggapi saran Mama, mencarikan ibu baru untuk Billa. Bagiku sekarang, yang terpenting Billa tidak merasa kekurangan perhatian dan kasih sayang dariku. Urusan cinta, aku belum memikirkan hal itu lagi. Setelah 7 tahun kepergian Silvia Dewi Aghata, istriku, aku belum pernah sekalipun tertarik pada wanita lain. Aku sudah mencoba membuka hatiku lagi untuk wanita lain, tapi sampai sejauh ini, aku belum menemukan orang yang tepat dan yang bisa menggeser mommy-nya Billa dari hatiku.

***

POV ALEXA

Namaku Aprillya Alexa Queen. Sering orang-orang memanggilku Lexa. Saat aku berada di sekolah kebanggaan keluargaku, semua orang termasuk staf dan murid memanggilku Miss Lexa. Selain aku bekerja diperusahaan Daddy, aku juga sering meluangkan waktu untuk ikut mengajar di sekolah yang didirikan eleh daddy-ku. Aku khusus mengajar kelas satu, karena aku suka anak-anak dan pelajarannya pun masih dasar. Sehingga tidak ada kesulitan saat aku mengajari mereka.

Jika saat aku bekerja diperusahaan Daddy, aku menjabat sebagai General Manager (GM). Tugasku sebagai
pemimpin perusahaan, karena memang aku-lah yang memimpin jalannya perusahaan, walaupun sebenarnya aku masih termasuk level pekerja, karena aku bekerja atau dipekerjakan oleh Daddy yang notabetnya sebagai pemilik perusahaan atau dewan direksi. Aku mengepalai para manajer fungsional yang bertugas di bidang atau unit kerja masing-masing. Aku bertanggung jawab untuk menjamin kelancaran kinerja perusahaan dan berwenang membuat keputusan-keputusan strategis.

Karena kehidupanku terlalu sibuk untuk bekerja, hingga saat ini aku belum juga kepikiran soal cinta. Padahal Daddy dan Mommy sudah selalu menekanku untuk segera menikah. Tapi aku selalu menepisnya, karena jika aku belum mendapatkan seseorang yang tepat, dan dapat membuat hatiku nyaman, aku tidak akan menikah!

Saat ini, hari pendaftaran murid baru dan mereka adalah calon anak yang akan aku didik nanti. Aku dapat merasakan kepuasan dan kebahagiaan tersendiri saat melihat anak-anak yang aku didik bisa lebih cepat berkembang dan bisa naik satu tingkat dari kelas satu ke kelas dua, itu berarti, aku berhasil mendidiknya.

***

POV AUTHOR

"Daddy...," sapa gadis kecil itu berlari menghampiri Al, yang sedang duduk di kursi kebesarannya.

"Hay my little angel," balas Al sambil mengankat Billa kepangkuannya dan mencium sayang kedua sisi pipi chubby-nya.

"Daddy sibuk?" tanya Billa terdengar manja, wajahnya pun menggemaskan.

"Tidak begitu Sayang. Ada apa?" Demi putri semata wayangnya, walau sesibuk apa pun, Al akan berusaha meluangkan waktunya.

"Aku dan Macan belum makan siang. Apa Deddy mau menemaniku dan Macan makan siang?" tanya Billa membuat perasaan Al menghangat atas perhatian kecil dari putrinya itu.

"Baiklah little angel-nya. Daddy akan menemanimu dan Macan untuk makan siang," jawab Al sambil menurunkan Billa dari pangkuannya.

"Yeaye... yeaye... yeaye... asyik... makan siang sama Daddy," girang Billa sambil loncat-loncat dan bertepuk tangan ala anak seusianya membuat Al dan Esty yang melihatnya gemas dan tersenyum lebar.

Billa menggandeng tangan Al dan Esty, beriringan keluar ruang kerja Al.

"Rio saya mau keluar untuk makan siang. Kalau ada apa-apa segera hubungi saya," pesan Al pada sekretarisnya.

Al sengaja memilih sekretaris pria, agar dia dapat fokus bekerja dengan nyaman. Dia tidak ingin, jika memiliki sekretaris wanita, bukannya fokus bekerja, namun dia takut, apabila wanita itu justru sibuk menggodanya. Karena dulu memang pernah Al mengalaminya.

"Baik Pak," jawab Rio sebelum Al berlalu pergi.

Al, Esty dan Billa masuk ke dalam lift khusus untuk CEO dan petinggi di kantor itu. Ruangan Al pun dibuat khusus di lantai paling atas di gedung yang menjulang tinggi, memiliki lantai 10 itu. Setelah lift berhenti di lantai dasar, dengan riang dan bahagia Billa sesekali bercerita tentang teman baru dan suasana baru di sekolahnya yang baru pula. Al dengan setia mendengarkan putrinya bercerita. Billa termasuk anak yang cerdas, aktif, dan kreatif. Apa yang dia lihat, dengan cepat, otaknya akan menangkap dan akan bekerja dengan baik.

Kini mereka terlihat duduk di salah satu meja restoran, dekat dengan kantor Al. Al sibuk memilihkan makan siang untuknya dan Billa. Saat Esty sedang menyapu pandangan keseluruh penjuru restoran itu, matanya tidak sengaja berhenti pada seorang wanita yang dia temui tadi di tempat parkir sekolah baru Billa. Rasa penasaran Esty seketika menyeruak, dan ingin sekali rasanya dia segera tahu siapa sebenarnya wanita itu?

"Al Mama ke toilet sebentar ya?" pamit Esty, lalu dia beranjak dari duduknya saat Al membalas dengan anggukan.

Esty berjalan dengan anggun, menghampiri wanita yang menarik perhatiannya. Sesampainya di meja yang ditempati wanita itu, Esty berhenti dan memandang orang di depannya sangat lekat. Senyum tersungging di bibirnya saat wanita yang duduk itu, melempar senyum ramahnya pada Esty.

"Maaf, apa tadi saya sempat berpapasan dengan Anda Nona, saat di tempat parkir di sekolahan baru cucu saya?" tanya Esty basa-basi karena dia yakin bahwa penglihatannya tidak keliru.

Wanita itu tampak berpikir dan akhirnya dia mengingatnya.

"Oh iya, betul Nyonya. Maaf saya baru ingat, silakan duduk!"

Esty tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Dia segera menarik kursi dan duduk di depan wanita itu.

"Perkenalkan, nama saya Esty Dewi Abimanyu." Esty mengulurkan tangannya.

"Saya Aprillya Alexa Queen." Lexa menerima uluran tangan Esty, hingga mereka kini berjabat tangan.

"Nama yang cantik, secantik pemiliknya. Nama tengah kamu juga mirip dengan nama tengah putra saya Alexi," puji Esty

"Oh iya, Nyonya? Kebetulan sekali."

"Panggil saja saya Tante Esty, agar terdengar lebih akrab. Mungkin kalian berjodoh," celetuk Esty asal.

"Iya Tante Esty. Ah, tante ini bisa saja. Tante sudah makan siang?" tanya Lexa.

"Saya ke sini juga sedang makan siang bersama dengan putra dan cucu saya," jawab Esty sambil menunjuk meja yang ditempati Al dan Billa.

Namun sayang, dari meja yang Esty dan Lexa duduki, hanya dapat melihat punggung Al dan Billa. Tiba-tiba ponsel Lexa berdering dan segera dia mengangkatnya.

"Halo," sapanya pada orang di seberang sana.

"............"

"Baik saya akan segera ke kantor," jawabnya terdengar buru-buru.

Lexa mengakhiri panggilannya dan segera membereskan peralatannya yang dia taruh di atas mej,a lalu dia masukan ke dalam tas jinjing bermereknya.

"Tante maaf, saya buru-buru harus kembali ke kantor. Lain kali kita sambung lagi acara mengobrolnya," pamit Lexa dengan gerakan buru-buru.

"Iya tidak apa-apa. Kita pasti akan bertemu lagi," ucap Esty dengan keyakinan tinggi dan hanya dibalas senyum oleh Lexa.

Lexa pun melangkah keluar restoran dengan tergesa. Esty masih memerhatikan Lexa, sampai tubuhnya tidak terlihat lagi.

"Ini dia yang aku cari selama ini," gumam Esty sambil tersenyum penuh arti.

#######

Haiiii... aku kembali dengan cerita lama yang aku revisi ulang. Di sini aku hanya menuangkan imajinasi dan khayalanku saja dan mengasah hobiku mengarang dan menulis. Mohon pengertiannya.

Salam cinta dari Al-Lexa.
Semoga cerita ini tidak mengecewakan.

Muuuuaaaccchhh
Cium jauh dari aku. 😘😘😘😘

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top