Part 57
Part ini spesial buat kalian yang udah kasih vote dan komen di part sebelumnya.😂
***
"Dasar Duda nggak tahu diuntung, nggak tahu diri! Baru tiga jam pergi udah cari yang lain aja." Jasmine memasukan semua barang-barangnya di dalam koper.
"Sayang." Jagat mengikuti setiap gerakan Jasmine.
"Ini yang kamu bilang cinta?! Ini yang kamu bilang kalau kamu nggak bakalan ninggalin aku, iya?! Kamu baru pergi tiga jam dan udah segampang itu kamu cari perempuan lain? Kamu hobi koleksi perempuan?!" seru Jasmine.
"Sayang, dengerkan penjelasan aku dulu. Dia itu teman lama yang nggak sengaja ketemu di sini, lagipula dia di sana tadi juga sama suaminya." Jagat mencoba menjelaskan kepada Jasmine yang sebenarnya namun sepertin ya kekasihnya itu sudah gelap mata hingga tak ingin mendengarkan apapun lagi.
"Oke, kalau kamu ngga percaya, aku bisa bawa dia sama suaminya datang ke sini buat ketemu sama kamu." Sambung Jagat karena ia tak mendapat respon apapun dari Jasmine.
Jasmine sudah selesai mengemasi barang-barangnya. Saat ia hendak menggeret kopernya, Jagat mencekal tagannya hingga koper terlepas dari genggaman tangannya.
Jagat membingkai wajah Jasmine lalu ia daratkan bibirnya di bibir Jasmine. Tentu saja Jasmine memberontak atas apa yang saat ini ia lakukan, namun sekuat tenaga ia mendorong Jasmine hingga terlentang di atas ranjang. Ia pun merangkak menindih tubuh Jasmine lalu kembali mencium kekasihnya itu.
"Aku akan nekat bikin kamu hamil kalau kamu sampai mau ninggalin aku," amcam Jagat.
Jasmine mendorong tubuh Jagat agar menyingkir dari atas tubuhnya. Jagat memiringkan tubuhnya untuk melihat wajah Jasmine.
"Kita ke bawah ya, aku akan kenalin kamu sama teman lama aku dan suaminya juga," lirih Jagat.
"Nggak perlu. Aku mau tetap di sini aja." Jasmine memiringkan tubuhnya membelakangi Jagat. Ia marasa malas dan sebal kala terus melihat wajah Jagat.
Jagat memeluk tubuh Jasmine dari belakang. "Kamu nggak perlu curiga atau apapun itu sama aku. Cinta aku hanya untuk kamu."
Jasmine terdiam, ia masih tak ingin berbicara ataupun melihat wajah Jagat. Hingga tanpa terasa ia tertidur dalam keadaan memunggungi Jagat.
Jagat yang menyadari bahwa saat ini Jasmine tertidur kemudian melepaskan pelukannya. Ia membenarkan letak tidur Jasmine agar bisa lebih nyaman. Setelah itu ia pun juga ikut menyusul Jasmine tidur.
***
Tak ada hal yang istimewa lagi yang bisa Jagat dan Jasmine lakukan di Bali selain hanya mengurung diri mereka di dalam kamar karena keesokan harinya Jasmine sudah mengajak Jagat untuk pulang. Meskipun Jagat masih merasa tak rela karena kebersamaan mereka harus berakhir, namun ia tetap harus menuruti permintaan kekasihnya itu.
Jagat dan Jasmine tiba di bandara dengan dijemput oleh supir Jagat. Namun Jagat masih tetap sedikit berusaha lebih keras lagi untuk menghabiskan waktu bersama Jasmine.
"Loh ini kan jalan menuju ke rumah kamu. Aku mau pulang," ucap Jasmine.
"Kita pulang ke rumah kita sebentar ya."
Jasmine tak menyahuti lagi ucapan Jagat karena menurutnya sia-sia saja.
Mobil berhenti di depan teras, seperti biasa, para pelayan menyambut kedatangan Jagat dan Jasmine.
"Kamu pasti capek kan, istirahatlah dulu di kamar."
"Nggak," tolak Jasmine.
"Loh kenapa, Sayang? Aku nggak akan macam-macam tanpa seijin kamu," ucap Jagat.
"Aku nggak mau masuk ke kamar kamu."
"Kenapa?"
"Di sana ada foto mendiang istri kamu, jadi aku ngrasa nggak nyaman. Aku istirahat di sofa sini aja," ucap Jasmine.
"Kalau gitu kamu istirahat di kamar tamu aja sambil nunggu jam makan siang." Jagat membawa Jasmine menuju kamar tamu yang ada di lantai dua.
"Kamar yang di bawah aja ada nggak? Aku malas naik turun tangga."
"Ada." Jagat membawa Jasmine memasuki kamar yang ada di lantai bawah.
Jasmine tak memprotes keberadaan Jagat yang masih berada dalam satu kamar dengannya ini karena ia tahu dengan pasti tak mudah untuk mengusir Jagat dari sisinya. Ia hanya perlu memasang jawah jutek dan berharap jika Jagat akan segera pergi meninggalkannya sendiri di kamar ini.
"Kamu nggak usah pasang wajah serem kayak gitu, aku nggak akan keluar dari sini."
"Aku udah tahu," sahut Jasmine.
"Kapan Shagun kembali?" tanya Jasmine.
"Mungkin satu minggu lagi. Mereka akan lama berada di sana," ucap Jagat.
Tak ada hal apapun yang mereka perbincangkan. Mereka hanya diam dan sibuk dengan ponsel mereka masing-masing hingga waktu makan siang tiba dan seorang pelayan yang mengetuk pintu untuk mengatakan kalau makan siang sudah siap.
Selesai makan siang, Jagat berpamitan pada Jasmine menuju ruang kerjanya untuk mengerjakan sedikit pekerjaannya.
Jasmine mengisi kesendiriannya dengan berjalan-jalan ke arah taman, setelah itu ia duduk di teras seraya memainkan ponselnya. Setelah beberapa saat, ia pun merasa bosan hingga akhirnya ia menyusul Jagat menuju ruang kerja.
Jagat menolehkan kepalanya ke arah pintu saat ia sadar jika pintu ruang kerjanya terbuka. "Hai, Sayang."
"Aku bosan ada di rumah ini sendirian nggak ada Shagun." Jasmine berjalan menghampiri Jagat yang saat ini duduk di kursi kerjanya.
Jagat meraih pinggang Jasmine agar kekasihnya itu duduk menyamping di pangkuannya. Dalam hati ia menanyakan mode suasana hati Jasmine yang mudah sekali berubah-ubah. Terkadang Jasmine akan marah dan ketus terhadapnya namun terkadang kekasihnya ini juga bisa sangat penurut dan manja seperti sekarag ini.
Jagat memeluk tubuh Jasmine erat, bibir dan hidungnya mulai mengendus tulang selangka Jasmine. Sedangkan tangannya sudah bergerilya menjelajah tubuh bagian depan kekasihnya itu.
Jasmine tak sedikitpun menolak sentuhan Jagat hingga Jagat terus melancarkan aksinya. Ia mulai membuka kancing kemeja yang Jasmine pakai sehingga kini ia bisa melihat dada Jasmine yang menyembul dari balik branya.
Gairah Jagat mulai meningkat saat ia melihat bagian tubuh Jasmine yang sedikit terbuka karena ulahnya. Ia semakin gencar merayui tubuh Jasmine agar kekasihnya itu semakin terangsang akan sentuhannya.
Benar saja, saat ini Jasmine sudah memejamkan matanya seraya menikmati setiap sentuhan tangan dan bibir Jagat pada tubuhnya.
Jagat menggendong tubuh Jasmine dan membawanya ke arah sofa. Ia membaringkan Jasmine di sofa dengan dirinya yang berada dia atas tubuh Jasmine. Ia menggunakan siku tangannya agar tubuhnya tak sepenuhnya menimpa tubuh Jasmine.
Untuk yang kedua kalinya mereka kembali mengulang kesalahan yang juga mereka nikmati. Meskipun kemarin Jasmine juga sudah menyesali perbuatannya bersama Jagat, namun kali ini ia malah kembali mengulangi kesalahannya itu secara sadar.
Bedanya kali ini mereka sama-sama tak melepas semua pakaian yang mereka kenakan, meskipun saat ini pakaian mereka sudah tak karuan.
Jagat dan Jasmine sama-sama mengerang tertahan kala pelepasan itu menghantam mereka berdua. Sesaat setelahnya Jagat mendudukan dirinya dan kembali menaikan celana panjangnya, sedangkan Jasmine tampak malu-malu menunduk seraya membenarkan posisi branya yang tadi tak menutupi payudaranya. Jasmine kembali merapikan kemeja dan roknyanya lalu ia mengambil celana dalamnya yang tergeletak begitu saja di lantai.
"Aku ... kamu tengok ke sana dulu, aku mau pakai celanaku." Jasmine bergumam lirih seraya menyembunyikan celana dalamnya di belakang tubuhnya agar Jagat tak melihatnya.
"Jangan dipakai lagi, Sayang. Sebaiknya kita mandi karena kita juga sudah banyak mengeluarkan keringat. Oh iya, sekarang ini aku nggak perlu pergi kalau kamu mau ganti pakaian atau mau memakai pakaian. Kamu bisa memakainya di hadapanku karena aku juga udah tahu dan merasakan tubuh kamu kan."
Jasmine melotot menatap Jagat. "Jangan bicara sembarangan. Kamu ini membuat aku malu dengan ucapanmu itu, tahu nggak sih."
"Iya, maaf. Kali ini udah nggak sakit kan?"
Jasmine memalingkan wajahnya. Ia merasa malu karena setelah kemarin ia terus menerus menyalahkan Jagat atas apa yang malam itu mereka lakukan, kini dirinya malah kembali mengulangi kesalahan itu lagi. Bahkan secara sadar.
"Aku mau kembali ke kamar." Jasmine beranjak dari tempat duduknya meninggalkan Jagat.
"Jadi celana dalam ini sebaiknya aku yang simpan."
Ucapan Jagat membuat Jasmine langsung refleks memutar tubuhnya. Dengan gerakan cepat ia menyambar celana dalamnya itu lalu bergegas meninggalkan ruang kerja Jagat.
***
Bersambung
Semarang, 28 November 2021
Silvia Dhaka
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top