Bab 1
Ini gila!
Bagaimana mungkin Siren bisa kembali bertemu dengan seorang Eldin Driwangsa. Padahal, mantan pacarnya itu sudah menghilang dari muka bumi ini setelah mereka berpisah.
Yang paling membuat Siren nyaris terkena serangan jantung adalah sosok Eldin yang kini sudah berubah seratus delapan puluh derajat dari segi penampilan. Jangan tanyakan soal isi dompetnya, pria itu masih tetap terlihat kaya raya dengan segala macam barang branded yang melekat di tubuhnya.
Lima tahun lamanya mereka tidak pernah lagi bertemu, dan Eldin kini sudah glow up.
Dulu, Siren selalu menyebut sosok Eldin dengan julukan "Babi Buntal" di depan teman-temannya. Hal itu dikarenakan tubuhnya yang gemuk. Belum lagi wajahnya yang tidak terurus sama sekali. Kusam, dekil, dan jerawat yang hampir memenuhi seluruh wajahnya.
Pokoknya dulu Siren sangat jijik bila sedang berduaan dengan Eldin. Pria itu hanya menang dalam hal keuangan. Dan Siren yang pada saat itu doyan foya-foya pun memanfaatkan Eldin yang begitu royal padanya.
Kini, semuanya telah berubah. Waktu telah mengubah sosok Eldin bak seorang pangeran dari negeri dongeng.
Eldin tidak lagi terlihat aneh dalam setelan jas. Tidak seperti lima tahun yang lalu. Bentuk tubuhnya kini sangat proporsional dan atletis. Gumpalan lemak di tubuhnya entah sudah hilang ke mana.
Bukan hanya itu saja, wajahnya pun ikut berubah. Eldin jauh lebih tampan dengan kulit wajahnya yang mulus dan cerah. Garis rahangnya pun tampak semakin tegas. Dan gaya rambutnya yang maskulin sangat mendukung penampilannya.
“Jadi, bagaimana? Kamu setuju dengan kontrak yang saya tawarkan?”
Suara Eldin memecah lamunan yang sedari tadi mengelilingi kepala Siren. Barangkali hanya satu hal yang tak berubah dari Eldin, yaitu suaranya. Berat dan sedikit serak. Namun, kini terdengar begitu dingin.
Siren menarik napas dalam-dalam. Lalu, menggeleng pelan untuk mencoba fokus pada apa yang sedang mereka bicarakan. Kepalanya menunduk, kembali membaca kontrak kerja tersebut dengan fokus.
Sudah lebih dari enam bulan hidup Siren luntang-lantung tak terarah. Sejak ia meninggalkan rumah dan keluarganya, Siren benar-benar diberi cobaan yang tak ada habisnya.
Mulai dari ditipu oleh temannya sendiri hingga ia harus kehilangan ratusan juta. Bisnisnya ikut hancur. Ditambah lagi dengan sifatnya yang boros dan enggan hidup susah membuat tabungannya terus terkuras habis. Sialnya lagi, di saat-saat seperti ini, ia malah kesulitan mencari pekerjaan.
Beruntung satu minggu yang lalu ia mendapat tawaran dari teman semasa SMA-nya, yang sedang mencari pengganti dirinya yang hendak resign untuk menjadi personal assistant dari seorang CEO perusahaan e-sport. Dan di sinilah Siren sekarang.
Jujur saja, awalnya Siren sempat curiga. Barangkali lowongan kerja yang temannya berikan adalah loker abal-abal. Sebab, setelah mengirimkan CV-nya, ia langsung diterima tanpa melewati tahapan interview yang panjang. Padahal, Siren akan menjadi asisten dari seorang CEO, yang tentu saja tidak akan merekrut sembarang orang.
Dari hasil analisis sok tahunya, sepertinya Eldin ingin kembali melanjutkan hubungan mereka yang sempat terhenti di tengah jalan, tetapi hubungan yang kali ini dalam artian yang buruk.
Siren mengembuskan napas panjang. Pulpen sudah berada di tangannya, siap untuk membubuhkan tanda tangannya pada lembar kontrak tersebut, tetapi benaknya masih dipenuhi oleh keragu-raguan.
Gaji yang Eldin tawarkan padanya cukup besar. Setidaknya bisa memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Namun, entah kenapa ia tidak yakin dengan niat pria itu. Prosesnya yang terlalu cepat membuatnya jadi skeptis.
“Saya tidak punya banyak waktu hanya untuk menunggu kamu menandatangani kontrak kerja.”
Siren nyaris menjatuhkan pulpennya saat Eldin kembali buka suara. Buru-buru ia mengangkat kepalanya dan mendapati raut wajah Eldin yang tampak bosan seraya melirik jam tangannya berulang kali.
Siren meringis di dalam hati sembari menggigit bibir dalamnya. Eldin benar-benar sudah berubah. Pria itu begitu tegas, tidak lagi lemah seperti lima tahun yang lalu. Dan aura yang dipancarkannya mampu membuat Siren merasa terintimidasi.
Kedua mata Siren sontak membelalak saat Eldin tiba-tiba saja berdiri dan menarik lembar kontrak tersebut. “Silakan mencari pekerjaan lain,” ucapnya dengan suara datar, yang lantas beranjak meninggalkan Siren begitu saja.
Siren panik. Cepat-cepat ia menarik bokongnya dari kursi. Lantas, segera menyusul Eldin yang sudah hampir mencapai pintu keluar.
“Tunggu!” Siren berteriak dan secara refleks tangannya memegang lengan Eldin untuk menahan kepergian pria itu.
Eldin menghentikan langkahnya dan berbalik. Tanpa segan ia menyentak lengannya untuk menyingkirkan tangan Siren dari sana, seolah enggan disentuh oleh gadis itu.
“Saya ... saya mau terima pekerjaan ini,” ucap Siren, dengan suara yang terbata.
Sumpah demi apa pun! Sosok Eldin yang sekarang sangat mendominasi.
Untuk sesaat, tidak ada jawaban apa pun dari Eldin. Dalam beberapa detik, ia hanya menatap Siren dengan lekat, dari atas sampai ke bawah tanpa terlewat sedikit pun. Lalu, ia melempar lembaran kontrak yang berada dalam genggamannya ke atas lantai bak seonggok barang yang tak ada harganya.
“Tanda tangani kontrak itu kalau begitu,” ucap Eldin sembari melirik lembaran kontrak tersebut yang sudah tercecer di atas lantai.
Siren yang menerima perlakuan seperti itu tentu saja merasa tidak terima. Eldin membuatnya tampak begitu rendah. Namun, ia menahan diri. Bagaimanapun juga, ia membutuhkan pekerjaan ini.
Alhasil, Siren terpaksa berjongkok di depan Eldin hanya untuk mengambil kontrak tersebut. Di dalam hati, ia mendumel. Mengeluarkan sumpah serapahnya untuk pria itu.
“Segera tanda tangani kontrak tersebut, lalu serahkan ke bagian HRD,” tutur Eldin sesaat setelah Siren kembali berdiri.
Setelahnya, Eldin pun keluar tanpa pamit dari ruangan rapat di kantornya yang memang digunakannya untuk bertemu dengan Siren. Sementara Siren memejamkan matanya sejenak dengan kedua lengan yang mengepal di sisi tubuhnya.
Sabar, Siren. Sabar, batinnya.
•••
HAI HAI!🥳😍
Untuk Bab 1 ini, kita kenalan singkat dulu ya sama Siren dan Eldin. Eh tapi mungkin buat kalian yang udah baca Boy Best Friend, udah pasti kenal Siren dong yaa wkwk
Gimana nih, guys? Lanjut atau lanjut?
14 Juni, 2024
Follow aku di
Instagram: rorapo
Innovel/Dreame: rorapo_
Karyakarsa: rorapo_
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top