- MCB 0,5 - Ab Initium -
MY CRAZY BOSS
|| Ab Initium ||
“Aku tak pernah membayangkan bisa bertemu dengan makhluk itu lagi.”—Krystal J.
🌿🌿🌿
Setelah ke luar dari rumah sakit, hidup Kystal kembali normal seperti biasanya. Gadis itu kembali disibukkan dengan kegiatan sehari-hari. Bahkan kini Krystal terpaksa harus mencari pekerjaan guna memenuhi kebutuhannya. Kartu kredit yang biasa ia pakai sudah mencapai batas limit dan uang tabungannya pun sudah ludes karena ia gunakan untuk melunasi hutang-hutang yang sejujurnya tak pernah ia lakukan sebelumnya. Entah hutang milik siapa itu. Yang jelas, gadis itu hanya tak ingin selalu dikejar-kejar depcollector layaknya kemarin. Ia tak ingin mendapatkan kesialan yang sama untuk kedua kalinya.
“Kau yakin akan melamar pekerjaan, babe?” tanya Chanyeol yang entah sudah ke berapa kalinya pada Krystal. Mendengar pertanyaan yang sama berulang kali membuat Krystal kembali memutar kedua bola matanya, jengah.
Krystal mengerucutkan bibir mungilnya, merasa gemas pada tingkah Chanyeol yang menurutnya terlalu berlebihan itu. Tingkah Chanyeol sekarang lebih mirip layaknya anak kecil yang ingin dibelikan permen namun tidak segera dituruti, sangat berbanding terbalik dengan usianya yang sekarang sudah menginjak kepala dua.
“Oh, ayolah, My Big Bear. Aku hanya akan melamar pekerjaan bukan mau meninggalkanmu.” Dengan segala senyuman manis yang terpatri menghiasi wajahnya, Krystal terus berusaha membujuk Chanyeol agar pria itu mau memberikan izinnya agar Krystal bisa bekerja.
“Aku masih bisa memenuhi kebutuhanmu, Princess. Kau tidak perlu bekerja. Cukup aku saja yang bekerja dan memberimu nafkah,” rayu Chanyeol. Pria itu kini memeluk tubuh ramping Krystal yang membelakanginya. Mengacak gemas rambut yang baru ditata beberapa detik yang lalu oleh si empunya rambut.
“Jangan mengacaukan tatanan rambutku!”
Krystal mulai kesal. Chanyeol benar-benar tak mau melepaskannya dan malah mengacak rambut yang susah payah ia tata sebelumnya. Pria itu terus menempeli dirinya layaknya pemen karet. Benar-benar membuatnya merasa jengkel.
“Baiklah … baiklah, kau boleh melamar pekerjaan asal dengan satu syarat.”
Mata Krystal langsung berbinar mendengar ucapan Chanyeol yang mengizinkannya untuk bekerja. Tanpa berpikir panjang, Krystal langsung menyetujui syarat yang diminta Chanyeol, walau ia sendiri tidak tahu syarat apa yang akan diajukan laki-laki itu kepadanya.
“Apa syaratnya?” tanya Krystal masih dengan mata yang berbinar senang.
Chanyeol sedikit terkekeh, merasa gemas pada tingkah Krystal yang menurutnya begitu menggemaskan. Seketika, ada perasaan tidak rela menyusup masuk ke dalam hatinya. Ia tidak rela jika gadis itu akan bekerja karena, dengan begitu tingkah kegemasannya akan menjadi tontonan banyak orang bukan hanya dirinya saja.
Sedikit menarik napas, Chanyeol mulai menjelaskan apa syarat yang akan dimintanya itu. “Jangan pernah ragu untuk meminta bantuanku, dan jangan meninggalkanku seperti kau meninggalkan keluargamu, Jung-ie.”
🌿🌿🌿
Krystal menghela nafas lelah, tak pernah terpikirkan dalam otak cantiknya jika mencari pekerjaan akan sesulit ini. Dua puluh tahun ia hidup dengan harta yang bergelimang tanpa perlu bersusah paya untuk mencarinya membuat ia sedikit mengerti betapa beratnya berjuang di dunia, agar dapat bertahan hidup dan mendapatkan makanan yang layak. Banyak orang yang rela panas-dingin, menembus hujan badai, menembus gelapnya malam dan bertahan dari teriknya matahari demi mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Dan, sekarang Krystal merasakan betapa berat dan melelahkannya perjuangan itu. Ia tidak boleh menyerah, jalan yang ia tempuh masih panjang. Apapun keadaannya ia akan menunjukkan pada kedua orangtuanya, kakak, dan seluruh keluarga besar Jung bahwa anak yang dianggap buangan dan tak berguna ini bisa bangkit melawan dunia tanpa bantuan mereka.
Sudah berulang kali Krystal mengirim e-mail pada banyak perusahaan namun, tetap saja tak ada perusahaan yang mengirim balasan sesuai harapannya. Berulang kali pula, Krystal keluar-masuk perusahaan dengan membawa harapan kosong. Bahkan Krystal sampai bosan mendengar perkataan yang keluar dari mulut HRD perusahaan yang ia datangi.
“Kami sedang tidak mencari pegawai baru.”
“Data yang ada lampirkan sebagai persyaratan masih kurang lengkap.”
Dan bla bla bla, sungguh menyebalkan, runtuknya.
Yeah, sekarang ia tahu mengapa saat ia masih menjadi anggota keluarga Jung banyak sekali orang yang menawarkan pekerjaan padanya dengan sukarela dan dengan jabatan tinggi tentunya. Karena, dengan mereka melakukan itu relasi yang mereka buat dengan keluarga Jung akan semakin kuat. Dan menciptakan keuntungan bagi perusahaan mereka, mengingat Krystal lulus kuliah dengan menyandang predikat summa cum laude dengan IPK 3,80.
Lagi dan lagi, ucapan Chanyeol kembali terngiang menghiasi mindanya, membawa perasaan bersalah mampir mengisi hatinya. Mengacaukan segala pertahanan yang dibuat Krystal agar tak merasakan kepaitan yang sama. Membuat ia kembali berpikir mengenai alasan ia tak ingin kembali ke rumah dan memakai marga Jung kembali. Rasanya terlalu menyakitkan jika ia harus kembali menemui kedua orangtua beserta kakak naifnya itu. Tak akan pernah sudi ia untuk kembali menapakkan kakinya di kediaman keluarga Jung, terkecuali jika mereka memohon maaf padanya.
Sedikit menghela nafas, Krystal melangkahkan kakinya pada kedai kecil yang terletak di pinggir jalan tak jauh dari lokasinya berada. Kedai yang mulai dipadati banyak orang. Perutnya kelaparan, tenggorokannya terasa sedikit sakit karena tak mendapat setetes air. Kepalanya sedikit berdenging, dan seketika membuatnya teringat jadwal check upnya dengan dokter Lay yang sudah terlewat.
Wanita paruh baya dengan pakaian khas restoran menghampiri Krystal dan memindahkan buku menu ke atas meja. Krystal mulai membuka dan membaca menu yang tersedia, memesan semangkuk jajangmyeon, secawan kecil asinan lobak kuning beserta kimchi dan segelas ocha tea. Setelah itu, Krystal mengucapkan terima kasih dengan sedikit sunggingan senyuman kecil saat melihat pelayan itu melenggang pergi dengan buku menu yang terselip dalam genggaman tangannya.
Krystal tercenung, melihat ibu tadi membuat ia teringat dengan perawakan sang Mama. Membuat rasa rindu yang sekian lama tenggelam kembali muncul ke permukaan. Ingin sekali ia memeluk sang Mama sekarang. Bermanja-manja di pelukan Mama, menceritakan segala keluh kesah yang selama ini mampu ia pendam sendiri, berbagi kisah dengan Mama selayaknya Krystal kecil sembilan tahun yang lalu.
Namun, kini angan tetap akan menjadi angan. Mama yang dulu selalu membagi kasih dengannya mulai berubah. Tak ada kasih sayang, hanya ambisi dan bentakan yang ia terima. Semakin Krystal beranjak dewasa, semakin banyak tuntutan yang harus ia penuhi. Semua yang ia inginkan bahkan harus ia sisihkan demi memenuhi keinginan kedua orangtuanya. Krystal tak pernah mengeluh saat dirasanya kesabaran yang ia miliki masih cukup. Tapi, saat kesabaran yang ia punya mulai menipis, Krystal memilih pergi.
“Oh hai, Gadis Sial! We meet again!” Lamunan Krystal tentang sang Mama hancur sudah. Gadis itu bahkan sedikit berjengit kaget mendengar suara yang tiba-tiba menusuk gendang telinganya.
Krystal mengerjapkan kedua matanya sebelum menatap tajam laki-laki yang tanpa ia persilahkan sudah duduk di hadapannya. Sehun sedikit tersenyum saat melihat gadis di depannya itu memelototkan matanya. Memberikan kesan imut tersendiri bagi pria seusia Chanyeol itu. Mata Sehun melirik berkas yang ada di atas meja, berkas yang ia duga milik Krystal. Tanpa permisi, Sehun mulai membaca kumpulan kertas yang gadis itu bawa.
“Kau sedang mencari pekerjaan, eoh?”
“Tidak sopan sepertinya jika anda membaca berkas seseorang tanpa meminta izin pada pemiliknya. Terutama jika tak ada hubungan apapun sebelumnya.” Krystal menatap tajam Sehun. Jika diperhatikan sedikit detail, Krystal melihat rahang Sehun yang mengeras dan buku-buku tangan yang digunakan untuk memegang berkas miliknya ikut memutih. Dapat dipastikan jika nantinya kertas itu akan rusak. ‘Menyebalkan.’ runtuk Krystal dalam hati.
“Jadi kau mengharapkan kata maaf dariku setelah aku membaca curriculum vitae milikmu tanpa izin?” tanya Sehun dengan nada yang tak bersahabat.
‘Kenapa pria ini jadi sewot gini, sih?’ Krystal semakin meruntuk saat menyadari ada sebersit kemarahan dalam nada bicara Sehun.
Wajah Krystal yang menggemaskan membuat Sehun merasa tidak menyesal datang ke kedai ini untuk makan siang. Biasanya, ia akan lebih memilih makan di ruangannya dan menyuruh OB untuk membelikan ia makanan. Tapi, entah kenapa siang ini Sehun ingin sekali keluar ruangan, terus berada di ruangannya selama 6 jam penuh membuat ia merasa sesak. Dan, sepertinya dewi fortuna sedang berpihak kepadanya hari ini. Gadis yang selama 2 hari ini terus berkeliaran di pikirannya, kini sedang duduk di hadapannya dengan wajah tertekuk yang tampak menggemaskan. Ingin sekali Sehun memeluk gadis itu dan menanyakan bagaimana kabarnya setelah keluar dari rumah sakit, mengatakan betapa rindunya ia selama 2 hari tak bertemu. Eh, Sehun bilang apa tadi? Merindukan gadis yang tak dikenalnya? Sepertinya bagian-bagian penting otak Sehun mulai konslet dan tak dapat ia gunakan dengan baik.
“Tidak, kau tidak usah minta maaf. Kau tidak salah. Terserah, mau kau apakan dokumen itu. Aku tidak peduli.”
“Ya, seharusnya memang begitu. Aku tidak bersalah dan kau lah yang patut disalahkan karena telah menuduhku yang tidak-tidak. Jadi, minta maaf lah.” Sehun memberikan senyuman miring yang berhasil membuat Krystal memberenggut tak suka.
“In your dream, Sir.” Krystal kembali memelototkan matanya, kesabarannya kian menipis. Wajahnya bahkan mulai memerah menahan amarah. Nafsu makan Krystal sedikit menurun tapi ia tak akan menyia-nyiakan makanan yang sudah ia pesan. Ingat, mulai saat ini ia harus mulai berhemat.
“Ah jadi kau tak mau minta maaf? Baiklah, sebagai gantinya aku akan mengantarmu pulang tanpa penolakan.”
🐢🐢🐢
Sesuai janji kemarin, sekarang aku update. Seneng gak? Ahahaha.
Menurut kalian, chapter ini gimana? Ada yang bagus?
Semoga chapter ini bisa meluluh-lantahkan rindu kalian sama cerita ini.
Don't forget to vote and comment! Kalau kalian gak vote sama comment nanti Sehun bakal datangin kalian di alam mimpi sambil bawa kapak. Wkwk.
Udah segini aja. Sampai jumpa di chapter selanjutnya. See ya.
너를 사랑해.
Salam Sayang,
Raingarda.
🐢🐢🐢
Wednesday, 24 April 2019
09.42 WIB
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top