3. Cute human


"Oper! Oper!"

Mi-Jin menendang sekuat tenaga bola yang sedang digiring olehnya, keringat bercucuran di dahi gadis itu, namun tak surut seutas senyum manis di wajahnya yang cantik. "[NAME], TANGKAP!" teriaknya menarik atensi sosok gadis yang sedang berdiri di dekat gawang sambil berkacak pinggang mengatur nafas.

"JANGAN-"

Bola terbang kearah [Name] dengan begitu cepat, gadis itu melotot dan memekik pelan panik, ia baru saja menarik nafas, loh! "H-hei!"

Buk!

"[NAME]! TENDANG MASUK!"

"CEPAT!"

"WOI, JANGAN MELAMUN!"

[Name] menggertakkan giginya sebal, ia gugup campur setengah mati, tak yakin bisa membuat sebuah gol. 'Diam, bangsat! Kalau begini mana bisa fokus masukin!'

"SAYANG, AYO MASUKIN!"

Hampir seluruh pemilik mata di lapangan bola itu menoleh kaget kearah suara. Tak terkecuali [Name] yang sedang bingung hendak bergerak, sementara para musuh berlarian kesetanan mendekat seolah banteng galak habis diganggu.

"Yoojin?"

"Loh!"

"WAH! MEREKA PACARAN?"

"WHAT A SURPRISE!"

[Name] mendengus di antara nafasnya yang tersengal-sengal, kemudian dengan gerakan cepat kakinya bergerak menggiring bola mendekat kearah gawang. Ia mengayunkan kaki sekuat tenaga, menendang masuk bola sepak itu ke dalam gawang setelah membuat gagal fokus kiper dengan gerakan super cepatnya yang tak terduga.

Shot dan berhasil.

"GOL!"

"GOL, ANJIR!"

"3-2!"

"TENDANGAN DI MADUN!"

[Name] membulatkan mulutnya tak percaya, kemudian menunduk menatap kakinya yang terbalut sepatu kets. "What?" Jantungnya berdegup kencang, sesuatu menggelitik terasa di dalam dadanya, ia ingin tertawa.

"[NAME], YOU DID IT!" Mi-Jin berjalan cepat mendekat, lalu memeluk gadis itu dari samping, tawa bahagia pecah mengudara.

"Nggak mungkin–apa-apaan barusan?"

"Keren, bagaimana kau bisa mendendang secepat kilat?" [Name] menggeleng. "Lebay!"

Mi-Jin menepuk kedua bahu gadis itu, lalu menunjuk ke satu arah di tribun. "Pacarmu, tuh! Diteriakin langsung semangat, ya?"

[Name] mengerjap. "Huh?"

"Punya pacar nggak bilang-bilang! Kau anggap aku apa selama ini," sindirnya.

[Name] tiba-tiba ingat. 'Sial, ngapain dia teriak begitu segala!' batinnya malu mengingat hal tadi.

"Bukan begitu-"

"Tipemu anak baik, ya, ternyata?" potonh Mi-Jin cepat sambil tersenyum menggoda, [Name] menipiskan bibirnya, pipinya memerah malu. "Ng-nggak!"

"Kulkas dua pintu bisa salting, nih?"

[Name] berdecak. "Diam, deh!"

"Cie, pajak jadian, dong!"

"No, nggak ada!"

Sial, memalukan.

.

"Ini untukmu-"

"Kau malu-maluin." [Name] merampas sebotol air mineral dingin yang disodorkan oleh sang kekasih (?), kemudian menenggaknya sampai tandas.

Yoojin tersenyum tipis. "Capek, ya?" Tangannya masuk kedalam saku, mengeluarkan sebuah sapu tangan, kemudian menggunakannya untuk mengelap peluh di sekitar wajah [Name].

"Sudah–sudah!" tekan gadis itu sambil menahan tangan Yoojin hendak turun mengelap peluh di lehernya. "Kenapa kau teriak begitu tadi?"

"Huh?"

"Tuli?"

"Memangnya kenapa?" Yoojin menaikkan alisnya. "Kita tidak sedang backstreet, kan?"

Mendengar kata 'backstreet' [Name] jadi ingin memukul wajah Yoojin. "Lihat keadaan, lah!" desisnya.

"Jauh-jauh, deh, lain kali," gerutu [Name], Yoojin terkekeh.

"Kau tak suka aku?"

"Sejak kapan aku suka padamu?"

Yoojin menunduk menahan tawa, mulut pedas [Name] ini benar-benar telah menjadi hal favoritnya.

"Iya, aku tahu."

"You such a freak human, you know?" [Name] menyugar rambutnya. "Aku menyesal menjadi kekasihmu."

Yoojin hanya mendengus geli. "Jangan."

[Name] berbalik hendak pergi, sebelum itu ia memutar bola matanya malas dan berkata, "membosankan."

"Besok mau kencan?" [Name] berjalan menjauh, tak menghiraukan tawaran Yoojin.

"Kita ke museum dinosaurus."

[Name] berhenti melangkah, berpikir sejenak, sebelum mengangkat tangannya memberi jempol sambil mengangguk kecil.

Yoojin dari kejauhan melihat itu tersenyum senang.

'You such a cute human.'

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top