[7/10]
Kau itu...
☘︎〰︎〰︎〰︎〰︎〰︎☘︎
Di minggu pagi yang lumayan mendung... Thorn di mintai tolong oleh Gempa untuk membeli kopi di warung. Ia menyuruh Thorn membeli kopi untuk Hali yang katanya ingin ngopi pagi².
"Huhh.., bang Hali kok malah minum kopi item pagi² sih? Apa ga takut sakit perut ya??" Gumam Thorn sembari menggoyangkan kantong plastik yang di bawa nya.
Di tengah perjalanan pulang nya menuju rumah, manik mata hijau emerald nya itu tak sengaja menangkap sosok gadis yang sangat familiar di mata nya.
"!! [Name]–"
Thorn berniat untuk menyapa [Name], tapi ia langsung menghentikan niat nya begitu melihat [Name] yang tengah bersama dengan lelaki lain yang tak di kenal nya.
Tidak hanya itu, Thorn dapat melihat langsung bahwa lelaki tersebut merangkul [Name] dan mengobrol serta bercanda ria dengan akrab. Membuat hati Thorn terasa seperti berdenyut sakit.
"... Kenapa [Name] dekat sama laki² itu? Siapa dia? Sampai [Name] mau di rangkul sama dia...." Batin Thorn yang menundukkan kepala nya agar tak menatap sang kekasih yang kian menjauh.
Thorn sempat terdiam sebentar di pinggir jalan memikirkan [Name] dengan lelaki tersebut. Sampai sebuah rintik hujan jatuh di tangan nya.
"Eh, gerimis..!?"
Kaki Thorn yang tadi sempat diam pun langsung kembali di langkahkan dengan cepat oleh Thorn menuju rumah nya.
"Aku harus cepat pulang sekarang, tapi... Sebenarnya laki² yang tadi itu siapa?...."
☘︎ SKIP ☘︎
Sesampai nya di rumah, Thorn langsung menyerahkan kopi yang di belinya pada Gempa dan Hali yang menunggu dirinya di teras rumah karena khawatir.
Setelah itu Thorn segera pergi masuk ke kamar nya dan Solar, lalu mengganti baju nya yang lumayan basah dan menghempaskan dirinya ke atas kasur miliknya.
Pikiran nya tidak bisa berhenti memikirkan [Name] sejak kejadian tadi. Saat melihat Solar masuk ke dalam kamar, Thorn pun berniat curhat dengan kembaran nya tersebut.
"Solar,"
"Hem?"
"Tadi pas pulang dari warung, Thorn lihat [Name] lagi jalan bareng sama laki² lain... Tapi Thorn ga tau siapa. Mereka juga asyik ngobrol sama bercanda bareng, bahkan [Name] juga di rangkul sama dia...." Ucap Thorn sembari menenggelamkan wajah nya ke bantal.
Brug
Solar yang saat itu tengah membawa buku pun tak sengaja menjatuhkan buku nya karena mendengar kejadian yang di ceritakan Thorn, "Kau serius Thorn–!??"
Thorn hanya mengangguk kan kepala nya pelan sebagai jawaban. Sedangkan Solar buru² merapihkan buku nya yang terjatuh dan segera menghampiri Thorn.
"Masa sih [Name] yang 'itu' selingkuh dari Thorn? Rasanya ga mungkin." Batin Solar memproses kejadian.
"Solar..."
"Eh, ya? Kenapa Thorn?"
"Apa menurut Solar.., [Name] selingkuh dari Thorn ya...? hiks...."
"!?"
Solar yang mendengar isakan tangis dari Thorn langsung menarik pundak kembaran nya itu agar bisa menghadap ke arah nya. Dan benar saja, mata Thorn sudah berlinang air mata.
"Cup² Thorn.., jangan nangis oke? Lagian kamu juga belum tau kan [Name] bareng sama siapa itu?" Ucap Solar pelan sembari menghapus air mata Thorn di pipi chubby nya.
"Humm... Tapi gimana kalo [Name] beneran selingkuh–?..."
"Jangan suudzon dulu, lagian [Name] pasti bukan cewe yang begitu kok. Daripada kamu begini, mending kamu tanya langsung ke [Name] nya."
Meskipun Solar berbicara begitu pada Thorn, tapi batin nya berkata lain dengan yang di ucapkan nya. "Kalau memang si [Name] selingkuh, awas aja. Ga ku biarin lagi dia ketemu sama Thorn."
Thorn yang sudah mendapat pencerahan dari kembaran nya itu pun berhenti menangis dan terdiam sejenak.
"Iya, makasih Solar...!"
.
.
.
Keesokan harinya di sekolah...
Thorn berniat untuk menanyakan kepastian kepada [Name] tentang kejadian kemarin pada saat jam istirahat seperti biasa.
Kriiingg!
Begitu bel istirahat berbunyi, Thorn segera pergi ke kantin untuk menunggu [Name]. Kali ini ia tidak menghampiri sang kekasih ke kelas nya. Jadi Thorn memutuskan untuk menunggu nya di kantin, tempat yang pasti selalu [Name] datangi saat istirahat.
Dan benar saja. Lima menit kemudian, [Name] datang ke kantin seperti dugaan Thorn.
Namun, belum sempat Thorn menyapa ataupun memanggil [Name], manik emerald nya kembali menangkap sosok lelaki yang sama seperti yang di lihat nya kemarin.
Membuat Thorn kembali mengurungkan niatnya dan kembali ke kelas.
"Kenapa laki² itu bisa ada di sekolah dengan [Name]...? Di lihat dari baju nya, dia juga bukan murid di sini. Sebenarnya, siapa orang itu??"
.
.
.
Namun, Thorn tidak langsung menyerah. Sepulang sekolah, Thorn tidak langsung pulang. Ia meminta [Name] untuk menemui nya dulu di taman belakang sekolah.
[Name] (๑•ᴗ•๑)♡
[Name], nanti bisa ketemuan dulu di taman belakang pas pulang?? :||
||: Bisa.
Kalo gitu Thorny tunggu yaa :||
||: Ok Thorny.
Hanya sebuah chat singkat memang, tapi cukup untuk membuat Thorn lega karena [Name] masih berinteraksi seperti biasa dengan nya.
Tak lama kemudian, sosok gadis yang di tunggu nya itu datang dan berdiri di hadapan nya.
"Maaf kalau lama Thorny.., tadi aku ngawasin anak kelas piket dulu."
"Ga papa kok. Thorny juga baru sebentar di sini. ^^' "
"Baiklah. Jadi, ada yang mau kau bicarakan dengan ku Thorny?"
"...."
Thorn sempat terdiam sebentar sebelum ia memberanikan dirinya untuk bertanya, "Ehm [Name]...,"
"Ya(?)"
"Apa [Name] udah bosen sama Thorny?"
[Name] yang biasa nya selalu bereaksi datar, sontak melebarkan mata nya ketika mendengar ucapan sang kekasih di hadapan nya itu, "... Kenapa kau bicara begitu Thorny?"
"Itu.., kemarin Thorn ga sengaja liat [Name] lagi jalan berduaan sama laki² lain, [Name] juga di rangkul sama dia dan di ajak bercanda juga. Hari ini juga Thorn liat [Name] bareng dia pas istirahat.... Dia siapa? [Name] ga selingkuh kan??"
Mendengar pernyataan Thorn tersebut, [Name] tak dapat menahan tawa nya sampai² dia menutupi mulut nya.
"Hahh... Ya ampun Thorny. Kau hanya salah paham,"
"Eh?"
"Laki² yang kau bicarakan itu, dia abang sepupu ku."
"... EHHH?!! T, tapi kok dia bisa ada di sekolah??" Tanya Thorn dengan raut wajah bercampur aduk.
"Dia kebetulan sedang PKL di sekolah kita ini. Makanya aku sering menemani nya."
Thorn yang memproses semua penjelasan [Name] akhirnya paham. Dan dia tak dapat menahan rona merah di wajah nya karena malu sudah salah paham serta mengira yang tidak².
"Uhh, begitu ya (⁄ ⁄ ⁄ ⁄)"
Melihat Thorn yang bereaksi imut di depan nya, membuat [Name] tidak tahan dengan rasa gemas nya dan...
Cup
Sebuah kecupan kecil berhasil mendarat di dahi Thorn. Membuat sang empu terkejut dan membatu di tempat.
"Ini salah mu karena terlalu imut, Thorny... ~" Bisik [Name] dengan nada menggoda di telinga Thorn.
Membuat Thorn semakin merona hebat dan salting parah di buat nya.
"!? (⁄ ⁄ ⁄ ⁄ ⁄ ⁄)"
.
.
.
.
.
☘︎〣 Bonus 〣☘︎
"Hehehe~"
Di rumah, setelah kejadian di mana Thorn di cium dahi nya oleh [Name]. Ia tidak henti² nya tersenyum sembari menyentuh dahinya itu.
Membuat Solar dan saudara nya yang lain kebingungan, "Thorn kenapa dah..?
"Gejala bucin." Balas Ice
... Makin menggemaskan tiap hari nya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top