[10/10]

Dia itu...

︎〰︎〰︎〰︎〰︎〰︎☘︎

Di sebuah kafe bertemakan rumah kaca yang asri, terlihat seorang gadis dengan gitar di kedua tangannya tengah menyanyikan lagu untuk para pengunjung yang datang ke kafe tersebut.

Gadis tersebut tak lain adalah [Name]. Ia di minta oleh pemilik kafe tersebut yang tak lain adalah seorang guru di sekolahnya yang kerap di panggil bu Tina, untuk tampil di panggung kafe nya itu.

Sementara [Name] tengah tampil membawakan lagu, di salah satu meja kafe, terdapat Thorn yang sedari awal fokus memperhatikan nya sampai melamun.

Thorn datang ke kafe itu untuk menemani kekasih nya yang di mintai tampil, serta menyiapkan rencana untuk Anniversary mereka malam ini.

Ya, hari ini adalah hari Anniversary ke satu tahun nya [Name] dan Thorn. Itulah mengapa Thorn menyiapkan rencana untuk merayakan nya malam ini.

Di tengah lamunan Thorn, tiba² saja para pengunjung kembali memberikan tepuk tangan untuk yang keberapa kali nya atas lagu yang di bawakan dengan merdu oleh [Name]. Menandakan bahwa gadis itu telah menyelesaikan lagu yang baru saja ia bawakan.

"Untuk selanjutnya, saya akan membawakan lagu terakhir saya pada malam ini. Saya harap pengunjung sekalian tidak bosan dan dapat menikmatinya." Ucap [Name] dengan senyum tipisnya. Membuat Thorn yang menatap nya dari kejauhan ikut tersenyum.

Setelah keramaian para penonton sedikit mereda, suara musik dan gitar yang di pegang [Name] pun kembali mengalun untuk menemani nyanyian [Name] yang akan di mulai.

(Lagu yang di bawakan : )

Namun, begitu lagu mulai di nyanyikan, pandangan [Name] terus tertuju ke arah Thorn yang memperhatikan nya dari meja kafe di depan panggung. Membuat pandangan mereka berdua saling bertemu dan bertatapan.

Terutama di bagian lirik "Sempurna", [Name] selalu memberikan sebuah tatapan hangat serta senyum kecil yang tertuju pada kekasih nya tersebut.

Membuat Thorn merasakan panas di wajahnya, "Masa sih... [Name] nyanyiin lagu ini buat Thorn?"

〰︎〰︎〰︎

Tangan milik Thorn terus menggenggam tangan milik [Name], dan menarik kekasihnya itu ke arah rooftop kafe tersebut berada.

Baru sekitar lima menit yang lalu [Name] turun dari panggung dan menghampiri Thorn di meja nya, tapi tak lama kemudian kekasihnya itu menggenggam tangan nya dan menarik nya pergi dari meja dan keramaian yang ada.

"Thorny? Kenapa kita ke rooftop?" Tanya [Name] dengan tangannya yang masih di genggam oleh Thorn.

"Hehe, [Name] liat aja nanti.^^ "

Jawaban dari Thorn membuat [Name] semakin penasaran tentang apa yang akan di lakukan oleh kekasih imutnya itu.

Saat Thorn dan [Name] telah sampai di rooftop, mereka berdua langsung mengadahkan wajah mereka ke arah atas.

Di karenakan atap kafe rumah kaca yang transparan, mereka berdua bisa melihat langsung langit malam yang cerah oleh cahaya bulan malam ini.

Thorn yang melihat [Name] terpukau dengan langit malam pun menyunggingkan senyumnya, "Gimana? [Name] suka??"

"He'em, aku ga kepikiran ada rooftop di kafe ini." Ucap [Name] dengan tatapan yang masih fokus ke atas

"Thorn juga kok, tadi Thorn sempet di kasih tau bu Tina yang punya kafe ini, kalau ada tangga rahasia buat ke rooftop rahasia ini"

"Ooh."

"Ayo kita duduk dulu!"

Thorn pun kembali menarik tangan [Name] yang masih di genggam nya untuk singgah di sebuah meja kecil dengan dua bangku yang ada di rooftop itu.

Sepertinya memang benar kalau letak rooftop ini tersembunyi, karena di sana hanya ada [Name] dan Thorn yang datang. Bahkan hanya ada tiga meja kecil yang sama seperti yang di tempati oleh mereka berdua.

"Thorn harus bilang makasih ke bu Tina yang udah mau kasih tau rooftop ini" Ucap Thorn memulai topik.

"Memangnya kenapa?"

Tiba² tangan Thorn mengusap kecil tangan [Name] yang ada di atas meja, "Karena Thorny jadi bisa berduaan sama [Name]^^ "

Deg

"... (⁄ ⁄ ⁄)"

Detak jantung [Name] kini berdebar kencang akibat ucapan yang baru saja di lontarkan oleh kekasihnya. Kenapa akhir² ini kekasihnya yang imut nan polos itu menjadi pintar berkata manis?

"Terima kasih. Sudah mengajak ku ke tempat yang bagus seperti ini, Thorny"

"Hu'um! Kalau begitu, [Name] bisa tutup mata sebentar? Ada yang mau Thorny kasih."

"Ah, hadiah Anniversary ya."

[Name] yang paham akan niat kekasihnya itu segera menutup mata nya. Menunggu dengan rasa penasaran di dalam hatinya.

"Nah, [Name] udah boleh buka mata!"

Begitu kedua mata [Name] telah terbuka, hal pertama yang ia lihat di atas meja adalah sebuah buket bunga berisikan berbagai macam bunga. Dan di dominasi oleh bunga Dandelion.

"Wah.., aku baru lihat ada buket bunga yang berisikan bunga Dandelion."

Dan lagi², [Name] memberikan senyuman hangat kepada Thorn, yang berhasil membuat hati Thorn meleleh.

"Jadi, [Name] suka buketnya kan?" Tanya Thorn, dan di balas dengan anggukan kepala oleh [Name].

"Ya, Terima kasih."

Di saat [Name] tengah melihat isi buket bunga yang di berikan Thorn, matanya menangkap secarik kertas yang terselip di antara bunga² itu. Kertas tersebut ia ambil dan di baca olehnya.

"Coba tiup bunga Dandelion nya!"

[Name] yang penasaran tentang apa yang akan terjadi akhirnya mengikuti arahan kertas tersebut dan meniup bunga dandelion dalam buket tersebut.

Saat semua bunga dandelion nya sudah tertiup, [Name] menemukan sebuah kotak kecil yang agak tipis berwarna hijau dengan beberapa garis emas yang di selipkan di antara bunga². Membuatnya langsung mengarahkan pandangan ke arah kekasihnya.

"Thorny, ini dari mu?"

"Hum! Thorny sengaja sembunyiin hadiah nya biar lebih surprise ><"

"Begitu ya. Boleh ku buka?"

"Tentu!"

Thorn memberikan sebuah tatapan berbinar kepada [Name] yang tengah membuka hadiah nya itu, berharap kekasihnya itu akan menyukai hadiah pemberian nya.

Namun, saat [Name] melihat apa isi kotak hadiah miliknya, ia membelalakkan kedua matanya. Dalam kotak tersebut, terdapat kalung perak dengan liontin berbentuk daun semanggi empat🍀yang juga di lapisi berlian kecil di sekitar bentuk daun semanggi tersebut.

"Ini..."

"[Name] suka kan? Thorn sebenarnya mau ngasih yang lebih bagus dari itu, tapi—"

"Ga Thorny, aku suka kalung liontin nya. Tapi, ini kelihatan mahal." Ucap [Name] yang melihat seberapa mewahnya kalung tersebut.

"Gapapa [Name], [Name] tau ga arti daun semanggi empat?"

"Hmm...memberikan keberuntungan(?)"

"Betul! Makanya Thorny sengaja pilihin [Name] kalung ini. Jadi, di terima ya^^ "

[Name] tak menyangka kekasihnya itu sampai memperhatikan makna dari kalung yang ia beri, membuat senyuman kecil muncul di wajah dinginnya. Mengingat bahwa kekasihnya itu memang adalah seorang maniak tanaman.

"Ya, sekali lagi terima kasih Thorny. Aku menyukainya, terutama karena kau yang memberikannya."

Dapat Thorny rasakan wajah nya agak memanas ketika mendengar ucapan itu keluar dari mulut kekasihnya. Namun, ia dengan cepat kembali ke fokus awalnya.

"Thorny mau pasangin kalungnya ke [Name], boleh??"

"Hm, boleh."

[Name] pun menyerahkan kalung yang ada di tangannya kepada Thorn, dan Thorn pun segera memasangkan nya di leher jenjang milik [Name].

Jantung kedua nya sama² berdebar kencang ketika Thorn tengah memasangkan kalung pada [Name] dari depan, karena jarak wajah mereka yang sangat dekat.

"Selesai."

Thorn kembali menjauhkan wajah nya dari area leher milik [Name]. Namun, entah apa yang terpikirkan olehnya, tiba² saja Thorn terdiam sekejap. Lalu kembali mendekatkan wajah nya ke wajah [Name] dan...

Cup

Sebuah ciuman kecil mendarat sempurna di bibir milik [Name].

[Name] yang tiba² saja di cium oleh kekasihnya itu tentu merasa terkejut, tapi ia tidak melawan. Gadis itu bahkan hanya diam saja dan menikmati ciuman mereka yang bertahan selama lima detik itu.

"Thorny..., Kenapa tiba² main cium?(⁄ ⁄ ⁄ ⁄)"

Sadar dengan apa yang baru saja di lakukan nya, Thorn pun langsung menjauhkan wajahnya yang merona hebat dan menjadi salah tingkah.

"Ah, eee itu.., anu, Thorn ga bermaksud..! Tapi–"

"Pfft,"

Thorn yang awalnya salah tingkah seketika diam saat mendengar suara tawa kecil yang keluar dari mulut [Name]. Rasanya ia menjadi malu di hadapan kekasihnya itu.

"Tidak apa Thorny, aku hanya tidak menyangka kalau kau berani melakukan hal seperti tadi. Apalagi itu first kiss ku."

"Uhh itu...." Kini Thorn hanya bisa menundukkan wajahnya yang memerah, ia malu untuk menatap [Name] di hadapannya."

"Kau tau Thorny, lagu terakhir yang ku nyanyikan tadi di panggung. Itu ku nyanyikan khusus untukmu, sebagai hadiah memperingati hari Anniversary kita."

Thorn kembali menegakkan wajahnya begitu mendengar ucapan [Name] barusan. Ia merasa senang, malu, serta terharu saat tau kalau [Name] ternyata menyanyikan sebuah lagu khusus untuk nya.

"[Name]...!"

Brug

Sebuah pelukan erat Thorn hadiahkan kepada [Name] yang ada di hadapan nya. [Name] yang di perlakukan seperti itu memeluk Thorn kembali sembari tersenyum, sebuah senyuman manis yang sangat tulus.

Siapa sangka, hari Anniversary mereka yang pertama kalinya akan berjalan seindah ini?

"I love you, my darling."

.

.

.

.

.

☘︎〣 Bonus 〣☘︎

"[Name], boleh cium lagi?"

"Nanti. Kalau kita udah sah."

"Kalau gitu, sehabis lulus kita tunangan ya–! Biar [Name] bisa terus jadi milik Thorny sampai masa depan!"

"Tunangan... (⁄ ⁄ ⁄ ⁄)"

... Kekasih ku yang paling manis selamanya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top