O4. Tidak bisa.

___________________________________

Sudahkah engkau yakin dengan perasaanmu?
–Author–
________________________________

"Aku menyukaimu, Halilintar."

Mendengar hal itu membuat semua orang yang ada di kantin heboh, bahkan Ibu kantin yang biasanya gak pernah nimbrung malah ikutan heboh, tak terkecuali Taufan yang sedari tadi duduk diantara mereka sambil melihat kejadian itu dari awal.

Para penonton menatap Halilintar dengan penasaran apa yang akan dijawab oleh salah satu dari tujuh Boboiboy bersaudara itu setelah mendengar pernyataan dari sang primadona sekolah, [Name].

"Aku tidak menyukaimu."

Setelah mengucapkan perkataan itu Halilintar pergi dari sana sambil menundukkan pangkal topinya yang setia menutup batok kepala nya agar tidak ada yang melihat ekspresi wajahnya. Hal tersebut membuat seisi kantin heboh, ada yang kecewa, ada yang senang bahkan ada yang cemburu, dan yang paling utama berita ini bisa jadi gosip paling hot di halaman Twitter sekolah, dengan hastag, #primadonasekolahditolaksalahsatupangerandariboboiboybersaudara #[Name]ditolak?! #beritaterkini #fyp #fyp:)

Gimana gak heboh?! Yang ditolak itu primadona sekolah woy?! MC kesayangan kita! Siapa lagi kalau bukan kamu→

Taufan menatap kepergian sang kakak dan menatap sang sahabat bergantian. Masih bingung dengan kejadian barusan.

"Woy [Name], lo gapapa?" Tanya Taufan sedikit khawatir. Takut sahabatnya gila gara-gara ditolak si doi.

[Name] menanggapi pertanyaan Taufan sambil tersenyum kecil. Sebenarnya sebelum Halilintar pergi [Name] tidak sengaja melihat wajah Halilintar yang memerah sempurna, dan sepertinya hanya [Name] yang sadar akan hal itu. Jujur, [Name] sudah cukup puas dengan hal itu. Setidaknya [Name] tau kalau Halilintar sebenarnya menyukai dirinya.

"Entahlah. Kayaknya gue makin cinta sama dia." Jawab [Name] sambil menyeringai kecil. Ah, sepertinya [Name] jatuh cinta dengan ekspresi yang tak terduga dari seorang Boboiboy Halilintar, sang kakak tertua dari tujuh bersaudara.

Bagai ada petir di siang bolong. Taufan terkejut dengan jawaban bestie nya ini. 'Udah gila ya?!'

Entah kenapa Taufan jadi kasian sama [Name]. [Name] itu bisa dikatakan gak pernah jatuh cinta, soalnya [Name] gak pernah cerita ke dia masalah percintaan dan baru kali ini Taufan dengar langsung percintaan sang bestie. Syok? Banget. Cinta pertama [Name] ditolak sama kakak nya, udah pasti sebagai sahabat sejak SD, Taufan jadi agak khawatir.

"Lo kalau memang serius suka sama kak Hali, nanti gue bantuin." Ucap Taufan tak tega melihat [Name].

[Name] yang mendengar itu hanya bisa tersenyum manis pada Taufan. "Makasih. Tapi kayaknya gue harus jinak-in budak gue sendiri." Setelah mengucapkan perkataan itu [Name] langsung pergi membiarkan Taufan di sana sambil kebingungan dan seisi kantin yang sedari tadi bergosip atau berbisik akibat kejadian yang Ia ciptakan.

"Budak?" Gumam Taufan bingung.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

[Name] berjalan ke arah taman sekolah sambil mencari seseorang. Dia pergi ke arah semak-semak yang berada didekat pohon dan dibalik pohon itu dia menemukan seseorang yang sedang duduk sambil menyandarkan tubuhnya lalu memeluk kakinya.

Ah, [Name] menemukannya.

Dengan cepat [Name] sembunyi di balik semak-semak sambil mendengar orang itu berbicara sendiri.

"Gila. Jelas-jelas aku tidak boleh menyukainya."

[Name] yang mendengar itu terkejut sambil bertanya-tanya dan mendengarkan lebih lanjut.

"Aku tidak pantas untuknya."

" .... Sudah jelas, dia hanya menyukai Kaizo."

[Name] kembali terkejut part 2.

Tunggu, Kaizo?

Ah, dia ingat kalau kemarin dia pulang bareng Abang sepupunya, Kaizo.

'pfttt ... Bocah ini cemburu?' [Name] menahan tawa mendengar pernyataan orang itu.

[Name] sudah tidak tahan lagi. Ia keluar dari persembunyiannya dan mendatangi orang itu, Halilintar.

"Padahal kamu tadi bisa saja menjawab pertanyaanku, Halilintar." Orang yang dipanggil itu terkejut dan menatap [Name] dengan wajah yang memerah.

'Imut.' pikir [Name].

Tiba-tiba muncul sesuatu di otak [Name] untuk berbuat jahil kepada Halilintar. [Name] tersenyum menyeringai kecil, membuat perasaan Halilintar tidak enak.

[Name] mendekati Halilintar dari samping dan membuat Halilintar sedikit mundur dari tempat duduknya yang tadi ia tempati. Dan—–

Bruk!

Tanpa sadar, Halilintar sudah jatuh terbaring dengan [Name] yang ada di atas tubuhnya. Terasa deja vu.

[Name] tersenyum manis walaupun dalam hati bersorak kegirangan melihat wajah Halilintar yang memerah seperti manik Ruby yang dimiliki oleh orang yang dibawahnya ini.

Tubuh Halilintar sedikit bergetar dan jantungnya sekarang seperti berdisko, tapi untungnya [Name] tidak mendengar nya. Tapi itu tak menutup kemungkinan bahwa dengan jarak yang sedekat itu [Name] dapat mendengar nya, atau mungkin saja [Name] hanya berpura-pura tidak mendengar itu.

Tidak ingin terlalu lama, [Name] mendekati telinga Halilintar dan membisikkan sesuatu yang membuat Halilintar terkejut.

"Kamu menyukaiku kan, Halilintar?"

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

__________________________________

To be continued...
___________________________

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top