O2. Malu
___________________________________
Berhentilah bertingkah laku imut, atau aku akan melahapmu sekarang.
–Boboiboy Halilintar–
________________________________
Sial.
Dengan cepat aku berlari menuju ruang OSIS, berharap mereka tidak mengejar ku sampai ke sana.
Begitu aku masuk ke ruangan OSIS, sesaat aku menatap dirinya hingga tanpa sadar mataku bertemu dengan mata indah miliknya.
Dengan cepat aku mengalihkan pandanganku dan berjalan ke arah meja yang ada di dekatnya. Untungnya meja itu cukup besar sehingga aku bisa bersembunyi dibawah kolong meja itu.
Saat sudah dikolong meja itu, dia menatapku dengan tatapan bertanya-tanya, lantas aku berbisik, "sembunyikan aku." Beberapa detik kemudian dia mengangguk. Dan tiba-tiba aku mendengar suara ketukan pintu. Aku melihat dia si gadis pujaanku berjalan ke arah pintu.
Selama berada dibawah kolong meja, aku berharap lalat-lalat itu tidak masuk ke dalam ruangan ini. Dan selama dia berbicara dengan lalat-lalat itu aku mencoba untuk menetralkan detak jantungku, entah karena berlari tadi atau karena bertemu dengan dirinya, aku tidak tau.
Tapi saat melihat wajahnya yang terlihat bingung itu, dia terlihat imut.
Sial. Detak jantungku kembali berdetak kencang dan sepertinya wajahku memerah hanya karena memikirkan wajahnya yang imut itu.
Beberapa menit setelahnya aku berhasil menetralkan kembali wajah dan jantungku, dan sepertinya dia juga sudah selesai berhadapan dengan lalat-lalat itu.
Aku menatap diluar kolong meja itu dan melihat dia menatapku sambil berkata, "mereka sudah pergi." Ucapnya. Aku mengangguk dan keluar dari kolong meja itu dan otakku berkata bahwa aku harus pergi dari sana sebelum melihat bahwa wajahku sedikit memerah.
Baru satu langkah aku berjalan, tiba-tiba saja aku tersandung oleh kakiku sendiri lalu seketika mataku tertutup, dan––
Bruk!
Cup.
––aku sepertinya terjatuh menimpanya, dan aku merasa sesuatu yang kenyal dan manis di bibirku.
Tunggu, kenyal dan manis?
Sontak aku membuka mataku dan yang benar saja, kami berciuman?!!
Tanpa sadar aku menatap wajahnya yang kian memerah, begitu pula denganku, bahkan aku bisa merasakan jantung kami berdegup kencang, dan ruangan ini terasa panas walaupun ada pendingin ruangan.
Anehnya badanku tidak mau bergerak hanya untuk melepaskan ciuman ini, bahkan mataku terus menatap wajahnya yang memerah akibat yang tak sengaja aku perbuat.
Walaupun ini bukan ciuman pertama kami. Tapi ciuman ini membuatku candu, rasanya ingin sekali aku melahap bibirnya sampai aku puas.
Sial. Ini membuatku tegang. Segera aku melepaskan ciumannya daripada hal aneh akan terjadi. Saat aku mencoba menjauhkan wajahku, tiba-tiba saja aku mendengar sesuatu yang membuatku terkejut.
"Manis." Gumam dia, [Name].
Sontak wajahku semakin memerah, bahkan sepertinya wajahku sebelas duabelas dengan tomat. Imut banget! [Name] imut!! Entah kenapa aku mau gila rasanya.
Kucoba untuk menetralkan wajahku, lalu ku gerakkan tangan kananku untuk mengelus ujung bibirnya, "berhentilah bertingkah laku imut, atau aku akan melahapmu sekarang." Ucapku sambil menyeringai kecil.
Setelah aku mengucapkan perkataan itu, wajahnya kian memerah dan kulihat lehernya juga ikutan memerah. Bukankah itu terlalu imut?! Melihat wajahnya yang memerah membuat wajahku ikut memerah.
Dengan cepat aku kembali menarik tanganku dan membuat tubuhku duduk disampingnya dengan kondisi dia masih terbaring.
Ah, sepertinya aku sudah waras kembali, aku memalingkan wajahku ke arah lain dengan wajah yang masih memerah. Berbeda dengannya yang sepertinya menatapku dengan lekat. Tiba-tiba dia berucap, "tidak ingin melakukannya lagi?" Sontak aku terkejut dan menatapnya.
Tunggu, apa? Lagi?!!
Blushh!
Rasanya bukan wajahku saja yang memerah sekarang, tapi seluruh tubuhku juga. Aneh, baru kali ini aku merasa sangat malu. Tapi apa-apaan dengan wajahnya yang sangat polos setelah mengatakan itu?!
Tok
Tok
Tok.
Dengan cepat aku berdiri dan pergi dari dengan wajah yang masih memerah. Segera aku membuka pintu dan terlihat Gempa, dengan cepat aku pergi sambil menunduk.
"Loh, kak?" Samar-samar aku mendengar dia berucap.
.
.
.
.
.
.
.
_________________________________
To be continued...
___________________________
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top