My Brother's (13)

Kembali sekitar masa 8 tahun yang lalu...

Ovel dan Aji saling kejar-kejaran. Pada saat itu usia mereka sekitar Ovel 9 tahun dan Aji 8 tahun, hanya terpaut 1 tahun saja.

"Bang Ovel, ayo kejar Aji."

Fenly aka Ovel terus mengejar sang Adik Fajri aka Aji. Senyum dan tawa lebar terlihat dari kedua saudara itu.

"Haha... nanti Abang Ovel berhasil tangkap Aji. Es krim di kulkas buat aku ya."

"No! Itu es krim punya Aji, Abang!"

Aji terdiam. Dia menghentakkan kaki kanan kesal ke tanah. Kedua pipi mengembang bagai balon dan bibir yang maju ke depan seperti bebek.

Ovel berhenti berlari. Dia berhasil mengerjai sang Adik. Ovel pun menarik tubuh kecil Aji ke dalam pelukan.

Kedua tangan Ovel sibuk mengelitiki pinggang Aji. Tubuh Aji gemetar geli menerima serangan tak terduga itu.

"Hahaha... Bang Ovel ampun. Aji geli tahu!" kesal Aji.

"Nggak mau ah, sampai es krim yang di kulkas buat Bang Ovel," sahut Ovel masih mengelitiki Aji.

Sosok Abang pertama datang membawa dua buah es krim mangkok. Ricky aka Iky tersenyum kecil melihat keakraban kedua Adiknya. Iky berjanji akan menjaga kedua Adiknya dengan penuh kasih sayang.

"Ovel! Aji! Lihat Abang Iky bawa apa!" panggil Iky.

Ovel berhenti mengelitiki Aji, sedangkan Aji sudah dalam posisi duduk. Napas Aji naik turun habis kehilangan tenaga akibat tertawa.

"Hore!! Bang Iky bawa es krim!" Ovel berteriak semangat.

Mendengar kata es krim, kedua netra Aji berbinar-binar. Aji sangat menyukai es krim. Dia pun bangkit berdiri dengan cepat.

"Aji juga mau Abang!"

"Iya, Abang bawa dua es krim, jadi kalian dapat satu-satu," jawab Iky tersenyum.

Ovel sudah memakan duluan es krim rasa cokelat kesukaannya. Aji baru menerima es krim rasa vanilla.

Keduanya duduk berhadapan saling sibuk memakan es krim. "Aji, Bang Iky boleh minta?" goda Iky.

Aji menganggukan kepala kecil. Aji langsung mengarahkan sendok kayu berisi es krim ke mulut Abangnya.

Iky tertegun. Padahal dirinya hanya menggoda saja, tetapi mumpung rezeki nggak boleh di tolak kata Ayah. Iky memakan es krim vanilla dengan tersenyum.

"Terima kasih, Adik Abang yang paling baik," puji Iky mengelus pucuk kepala Aji.

"Sama-sama Bang Iky," jawab Aji sambil mengunyah es krim. Hal itu membuat mulut Aji belepotan dengan es krim.

Iky segera membersihkan sisa es krim di mulut Aji menggunakan sapu tangan miliknya. Aji pun tersenyum manis.

Ovel melirik kecil. Ada perasaan kesal melihat keakraban Bang Iky dan Aji. Ovel pun menarik baju Iky pelan.

"Ada apa Ovel?" tanya Iky lembut.

"Abang mau es krim punya Ovel?" tawar Ovel.

Iky menggelengkan kepala kecil. "Sudah buat Ovel saja, Bang Iky sudah kenyang."

Ovel cemberut. Ada perasaan sedih mendengar Abangnya menolak es krim pemberian darinya.

"Ovel, cepat habisin ya. Habis ini kita pulang ke rumah," ujar Iky mengelus pelan rambut Ovel.

"Iya, Bang Iky," jawab Ovel pelan.

Mereka pun meninggalkan taman komplek. Iky menggandeng kedua tangan Adiknya, Ovel di sebelah kanan dan Aji di sebelah kiri.

_$_$_

"Assalamualaikum..."

"Wa'alaikum salam... Eh, anak-anak ganteng Mama sudah pada pulang."

Sang Mama menyambut ketiga anaknya dengan penuh kasih sayang. Aji langsung berlari memeluk sang Mama.

"Mama... Aji kangen," ucap Aji polos.

"Hehe... padahal sering ketemu. Ihh, Aji bau kecut, sana mandi dulu ya," ujar Mama.

Aji mencium badannya. "Siap, Mama!" Aji bersikap gaya hormat.

Ovel berjalan pelan mendekati sang Mama. "Ma... Ovel mau minum susu cokelat," pinta Ovel menatap Mama polos.

"Oke deh, anak Mama paling ganteng. Kamu mandi dulu sana, nanti Mama buatin permintaan Ovel," jawab Mama.

"Horee! Siap, Kapten!" Ovel melompat-lompat kecil.

Iky tersenyum kecil melihat tingkah laku kedua Adinya. Sungguh menggemaskan sekali bukan.

"Aji, Ovel... ayo mandi bareng sama Abang," ucap Iky.

"Asikk!!! Aji mau main bebek-bebek'an!" seru Aji heboh. Dia sudah melepaskan baju, lalu melempar ya ke sembarang arah.

Ovel tak suka melihat Aji membuang bajunya sembarangan. "Aji! Kasian Mama tahu! Taruh bajunya tuh di atas ranjang baju kotor!"

"Nggak mau... wleee," ledek Aji memeletkan lidah.

Ovel geram. Dia pun menjewer kuping Aji. "Huh! Dasar anak kecil!"

"Huahh... Mama... Bang Iky... Bang Ovel nakalin Aji," adu Aji menangis.

"Huu... dasar cengeng!" ledek Ovel sudah melepaskan jeweran di telinga Aji. Telinga Aji memerah.

Aji berlari bersenyumbi di tubuh besar Abang pertamanya. "Bang Iky... Bang Ovel nakal tuh," rengek Aji masih menangis.

"Hahaha... makanya Aji jangan bantah kalau Bang Ovel kasih tahu," ujar Iky mencubit kedua pipi Aji gemas.

Ovel merasa cemburu. Lagi-lagi hanya Aji yang diperlakukan seperti itu oleh Abangnya.

"Bang Iky, ayo cepat mandi!" seru Ovel kesal.

Iky dan Aji langsung menyusul Ovel yang sudah masuk ke dalam kamar mandi. Mereka pun mandi bersama dengan sang Bungsu yang paling heboh. Suara cipratan air dan teriakan Ovel menggema di rumah.

"Aji! Jangan siram-siram air ke wajah Abang!"

"Nyeyeye..."

"Aji, ayo minta maaf sama Abang Ovel."

"Nggak mau, wlee..."

"Dasar anak kecil!"

"Hahaha... sudah-sudah ayo lanjut mandi."

"Rasain nih!"

"Huah... Bang Ovel galak!"

"Haduh, kalian malah pada ribut!"

Sang Mama tersenyum kecil mendengar nya. Dia bahagia melihat ketiga Anak lelakinya saling akrab. Tak salah mereka telah mendidik Anaknya dengan benar dan kasih sayang.

"Semoga kalian selalu bersama selamanya," ucap Mama berharap.

Mama pun memungut pakaian milik Aji di lantai, lalu memasukan ke dalam keranjang kotor. Mama membuatkan susu cokelat untuk Ovel, teh manis untuk Iky dan jus strawberry untuk Aji.

___BERSAMBUNG___

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top