My Brother's (10)

"Aji!"

Pemuda berparas tampan tak menggubris panggilan itu. Ia terus berjalan sampai salah satu tangannya di tarik paksa.

"Apa sih?!"

Fajri melepaskan pegangan orang itu. Fajri menatap tajam Pemuda di depannya. Wajah mereka terlihat cukup mirip.

"Oh gini, kelakuan lo semenjak kabur dari rumah," ejek Pemuda itu.

Fajri menghela napas kasar. Sudah lelah rasanya Fajri harus menghadapi Kakak kelas satu ini.

"Jawab dong! Punya mulut di pakai bukan diam!" serunya menyeringai kecil.

Kedua tangan disilangkan ke depan. Tatapan angkuh dan meremehkan terlihat jelas.

"Aji capek Bang. Kan Aji sudah mengalah buat Abang, jadi jangan mengganggu Aji lagi," ucap Fajri seramah mungkin.

"Hahaha... yakin lo? Bukan ya dulu lo paling dekat sama Abang Iky," balas si Kakak kelas tersenyum remeh.

"Iya, Bang. Aji mau ke kelas," pamit Fajri.

Dan pergelangan tangan Fajri kembali dicekal. Kali ini sangat kuat hingga membuatnya memerah.

"Bang Ovel, please Aji capek kayak gini terus."

Fajri tak mencoba melepaskan pergelangan tangannya. Dia sudah merasakan ini sejak semuanya berubah.

"Oke deh, nih uang jajan lo minggu ini dari Bang Iky!"

Fenly atau Ovel melepaskan pergelangan Fajri. Fenly juga melemparkan beberapa lembar uang berwarna merah tepat di muka Fajri.

Bagaimana perasaan Fajri?

Sakit sekali. Hatinya terasa teriris benda tajam sampai menembus tulang. Perlakuan dari Abang kedua begitu meninggalkan luka yang baru.

Fajri memungut lembaran uang tersebut. Dia meremas kuat uang-uang, lalu memasukan ke dalam kantung celana seragam.

"Aji masih menghargai pemberian Bang Iky karena Aji masih menganggap Bang Iky sebagai saudara kandung dan orang yang dicintai."

Kedua netra Fajri sudah berkaca-kaca. Fajri menguatkan diri untuk tidak menjadi Pemuda cengeng dan kuat. Itulah pesan Ricky yang Fajri simpan sampai sekarang.

Fajri perlahan pergi meninggalkan lorong kelas yang sepi. Di belakang Fajri, Fenly menatap sengit sosok Adiknya.

"Ji, gue tahu lo kuat. Tapi... gue berharap lo nggak balik ke rumah kita," ucap Fenly tersenyum miris.

_$_$_

Ricky masih berkutat dengan beberapa dokumen dan laptop di atas meja kerjanya. Ricky sesekali mengurut pelipisnya yang terasa pusing.

Bekerja di usia muda sebagai CEO membuat dirinya melupakan masa-masa muda bersama teman. Ingin rasanya Ricky menikmati indahnya berliburan, tetapi tanggung jawab ya sangat besar dan berat.

Di atas meja terdapat sebuah bingkai foto. Terdapat tiga foto lelaki saling merangkul satu sama lain.

Ricky mengelus bingkai foto tersebut. Ada perasaan rindu dan sedih saat menatapnya.

"Ovel... Aji... kalian sekarang sudah besarnya. Abang Iky senang kalian sudah melihat kalian menjadi sosok Pemuda seperti Ayah."

Buliran air mata jatuh membasahi pipi perlahan. Ricky rindu kebersamaan dengan kedua orang tua dan adik-adiknya.

Kejadian setahun lalu masih membekas di hati. Helaan napas berat membuat Ricky semakin pusing.

"Andai kamu Ji... nggak mengajak kita pergi, mungkin sekarang kita masih berkumpul bersama di rumah."

Perasaan dendam dan benci menyelimuti hati Ricky. Dia menatap tajam foto Fajri.

"Ji, kamu sudah membuat kebersamaan kita menghilang. Abang benci sama kamu Ji!" serunya penuh emosi.

Itulah kisah singkat awal seorang Ricky dan Fenly membenci kehadiran Fajri di dalam keluarga. Mereka takkan pernah mengalami kejadian menyedihkan yang sulit untuk dilupakan.

"Huh! Aji, kalau sampai Abang ketemu kamu. Tak segan-segan Abang pindahin kamu ke luar kota bahkan keluar negeri!"

Kedua tangan Ricky mengepal kuat. Urat-urat otot di lengan Ricky sampai menonjol keluar. Sebegitukah Ricky membenci sang Adik kedua bernama Fajri.

Baru saja Farhan akan mengetuk pintu ruangan Bos-nya yaitu Ricky. Tetapi Farhan batalkan. Dia sangat kesal mendengar setiap ucapan yang keluar dari mulut Ricky.

"Ky... lo sudah berubah terlalu jauh. Kehilangan lo itu bukan karena Fajri, namun sudah takdir Tuhan yang telah menentukan nasip seseorang."

Farhan berjanji akan melindungi Fajri walau dari bayang-bayang. "Aji, tenang masih ada gue di sini,"

___BERSAMBUNG___

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top