#23
Tuan Jang bukanlah orang tua biasa. Pria itu adalah ketua gangster terbesar di Korea Selatan. Secara tidak langsung Tuan Jang bisa mengendalikan semua hal di negeri ginseng itu. Ia merupakan seorang pebisnis ulung yang memiliki begitu banyak tempat usaha. Hotel bintang lima di pusat kota Seoul dan Hongkong, toserba yang tersebar di semua distrik di Korea, restoran mewah di Gangnam dan Seoul, kafe di kawasan bisnis Itaewon, dan perusahaan raksasa elektronik JJ Group. Selain itu Tuan Jang diam-diam juga menjalankan bisnis ilegal. Ia merupakan bandar narkoba kelas kakap yang mengedarkan obat-obatan terlarang ke berbagai negara; Tiongkok, Filipina, Hongkong, dan Vietnam. Jangan lupakan juga bisnis perjudian ilegal di internet.
Selain itu Tuan Jang memiliki hubungan baik dengan beberapa anggota senat di Gedung Biru, petinggi kepolisian di hampir setiap distrik, pengacara andal, jaksa, hingga pejabat pemerintahan. Dengan uang yang dimilikinya ia bahkan bisa memenangkan pemilihan presiden. Tuan Jang menyokong penuh kandidat presiden yang bersedia membuat kesepakatan dengannya. Kelak, presiden terpilih akan melindungi bisnis haram Tuan Jang dan membuat pria tua itu tidak tersentuh oleh hukum.
Dan apalah arti seorang Park Jung Ho dibandingkan dengan Tuan Jang. Pria itu hanya semut kecil bagi Tuan Jang. Jika Tuan Jang mau, ia bisa melenyapkan Jung Ho kapan saja dan membuang jasadnya ke sungai Han. Tapi, Tuan Jang masih belum bertindak sejauh itu.
"Apa yang akan Anda lakukan dengan Jung Ho, Tuan?"
Park Min Gyo, asisten pribadi Tuan Jang, seorang pria berusia 40 tahun yang telah mengabdikan diri selama sepuluh tahun terakhir ini, meletakkan secangkir teh herbal ke hadapan pria tua itu. Sesuai jadwal Tuan Jang, setiap jam lima sore ia meminum teh herbal demi menjaga kesehatan dan stamina tubuhnya.
"Entahlah." Tuan Jang menggumam pelan. Sejak tadi ia duduk diam di atas sofa di dalam ruang kerjanya dan hanya membuang tatapan ke arah luar dinding kaca.
Asisten Park tak berani mengajukan pertanyaan lagi. Ia sudah hafal betul sifat Tuan Jang. Pria itu paling benci dengan orang yang banyak bicara dan ingin tahu urusannya.
"Aku sangat kecewa padanya."
Asisten Park batal mengundurkan diri dari hadapan Tuan Jang. Suara Tuan Jang berhasil menahan langkahnya. Jika bukan dirinya, siapa lagi yang akan mendengar keluh kesah pria tua itu. Istrinya sedang berlibur ke pulau Jeju bersama menantunya dan akan kembali Minggu depan. Sementara putra Tuan Jang sibuk bekerja.
"Maksud Anda, Jung Ho?" Kali ini Asisten Park memberanikan diri untuk bertanya.
"Dulu aku menyelamatkan dia dari kematian," ujar Tuan Jang kembali mengingat kejadian silam. Ketika itu ia harus bertemu seseorang di Busan untuk urusan bisnis. Namun, di tengah jalan ia justru bertemu dengan Jung Ho yang masih berusia belasan tahun dan sedang sekarat. "Aku sudah menganggapnya seperti anakku sendiri, Asisten Park." Tuan Jang menoleh ke arah Asisten Park yang berdiri di sebelahnya dan khidmat mendengar penuturan pria tua itu.
"Anda sangat menyayangi Jung Ho, Tuan Jang. Semua orang tahu itu," imbuh Asisten Park.
"Ya, tapi dia pergi begitu saja tanpa memberitahuku. Diam-diam dia membeli apartemen dan membuka bisnisnya sendiri. Anak itu sudah mempersiapkan segalanya untuk hidup bersama dengan adiknya."
Asisten Park tak memberi komentar. Ia hanya takut ucapannya salah dan justru membuat Tuan Jang marah. Jadi, pria itu lebih memilih untuk menjaga mulut.
"Dia cakap dan cerdas. Dia tidak seperti pengawal pribadiku yang lain. Itulah kenapa aku menyukai Jung Ho. Bahkan sejak awal aku mengenalnya, anak itu sudah berhasil mencuri perhatianku. Aku pasti akan merasa kehilangan seandainya aku membiarkan dia pergi, Asisten Park." Tuan Jang kembali melanjutkan ucapannya. Dan sesaat kemudian pria tua itu menyesap teh herbalnya dengan pelan.
"Tapi, dia pantas diberi hukuman, Tuan."
"Ya, kau benar. Aku sedang berpikir hukuman apa yang pantas kuberikan untuknya. Aku bisa saja menghabisinya saat ini juga. Itu sangat mudah bagiku. Tapi, aku tidak akan melakukan itu sekarang. Aku ingin membuatnya mengingat kembali apa yang telah kulakukan dulu untuknya. Aku tidak akan memaafkannya semudah itu," ujar Tuan Jang.
"Lantas apa yang akan Anda lakukan pada gadis itu?"
Tuan Jang mendesah.
"Seandainya gadis itu tidak ada, Jung Ho tidak akan pernah pergi meninggalkan tempat ini."
"Apa Tuan akan melenyapkannya?"
"Dia masih terlalu muda untuk pergi dari dunia ini. Tapi, jika kepergiannya bisa membuat Jung Ho kembali kemari, kenapa tidak?" Tuan Jang menatap asistennya lekat-lekat.
Asisten Park setengah menunduk. Tuan Jang sudah pernah melenyapkan nyawa beberapa orang sebelumnya dan bukan hal yang sulit baginya melenyapkan satu nyawa lagi. Toh, Jung Ho dan adiknya sudah tidak memiliki orang tua. Tidak akan ada orang yang melaporkan kehilangan anggota keluarga mereka ke polisi.
Hal seperti inilah yang selalu ditakutkan Asisten Park. Jika Tuan Jang bisa membunuh orang, maka pria tua itu juga tidak akan segan-segan melenyapkan nyawa satu orang lagi, tidak terkecuali Asisten Park. Pria itu berusaha semaksimal mungkin untuk tidak melakukan kesalahan sekecil apapun.
"Bukankah malam ini aku ada jadwal makan malam dengan Tuan Cha?"
Untung saja Tuan Jang segera mengganti topik perbincangan dan membuat perhatian Asisten Park sedikit teralihkan. Ingatan pria tua itu masih sangat bagus.
"Ya, Tuan. Sebaiknya Anda lekas bersiap sekarang," ucap Asisten Park.
"Baiklah. Tolong kau siapkan pakaianku."
"Siap, Tuan."
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top