#17
Jung Ho telah pergi satu jam yang lalu dan kecil kemungkinannya pria itu akan kembali ke apartemen. Jika ia melupakan sesuatu, seharusnya Jung Ho kembali beberapa menit usai meluncurkan mobilnya ke jalan raya. Tapi, setelah menunggu cukup lama, pria itu tidak kembali. Itu artinya tidak ada satupun barang Jung Ho yang tertinggal.
Jung Ah bergegas keluar dari apartemen setelah merasa aman. Jung Ho tak mungkin kembali. Biasanya pria itu juga tak kembali ke apartemen beberapa saat usai berangkat kerja. Jung Ho tak pernah melupakan sesuatu sebelum pergi bekerja.
Hal pertama yang harus dilakukan Jung Ah adalah pergi ke halte bus. Tempat itu hanya perlu ia tempuh selama tiga menit dengan berjalan kaki dari apartemen. Meski belum tahu mesti menaiki bus apa menuju ke kedai milik orang tua angkatnya, Jung Ah tidak merasa khawatir. Ia bisa membaca petunjuk yang terpasang di halte bus.
Perjalanan ke kedai cukup menyita waktu Jung Ah. Gadis itu harus menaiki bus dua kali untuk sampai ke sana.
Apa yang dikatakan Min Jung benar adanya. Kedai milik kedua orang tua angkat Jung Ah memang terbakar. Tempat itu sudah tak bersisa. Hanya tinggal puing-puing berwarna kehitaman yang ada di sana.
Gadis itu hanya terdiam di tempatnya berdiri. Matanya menatap cukup lama pada bekas bangunan kedai. Begitu banyak kenangan yang tertinggal di sana. Di depan kedai itu juga Jung Ho meninggalkan dirinya 15 tahun lalu.
Selama 15 tahun terakhir, setiap hari Jung Ah membantu di kedai itu. Ia bertugas mengantar pesanan pelanggan ke meja mereka, lalu di saat kedai sepi, Jung Ah harus mencuci peralatan makan yang kotor. Dan itu masih berlanjut hingga malam. Jung Ah harus mencuci peralatan memanggang daging ketika kedai telah tutup. Dan Jung Ah melakukannya di belakang kedai. Hawa dingin tak dipedulikannya karena Jung Ah harus segera menyelesaikan pekerjaannya jika ingin tidur lebih cepat.
Kenangan itu kembali memenuhi benak Jung Ah. Masa-masa penuh dengan kerja keras dan melelahkan itu telah berakhir. Tapi, Jung Ah tidak pernah mengharapkan hal buruk ini terjadi. Meskipun istri pemilik kedai itu telah berbuat jahat terhadapnya, tapi Jung Ah tidak akan tega melihat mereka menderita.
Mungkinkah Jung Ho pelakunya? Dengan semua yang ia miliki sekarang, bukan hal yang mustahil bagi Jung Ho untuk melakukan apa saja, termasuk tindak kejahatan sekalipun. Ia bisa membayar seseorang untuk membakar kedai itu tanpa harus turun tangan sendiri. Tapi, benarkah Jung Ho sejahat itu?
"Jung Ah?"
Seseorang tiba-tiba menepuk pundak Jung Ah dari belakang. Membuat gadis itu tersentak dari lamunan dan seketika menoleh ke arah asal tepukan.
"Nyonya Kang?" sebut Jung Ah refleks begitu melihat seorang wanita paruh baya dengan rambut ikal yang dipotong pendek berdiri di depan tubuhnya. Wanita yang ia panggil dengan sebutan Nyonya Kang itu kenal baik dengan Jung Ah. Mereka kerap bertemu di pasar ketika berbelanja. Nyonya Kang merupakan ibu rumah tangga biasa. Ia baik. Penampilannya sederhana. Tapi, ia sedikit berisik. Wanita itu sedang membawa tas berisi sayur mayur. Agaknya ia baru saja kembali dari pasar.
"Kau pergi ke mana saja, Jung Ah? Kenapa baru datang sekarang? Apa kau kembali setelah mendengar kabar kebakaran itu?" desak Nyonya Kang. Wanita itu tampak mencemaskan Jung Ah. Pasalnya ia tahu betul sejarah kelam yang menimpa Jung Ah.
"Ya, Nyonya. Bagaimana keadaan orang tua angkatku? Apa mereka baik-baik saja?"
"Astaga, Jung Ah. Setelah apa yang wanita itu lakukan padamu, kau masih saja mencemaskan mereka. Betapa baiknya dirimu, Jung Ah," ujar Nyonya Kang dengan tangan menepuk lengan Jung Ah. "Setelah kehilangan kedai, mana mungkin mereka baik-baik saja? Mereka tidak punya pekerjaan lagi sekarang. Memangnya apa yang akan mereka lakukan setelah kehilangan kedai?"
Jung Ah tak berkomentar. Setidaknya mereka selamat, batin Jung Ah.
"Apa kau ingin mengunjungi mereka?" tanya Nyonya Kang berikutnya.
"Ya," jawab Jung Ah dengan mengangguk.
"Pergilah ke sana. Hibur mereka. Maaf aku tidak bisa mengantarmu. Menantuku akan datang hari ini, jadi aku akan sibuk," ucap Nyonya Kang dengan setengah mengangkat tas belanjanya yang menyembulkan ujung-ujung daun bawang segar.
Jung Ah membungkukkan tubuhnya ketika Nyonya Kang berlalu dari depannya. Wanita itu menepuk pundak Jung Ah sebelum pergi.
Jung Ah berniat mengayunkan kedua kakinya sesaat setelah Nyonya Kang pergi. Namun, gadis itu terpaksa menahan langkahnya kembali saat ia melihat Nyonya Kang tampak berlari ke arah Jung Ah. Wajahnya pucat. Tas belanjanya entah ada di mana. Agaknya ada sesuatu yang penting yang ingin wanita itu sampaikan pada Jung Ah.
Gadis itu berdiri di tempatnya, menunggu sampai Nyonya Kang tiba di depannya.
"Jung Ah, Jung Ah."
"Ada apa, Nyonya?" Melihat kepanikan Nyonya Kang justru membuat Jung Ah kebingungan.
"Nyonya Kim ... " Nyonya Kang berusaha mengatur napasnya. "Nyonya Kim dan suaminya meninggal, Jung Ah."
"Apa?!" jerit Jung Ah kaget setengah mati. Nyonya Kim dan suaminya adalah orang tua angkat Jung Ah. Dan baru saja Nyonya Kang memberitahu Jung Ah jika mereka meninggal dunia. "Tapi kenapa mereka meninggal, Nyonya?" tanya Jung Ah penasaran.
Nyonya Kang terlihat ragu untuk menjawab pertanyaan Jung Ah.
"Kata orang-orang mereka mengakhiri hidup, Jung Ah."
Tubuh Jung Ah seketika lemas. Kabar kematian kedua orang tua angkatnya begitu mengguncang perasaan Jung Ah. Padahal kedatangan Jung Ah ke sana bukanlah untuk mendengar kabar duka, melainkan untuk mencari informasi tentang kebakaran kedai.
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top