#13
Jung Ah mesti menahan kesal dan rasa penasaran akibat ulah Kim Tae Joon yang seolah-olah ingin mengulur waktu. Atau pria yang mirip berandalan itu sengaja tidak ingin mengatakan alasan yang sesungguhnya? Mungkinkah Kim Tae Joon hanya membual tentang Jung Ho yang memiliki banyak musuh di negara ini?
Jung Ah hanya bungkam di tempat duduknya, sementara Kim Tae Joon tampak lahap menikmati mi instannya. Kim Tae Joon menodong Jung Ah agar membelikannya semangkuk mi instan dan sebotol soda sebagai ganti informasi yang hendak ia sampaikan pada gadis itu tentang Jung Ho. Mereka sedang duduk di bangku yang tersedia di depan sebuah minimarket.
Jung Ah telah lupa pada es krim yang tadi ingin dicicipinya. Gadis itu terus menatap ke arah Kim Tae Joon yang tak kunjung selesai makan mi instan. Kapan pria itu akan menceritakan semua hal tentang kakaknya?
"Ah, aku masih lapar. Boleh aku minta camilan?"
Jung Ah mendengus mendengar permintaan konyol pria itu. Mi instan yang ia belikan telah tandas tanpa sisa. Begitu juga dengan botol soda yang kini kosong. Tapi, pria itu masih meminta camilan. Omong kosong apa ini? Apa Kim Tae Joon sengaja ingin mengerjai Jung Ah?
"Aku akan membelikanmu camilan setelah kau menceritakan semuanya tentang Kak Jung Ho." Jung Ah mencoba bersikap tegas. Ia sudah terlalu lama menunggu Kim Tae Joon buka suara dan Jung Ah mesti menunggu lagi? Berapa lama?
"Belikan aku camilan dulu."
"Tidak. Kau harus menceritakannya dulu."
"Baiklah. Kalau kau tidak mau membelikanku camilan ... "
"Akan kubelikan," sahut Jung Ah setengah panik. Gadis itu langsung bangkit dari tempat duduknya dan berjalan ke arah pintu masuk minimarket. Lebih baik menuruti apa kata pria itu daripada tak bisa mendapatkan informasi apapun, batin Jung Ah. Ia mengambil beberapa bungkus camilan dari dalam rak secara acak, lantas membawanya ke meja kasir untuk membayar.
Jung Ah meletakkan hasil belanjaannya dengan kasar di depan Kim Tae Joon.
"Sekarang katakan, siapa sebenarnya Kak Jung Ho," desak Jung Ah yang mulai kehilangan kesabaran. Gadis itu kembali duduk di kursi yang tadi sempat ia tinggalkan beberapa menit untuk membeli camilan.
Kim Tae Joon mengulum senyum puas. Bukan karena melihat aneka camilan yang dibelikan Jung Ah untuknya, tapi ekspresi gadis itu yang membuat hati Kim Tae Joon merasa senang.
Kim Tae Joon mengambil salah satu bungkus camilan dan mulai menikmati isinya sembari berbicara.
"Apa kau tahu apa pekerjaan kakakmu?"
"Dia bekerja di agen perumahan," jawab Jung Ah mengikuti alur yang dibawa Kim Tae Joon. Jung Ho pernah mengatakan pada Jung Ah tentang pekerjaannya.
"Dia berbohong," sangkal Kim Tae Joon tegas. "Jung Ho telah membohongimu."
Jung Ah cukup kaget mendengar pengakuan Kim Tae Joon. Ia tak langsung memercayai ucapan pria itu. Mana mungkin Jung Ho berbohong pada adik yang sangat ia cintai?
"Memangnya apa pekerjaan Kak Jung Ho?" Dilandasi rasa ingin tahu, akhirnya pertanyaan itu meluncur begitu saja dari bibir Jung Ah.
"Dia seorang gangster."
"Gangster?"
"Jung Ho mempunyai bisnis perjudian ilegal dan obat-obatan terlarang. Dia tidak segan merampok, bahkan membunuh orang. Seperti itulah kakakmu yang sebenarnya," ungkap Kim Tae Joon.
Jung Ah tercengang. Tubuh gadis itu membeku beberapa saat.
"Tidak mungkin Kak Jung Ho seperti itu," gumam Jung Ah ketika kesadarannya telah mencair. Ia berusaha mengingkari perkataan Kim Tae Joon. Pria asing yang baru dikenalnya itu bisa saja berbohong. Seharusnya Jung Ah lebih percaya pada kakaknya yang telah dikenalnya semenjak gadis itu hadir ke muka bumi.
"Terserah kau percaya atau tidak. Itu pilihan. Tapi, aku sudah mengatakan hal yang sebenarnya. Kau tahu, aku dulu juga sama seperti Jung Ho. Aku bekas berandalan. Aku juga pernah masuk penjara. Tapi, setelah ibuku meninggal aku merasa sangat menyesal. Sewaktu ia masih hidup, aku bahkan tidak sempat membahagiakannya. Dan aku memutuskan untuk kembali ke jalan yang kulalui sebelum tersesat. Sekarang aku hanya ingin hidup sebagai orang biasa," papar Kim Tae Joon dengan raut wajah serius. Namun, ekspresinya tak cukup mampu meyakinkan Jung Ah.
"Kau pasti bohong. Kak Jung Ho tidak seperti itu," sangkal Jung Ah lirih.
"Terserah padamu, Nona. Aku sudah mengatakan semuanya padamu. Kalau kau ingin kebenarannya, selidikilah sendiri. Karena Jung Ho tidak akan pernah mengakuinya sekalipun kau bertanya padanya." Kim Tae Joon mengangkat tubuhnya dari atas kursi. "Aku mengatakan ini padamu karena aku ingin Jung Ho kembali seperti dulu. Bagaimanapun juga dulu kami berteman baik. Aku tidak ingin sesuatu terjadi padanya di masa depan."
Jung Ah bergeming. Penuturan Kim Tae Joon patut ia pertimbangkan kebenarannya.
"Semoga beruntung, Adik Jung Ho." Kim Tae Joon menyambar bungkusan di hadapannya, meninggalkan senyum tipis untuk Jung Ah, lantas berlalu meninggalkan gadis itu yang masih tertegun di tempat duduknya. Tanpa menoleh.
"Dasar gadis bodoh. Bisa-bisanya kau termakan kebohonganku," desis Kim Tae Joon setelah ia berada lumayan jauh dari tempat duduk Jung Ah.
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top