#04
Dari balik kaca mobilnya tatapan Tuan Jang terarah ke dalam kedai tteokbokki yang masih beroperasi. Pengunjung di dalamnya masih beberapa, tapi tidak terlalu membuat pelayan dan pemilik kedai cukup sibuk. Malam merambat, tapi belum larut. Sementara hawa dingin di luar mobilnya menusuk persendian, khas musim dingin.
Seorang gadis muda tampak keluar dari kedai itu dengan memasang wajah marah. Langkahnya terburu dan tangannya terus mengusap bagian mantel musim dinginnya yang kotor. Sesekali bibir gadis itu mengumpat pelan menyesali kejadian yang baru saja ia alami di dalam kedai. Seorang pelayan telah menumpahkan saus tteokbokki ke mantelnya. Dan meski pelayan itu telah meminta maaf, tetap saja si gadis merasa dirugikan. Pasalnya mantel itu masih baru. Ia tidak akan kembali ke tempat itu lagi seumur hidupnya. Ia berjanji.
Tuan Jang hanya mengembuskan napas pelan melihat semua kejadian itu. Kecelakaan kecil yang terjadi di dalam kedai, bukanlah sebuah kesengajaan. Tuan Jang adalah saksi matanya. Gadis itu hanya sedang sial saja.
Si pelayan yang ceroboh itu adalah adik Jung Ho. Gadis yang beberapa waktu lalu diculik Tuan Jang demi ditukar dengan kembalinya Jung Ho.
Jung Ah hanya sedang tidak fokus. Pikirannya pasti mengembara ke mana-mana setelah kakaknya kembali ke kediaman Tuan Jang. Tidak ada yang bisa dijanjikan Jung Ho kali ini. Ia sendiri tak yakin bisa menemui Jung Ah suatu hari nanti.
"Asisten Park. Ayo kita pulang." Tuan Jang memberi perintah kepada asistennya, Park Min Gyo yang kini bertugas menjadi supir pribadinya. Bukan tanpa alasan Tuan Jang menyuruh Asisten Park untuk menyetir kali ini. Pria tua itu tidak mau Jung Ho tahu apa yang ia lakukannya malam ini.
"Baik, Tuan." Asisten Park sedikit membungkukkan kepala usai mendapat perintah atasannya.
Asisten Park melajukan mobil milik tuannya ke jalanan Seoul yang tak begitu padat. Suasana musim dingin sedikit berbeda dengan musim lainnya di malam hari. Orang-orang cenderung membatasi kegiatannya di luar rumah terutama di malam hari seperti sekarang.
Mobil yang dikemudikan Asisten Park meluncur dengan mulus membelah jalanan kota Seoul yang megah dengan kerlap kerlip lampunya. Tuan Jang tak suka tergesa. Jadi, Asisten Park berkendara dengan kecepatan sedang.
"Apa kau juga melihatnya tadi?" Tuan Jang mengisi suasana di dalam mobil dengan memancing pendapat asistennya.
"Ya, Tuan." Asisten Park menjawab seraya melirik ke arah spion tengah. Ia sudah bisa menebak ke mana arah perbincangan itu.
"Sebelumnya gadis itu bekerja di sebuah kedai. Tapi, sewaktu dia masih kecil pemilik kedai itu malah menyiksanya. Sekarang pun dia juga harus bekerja di kedai. Dan nasibnya juga tidak lebih baik," ujar Tuan Jang mengisyaratkan bahwa ia bersimpati pada gadis pelayan kedai yang tidak lain adalah adik Jung Ho.
"Apa Tuan berubah pikiran?"
Sebagai orang kaya dan terpandang, tak jarang Tuan Jang melakukan kegiatan amal. Ia menyumbang uang, makanan, dan obat-obatan ke beberapa panti asuhan dan yayasan amal. Meski ia seorang gangster yang terkadang tak segan melakukan tindakan kriminal, jauh di dalam hati Tuan Jang masih terselip rasa iba terhadap sesama. Terlebih lagi saat melihat Jung Ah. Gadis itu mengingatkan Tuan Jang pada adiknya yang telah meninggal ketika ia masih berusia 17 tahun. Adik Tuan Jang meninggal karena sakit. Ketika itu keluarganya sangat miskin. Kedua orang tuanya tak mampu membawa adik Tuan Jang ke rumah sakit. Demi mengingat semua itu, tergugahlah hati nurani Tuan Jang.
"Aku juga manusia biasa, Asisten Park. Aku bisa merasakan sedih, kecewa, dan haru saat melihat seseorang menderita. Aku memang beberapa kali melenyapkan nyawa seseorang, tapi bukan tanpa alasan aku melakukannya. Aku tidak pernah menyakiti orang yang tidak bersalah."
Asisten Park hanya mendengarkan penuturan Tuan Jang tanpa berkomentar.
"Gadis itu mengingatkanku pada adikku," ucap Tuan Jang kembali meneruskan penuturannya. Di saat Asisten Park diam, maka ini adalah sebuah kesempatan bagi Tuan Jang berkisah tentang masa lalunya. "dia meninggal saat usianya 17 tahun. Dia sakit. Dan saat itu keluarga kami sangat miskin. Kedua orang tua kami tidak sanggup membawanya ke rumah sakit."
Tuan Jang baru saja menguak satu kisah kelam masa lalunya. Sekian tahun mengabdi pada pria itu, Asisten Park baru mengetahui jika Tuan Jang memiliki seorang adik.
Menit berikutnya perjalanan Tuan Jang dan Asisten Park diliputi keheningan. Tuan Jang tidak melanjutkan penuturannya tentang kisah masa lalu, sementara Asisten Park tak tahu mesti berkomentar apa.
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top