Chapter 5

Hari minggu jadwalnya Izzy istirahat cantik. Tapi karena Zery, raganya harus dipinjam dulu dari jam tujuh malam sekarang sampai nanti pukul sembilan. Seperti yang dikatakan Zery, hari ini akan bertemu neneknya. Katanya sih acara ulang tahun, tapi meriahnya ampun-ampunan. Memang dasar orang kaya, bebas mau merayakan ulang tahun di mana aja. Seperti halnya tempat yang Izzy datangi sekarang, rumah mewah yang besarnya amit-amit.

Supaya kelihatan elegan, Izzy mengenakan dress berwarna pink pilihan Zery. Memakai dress ini seperti kembaran Tarzan. Ya, jelas orang talinya cuma sebelah, belum lagi agak mini. Aduh, bikin pahanya menggigil aja kena AC.

Setibanya lima belas menit yang lalu, Izzy dikenalkan dengan semua sepupu Zery yang banyaknya melebihi satpam mall. Tangannya sampai pegal. Dia tidak tahu Zery punya keluarga besar. Izzy pikir keluarga Hadijaya hanya berisi enam serangkai paling beken yang sering dibicarakan semua orang yakni, Montazery, Belagio, Virgo, Libra, Gaara dan Edibel. Enam nama unik yang mewakili keturunan laki-laki keluarga Hadijaya.

"Pak, sepupu perempuannya ada berapa sih? Kayaknya saya lihat banyak banget. Mana cantik-cantik mirip bidadari. Saya kan minder," tanya Izzy berbisik.

"Ini banyak karena digabung sama keluarga Mama. Sepupu perempuan saya dari pihak Papa cuma ada ada dua. Mereka belum kelihatan," balas Zery ikut berbisik.

"Virgo belum dateng, Pak?"

Zery melirik Izzy dari ekor matanya. "Kamu kenal Virgo?"

"Kenal, Pak. Kenal boleh lihat dari televisi. Dia kan ikutan ajang pencarian jodoh, jadi saya tonton terus acaranya cuma kepingin lihat Virgo," ucap Izzy. Membayangkan betapa memesona sosok Virgo, dia mesam-mesem sampai membuat Zery melirik aneh.

"Kamu bayangin yang jorok-jorok ya soal Virgo? Dia udah punya calon istri."

Sosok yang dibicarakan mereka muncul sambil menepuk pundak keduanya. "Kayaknya ada yang nyebut-nyebut nama pangeran?"

Zery menyingkirkan tangan Virgo dari pundak Izzy. "Gue pikir lo udah di neraka. Ternyata masih di bumi."

"Ya lontong, Zery jahat sama Virgo. Parah banget nih kodok," kata Virgo pura-pura melas dan teraniaya versi bocah-bocah tertindas.

Zery menepuk pundak Virgo cukup keras. "Nah, ini sepupu saya yang paling aneh yang kamu tanyain tadi, Izzy. Kenalan gih, tapi jangan jabatan tangan nanti ketularan nggak waras." 

Virgo tertawa cukup keras sampai tawanya mampu mengagetkan beberapa orang di dekat mereka. "Hahaha... masih mending gila daripada datar kayak jalan tol. Iya nggak, Izzy?" Melihat Izzy mengangguk, Virgo melanjutkan, "Tuh, Izzy aja setuju."

Zery benar mengenalkan Izzy dengan Virgo karena dua manusia itu kelihatan 'nyambung' dari segi kegilaan. Tapi dia salah juga karena Virgo punya mulut paling ember sejagat raya. Bisa-bisa belum sampai dia mengenalkan ke sepupu dari pihak ayahnya, nama Izzy sudah tersebar lebih dulu.

"By the way anyway busway, namanya mirip parfum Izzi. Penggemar parfum Izzi ya?" tanya Virgo pada Izzy.

"Namanya Izzy Pucella," sela Zery.

"Itu sih dua nama parfum jadi satu. Izzi dan Pucelle. Bener nggak tebakan gue? Nyokap lo pasti pecinta parfum itu deh," tebak Virgo.

"Eh, kok tau? Iya, nama saya emang sengaja dikasih dari dua merk parfum kesukaan ibu saya. Kakak saya namanya Vivella. Dari merk parfum kesukaan ibu juga," jawab Izzy antusias. Dia tertarik kalau ada yang menanyakan namanya yang mirip merk parfum.

"Waduh, gue sama nyokap lo sehati nih. Apa jangan-jangan gue sama nyokap lo aja?" canda Virgo, yang kemudian ditimpali oleh tawa Izzy.

Zery geleng-geleng kepala. Keduanya memang klop saking gilanya. Kegilaan ini bertambah ketika ada sapaan lain terdengar.

"Vir, selingkuhan baru nih? Cantik amat." Pertanyaan itu keluar dari mulut Gaara--sepupu Zery yang lain.

Virgo menepuk pundak Zery. "Bukan, ini gebetan barunya Zery. Namanya Izzy. Kalo gue punya pacar secantik ini sih, nggak gue biarin ketemu sepupu kita. Bisa diembat," ucap Virgo.

"Gebetan yang ke berapa nih? Zery ngoleksi gebetan mulu, nggak pernah diseriusin." Gaara terkekeh kecil saat Zery memelototinya, lalu dia melihat Izzy dengan senyum lebar. "Halo, Izzy. Kalo suka anime Naruto, pasti tau musuhnya yang namanya Gaara. Nah, itu nama gue," ucapnya seraya mengulurkan tangan.

Dengan cepat Zery menepis tangan Gaara sampai sepupunya tertawa geli. "Tangan lo banyak kuman. Jangan jabat-jabat."

Virgo langsung merangkul pundak Izzy dengan mesra. "Eh, udah gue rangkul duluan. Kuman gue pindah nih kayaknya ke Izzy," ucap Virgo sambil menjulurkan lidahnya.

Zery ngelus dada. Menghadapi kejahilan Virgo dan Gaara memang sudah jadi makanannya sehari-hari. Kedua sepupunya itu paling kompak soal ngerjain sepupu lain, dan paling heboh juga.

Izzy hanya bisa diam--setidaknya untuk saat ini. Karena tingkat kejahilan keduanya di luar ilmunya.

"Oh iya, kalo Zery bandel lo pukul aja bokongnya. Zery paling sebel dipukul di bagian itu," kata Virgo penuh semangat.

Ngapain pukul bokong, mending gue elus pakai lutut kayak waktu itu. batin Izzy. Aduh, masih sempat-sempatnya dia membayangkan hal memalukan itu.

Zery menyingkirkan tangan Virgo dari pundak Izzy, kemudian langsung memeluk pinggang Izzy agar berdekatan padanya. "Udah pergi sana lo berdua. Rame banget kayak pasar."

Virgo dan Gaara saling melempar tatap sambil mesam-mesem entah apa maksudnya. Sebelum mereka pergi, seorang wanita muncul dengan suara yang lebih heboh.

"Aduh... akhirnya putraku, gantengku, anakku dateng juga." Wanita itu memeluk Zery, mengecup kedua pipinya, dan mencium hidung mancung Zery. Setelah selesai, dia melirik Izzy. "Wah... ada mangsa barunya Zery. Cantik deh. Siapa namanya, Nak?"

"Ini namanya Izzy, Tante," sahut Virgo.

"Izzy Izzy, too biggie to be here stressing..."

Zery mengusap wajahnya kasar mendengar ibunya nge-rap. Coba bayangkan di depan Izzy, ibunya ngerap bait dari lagu Problem. "Ma... plis jangan ngerap."

Wanita itu nyengir, kemudian memeluk Izzy dengan erat. "Aduh, seneng aku tuh ketemu calon menantu. Mudah-mudahan jadi ya sama Zery. Seneng lihat muka kamu, kalem-kalem gemesin."

Dalam hati Zery meralat, kalem apanya? Liar iya!

"Tante Ocha kangen karokean nih kayaknya makanya tiba-tiba ngerap," sambung Gaara.

Ocha tertawa pelan setelah melepas pelukan sembari tangannya beralih menggenggam tangan Izzy. "Namanya Izzy mirip sama Iggy Azalea sih, jadi bisa diplesetin dikit."

"Tante Ocha bisa aja," timpal Virgo tertawa.

"Omong-omong, Izzy udah berapa lama deket sama Zery? Dia udah ngajak pacaran atau nikah belum?" tanya Ocha tiba-tiba.

"Belum dua-duanya, Tante. Katanya Zery kapan-kapan aja nikahnya. Dia masih mau melajang sampai lima tahun lagi," jawab Izzy pura-pura melas. Berkat jawabannya, Zery langsung memelotot tajam.

Ocha refleks memukul bokong Zery dengan keras. "Dasar anak nakal! Mau sampai kapan kamu gebetin anak orang doang? Diajak nikah kek, diajak tinggal bareng kek, apa kek, masa cuma dijadiin gebetan? Kasihan dong, Izzy. Dia pasti mau hubungan yang jelas."

"Ya emang mau diajak serius, Ma. Ini mau diajak nikah."

"Dari tahun jebot juga ngomongnya gitu waktu kamu ngajak ratusan gebetan kamu ke acara keluarga. Ujung-ujungnya? Nggak ada sebar undangan, adanya sebar sakit hati."

Izzy diam mendengarkan. Oh, jadi bosnya tidak pernah pacaran. Hanya sebatas mengajak anak orang jadi gebetan, habis itu kena PHP.

"Pokoknya harus sama Izzy. Ini kudu, wajib, harus, perempuan terakhir yang kamu bawa ketemu keluarga kita. Mama suka sama Izzy. Cantik, kalem, manis, aduh... sempurna!" Ocha membelai wajah Izzy, sesekali mencubit pipinya pelan.

Mendengar penuturan ibunya, Zery memandangi Izzy. Tidak ada hal aneh ataupun tingkah-tingkah ngeselin yang ditonjolkan Izzy. Seperti putri Keraton, Izzy kalem dan tenang. Zery baru tahu Izzy bisa setenang ini.

"Kita ke sana yuk, Izzy. Tante mau kenalin kamu sama neneknya Zery. Dia pasti gembira banget lihat Zery bawa kamu ke sini," ajak Ocha penuh semangat.

Belum sempat Izzy setuju, Ocha sudah menariknya lebih dulu. Zery yang berada di belakang cuma bisa geleng kepala sambil mengikuti mereka berdua. Sementara Virgo dan Gaara sudah menghilang entah ke mana.

Beberapa menit kemudian, Izzy tiba di depan wanita tua berwajah blasteran. Izzy tidak akan heran kenapa semua keturunan Hadijaya cantik-cantik, berwajah blasteran, dan menarik. Ini karena nenek mereka saja sudah sesempurna boneka Barbie meskipun tak lagi muda tapi tetap memesona.

"Oma, ini Izzy. Calon istrinya Zery," ucap Ocha seraya menepuk pundak Izzy dengan pelan.

"Halo, Oma. Saya Izzy," ucap Izzy dengan nada yang lebih lembut, berbeda dari biasanya yang lebih kencang. "Zery banyak cerita tentang Oma. Katanya Oma pinter masak, dan Zery selalu kangen masakan Oma."

Zery kaget mendengar Izzy mengatakan hal itu. Pasalnya, dia belum mengatakan apa-apa perihal Oma-nya, hanya sebatas memberitahu kalau Oma-nya ulang tahun hari ini. Diam-diam Zery menarik senyum.

"Jadi anak bandel itu mulai kangen sama masakan Oma-nya? Zery jarang main ke rumah Oma. Kapan-kapan main bareng sama kamu ya?" Oma mengamit tangan Izzy, lalu mengusap punggung tangannya penuh kehangatan.

Izzy melirik Zery sekilas sebelum akhirnya melihat Oma. "Pasti. Izzy pasti main ke rumah Oma bareng Zery dalam waktu dekat."

"Oma tunggu. Nanti Oma masakin udang goreng, dan tumis buncis kesukaan Zery. Kalau Izzy suka makanan apa? Biar Oma buatin," tanya Oma dengan ramahnya, masih menggenggam tangan Izzy.

"Nggak usah repot-repot, Oma. Tapi kalau bahas sukanya apa, aku pemakan segalanya. Jadi nggak sabar mau cicipin masakan yang Oma buat nih," balas Izzy dengan senyum lebarnya.

Oma mengusap kepala Izzy, membelai pipinya dengan sapuan ibu jari, dan tersenyum bahagia menatap Izzy. Biasanya Oma hanya melakukan hal ini terhadap orang yang dia suka, bahkan beberapa mantan gebetan Zery sempat dicuekin karena dia tidak suka tingkah lakunya.

"Oh iya, aku punya sesuatu buat Oma." Izzy melepas genggaman tangan, lalu mengambil sesuatu dari pouch miliknya. "Ini hadiah untuk Oma dari Izzy. Kalo ruangannya gelap, nanti tulisannya muncul di sini," ucap Izzy seraya menyerahkan kotak kecil yang telah dia buka kepada Oma.

Zery mengamati Izzy memberitahu soal gelang tersebut. Warnanya hitam, dan di bagian tengah ada bentuk yang lebih besar jadinya muat untuk menampung tulisan 'We Love You, Oma' seperti yang Izzy katakan. Dia tidak menyangka Izzy sudah membelikan hadiah untuk Oma-nya, apalagi mengatakan gelang yang diberikan kembaran dengan gelang yang Izzy pakai. Well, dia sedang melihat pesona lain dari seorang Izzy.

"Nak, nemu Izzy di mana? Mama setuju banget kalo kamu sama dia," bisik Ocha sembari menyenggol lengan putranya.

"Di kantor, Ma. Dia salah satu karyawan kantor."

"Kalo gitu tunggu apalagi? Udah sama Izzy aja. Dia anaknya baik, beda dari yang lain. Gebetan-gebetan kamu yang pernah diajak ke ultahnya Oma nggak pernah beliin hadiah. Mereka malah nebeng hadiahnya kamu. Kalau Izzy ini perhatian. Nggak perlu lihat harga hadiahnya tapi tulusnya Izzy ngasih udah nunjukkin kalau Izzy sebaik itu."

Zery diam memikirkan kata-kata ibunya. "Iya, Ma."

"Selamat ulang tahun, Oma." Suara lain tiba-tiba menginterupsi kebersamaan Izzy dan Oma. Baik Zery maupun Ocha ikut melihat ke sumber suara tersebut.

"Untuk apa kamu datang ke sini?" sela suara lain yang lebih berat.

"Papa..." Perempuan itu menyapa pelan, menatap ayahnya dengan tatapan takut. "Aku mau..."

"Keluar. Kamu bukan bagian keluarga ini!" tandas pria itu lebih tegas.

"Pa, jangan kayak gitu sama Gladis. Dia mau ketemu sama Oma, apa yang salah?" bela Zery.

Izzy mengamati ketiga orang yang saling berhadapan. Kalau tidak salah, pria yang berada di depan Zery adalah ayahnya—Tama Hadijaya. Lantas siapa perempuan yang memanggil ayahnya Zery dengan sebutan Papa? Izzy jadi penasaran.

"Keluar! Saya nggak mau lihat wajah kamu di sini. Mau dengan cara baik-baik keluar sendiri, atau saya panggil keamanan?"

Mata perempuan itu berkaca-kaca menatap keluarganya. Tidak ada yang berani membelanya kecuali Zery. Tanpa pamit, dan permisi, perempuan itu pergi meninggalkan tempatnya. Zery hendak mengejar namun tidak jadi karena ayahnya menyuruhnya diam.

"Papa keterlaluan. Biar bagaimana Gladis anak Papa," seru Zery dengan meninggikan nadanya karena kesal.

"Jangan belain manusia itu kalau kamu masih mau tinggal di rumah!" balas Tama ikut meninggikan suaranya.

Ocha buru-buru menarik suaminya pergi menjauh, meninggalkan Zery supaya tidak kena omelan lebih parah karena dia tahu Zery akan meladeni perdebatan ini. Oma ikut pergi menuju tempat acara utama ditemani Virgo yang datang tiba-tiba setelah melihat perempuan tadi datang.

Izzy menurunkan pandangannya menyadari tangan Zery mengepal, rahangnya mengeras, dan menampilkan wajah marah yang tidak pernah dia lihat sebelumnya.

"Uhm... tadi siapa, Pak? Nggak mau Bapak kejar?" tanya Izzy ragu. Takutnya pertanyaan ini menyulut emosi Zery.

"Kakak saya," jawabnya singkat.

"Saya baru tau Bapak punya kakak perempuan. Kasihan banget diusir kayak tadi. Saya nggak tega lihatnya." Izzy langsung memukul bibirnya berulang kali. "Maaf, Pak. Maaf, bukan maksud saya bilang gitu."

"Dulunya dia laki-laki."

Izzy terperanjat. Bibirnya spontan menganga dan pupil matanya ikut melebar. "Serius, Pak??"

👔 👔 👔

Jangan lupa vote dan komen semuanya😘😘😘🤗❤

Si Izzy bisa mendadak kayak anak kucing di depan keluarga Hadijaya🤔 apakah depan kakaknya Zery bakal jaim juga?😂

Follow IG: anothermissjo

Jadi ini wujud visual kartunnya si Izzy yang konyol itu😍😂

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top