Chapter 10

-- BATAS GEMES --
👔 Selamat Membaca👔

Izzy belum sempat bertanya karena Belagio sudah melenggang pergi. Ada raut wajah yang sulit Izzy artikan tetapi dia yakin Belagio marah. Izzy pikir satu-satunya orang yang tidak mengajak pasangannya adalah Belagio, ternyata oh ternyata istrinya mantan gebetan Zery. Pantas sejak mereka datang, Zery tidak menyalami Belagio seperti yang lain. Jadi ini alasan Zery menganggap Belagio tidak ada. Dengan cepat Izzy ikut pergi dari sana.

Beberapa menit setelah Izzy duduk, tidak lama kemudian Zery datang bersama Freya. Pura-pura tidak melihat, Izzy melahap buah yang disediakan di atas meja.

"Loh, ada Freya ternyata. Gue pikir belum balik dari Costa Rica," seru Libra.

"Kok bisa muncul bareng Zery? Tadi kenapa datengnya nggak bareng..." Virgo mengerang sakit sesaat Gaara menginjak kakinya dari bawah meja.

"Gue nggak sengaja ketemu Zery pas keluar kamar mandi. Tadi berangkatnya nggak bareng Gio karena gue masih ada urusan jadi nyusul ke sini." Freya menarik senyum manis.

Izzy melirik Freya dari ekor matanya. Wajah Freya terasa tidak asing, dan akhirnya Izzy tahu di mana dia pernah melihat wajah cantik blasteran itu. Pemenang Miss Indonesia enam tahun lalu--Freya Ozora Russell--si cantik yang berhasil mengharumkan nama Indonesia menjadi Miss World pada tahun yang sama, pemenang Beauty with a Purpose, dan masih banyak penghargaan lainnya. Kalau diamati dari ujung rambut sampai ujung jempol, Izzy cuma daki onta. Freya jelas lebih unggul dari segala hal.

"Gio lo bukannya bilang Freya bakal dateng. Kalo tau dateng kan kita tungguin makan," sela Edibel.

"Gue nggak tau dia mau nyusul. Kayaknya yang tau Zery," balas Gio santai sembari meneguk air putihnya.

Suasana mendadak hening. Mereka semua melempar tatap seolah meminta siapapun yang ada di sana untuk mendinginkan suasana panas yang mungkin bisa menjadi penyebab terjadinya perang dunia ketiga.

Rugby Quinzel Hadijaya--adik perempuan Edibel langsung berinisiatif menepuk kursi di sebelahnya yang memang kursi kosong yang disisakan Gio untuk istrinya. "Eh, duduk sini, Frey. Gio udah sisain tempatnya untuk lo."

"Ini bukan untuk Freya. Ini buat Izzy. Kenapa nggak duduk di sini aja, Izzy? Biar Freya duduk di samping Zery," sahut Gio. Cara bicaranya terdengar santai, namun ada sindiran halus yang tersirat.

Izzy mengamati setiap gelagat semua sepupu Zery yang tampak bingung harus berbuat apa. Situasi tambah canggung dan panas.

"Lo mah bercanda aja. Udah sana Frey duduk di samping Gio," sahut Sagitarius, adik perempuan Libra dan Virgo.

Freya segera duduk di sebelah Gio, lalu melirik tajam suaminya. Sementara itu, Zery duduk di samping Izzy tanpa melihat ke arah Freya ataupun Belagio.

"Anyway, kita jadi kan nih liburan sekeluarga?" Rugby mencoba mencairkan suasana.

"Kalo Izzy ikut, gue ikut. Ada Izzy pasti suasananya lebih cerah," sahut Belagio sambil melempar senyum pada Izzy.

Zery menahan lengan Izzy dari bawah meja--memberi isyarat pada Izzy agar tidak menjawab apalagi melempar senyum balik pada Belagio.

Virgo, Libra, Gaara, dan Edibel main tendang-tendangan kaki dari bawah meja. Untungnya mereka berempat duduk berhadap-hadapan jadi tidaklah sulit memberi kode dari tendangan kecil. Gerakan mata mereka seolah menandakan kebuntuan yang tidak boleh berlanjut kalau suasana masih tetap memanas. Dan untungnya mereka terselamatkan dengan kedatangan pelayan yang menyediakan dessert. Baru juga mengembuskan napas lega, tiba-tiba ada kalimat mencengangkan yang keluar dari mulut Gio.

"Gue mau cerai sama Freya."

"Kamu apa-apaan sih?" Freya menegur dengan nada meninggi.

"Kenapa? Bukannya kamu mau kita cerai supaya bisa kembali sama mantan gebetan kamu?" balas Belagio dengan senyum miring. "Orangnya duduk di sebelah Izzy, jadi aku rasa semua orang harus tau kalo kalian masih saling menginginkan satu sama lain."

"BELAGIO!" bentak Freya cukup keras hingga membuat semua yang ada di sana menunduk takut.

Gaara dan Edibel mau pura-pura bego, dan tuli. Biar mereka tidak ikutan pusing dengan masalah cinta tikungan sirkuit ketiga orang itu. Sialnya mereka tidak bisa tidak peduli karena bagaimana juga Belagio dan Zery adalah sepupu mereka. Keduanya tidak pernah bicara atau saling menyapa sejak kejadian lima tahun lalu.

Izzy merasa kehadirannya berada pada waktu yang tidak tepat. Dia melirik Zery, mendapati tatapan bosnya menunjukkan ketidaksukaan akan sosok Belagio. Kalau bisa membakar Belagio dari tatap mata, mungkin Belagio sudah kebakar bahkan hangus daritadi.

"Pak, mending..."

"Kita pulang sekarang," potong Zery seraya menarik lengan Izzy sampai berdiri dari duduknya. Izzy tidak membantah, mengikuti apa yang Zery inginkan karena dia tidak ingin terlibat cinta segi-segian yang membingungkan.

Tanpa pamit, Zery melangkah pergi dengan menggenggam tangan Izzy. Belum sampai mencapai pintu, langkahnya terhenti mendengar teriakan Gio.

"Kenapa lo pulang? Nggak cukup berani ngakuin kalo lo juga masih mengharapkan Freya?"

Zery kali ini merespons. "Lo nggak perlu ngurusin gue. Urus aja Freya. Dia bilang nggak bahagia sama lo makanya selalu hubungin gue. Kalo lo emang sesayang itu, lo bisa jagain istri lo sendiri supaya nggak dateng ke mantan gebetannya." Lalu Zery menghilang dari balik pintu bersama Izzy di sampingnya.

Acara makan malam ini berakhir kacau. Selama empat tahun Belagio dan Freya menetap di Costa Rica. Selama sebulan belakang Belagio telah kembali, tapi Freya baru menyusul dua minggu setelahnya. Keduanya selalu absen makan bersama keluarga Hadijaya, dan ketika mereka sempat bergabung, insiden seperti ini terjadi.

"Gue berharap nggak pernah jadi sepupunya mereka berdua," ucap Libra pelan.

"Gue juga. Mending jadi sepupunya Captain America deh," timpal Virgo.

👔 👔 👔

Malam ini menjadi malam penuh kejutan bagi Izzy. Dia baru mengetahui rahasia bosnya soal pedekate dengan mantan Miss World. Sebenarnya ada berapa banyak rahasia yang dimiliki Zery selain video porno dan kakaknya yang menikahi Om-nya sendiri? Entahlah. Semakin mengenal Zery, semakin tersingkap rahasia-rahasia yang tertutup baik oleh bosnya.

Karena tidak bisa tidur, Izzy keluar dari kamar. Atas permintaan bosnya tadi pagi, dia terpaksa tinggal di rumah Zery. Tepat saat dirinya akan ke kolam renang, Zery terlihat duduk di sana merendam kaki sambil menikmati rembulan indah yang memantulkan cahaya di air kolam renang.

Awalnya Izzy ragu ingin menghampiri, dan berniat masuk ke kamar tapi entah kenapa hatinya berkeinginan lain. Dan berakhirlah dia duduk di samping Zery.

"Pak sendirian mulu. Nanti dikira jones loh. Padahal kan udah punya saya," canda Izzy mencoba menghibur Zery.

Zery diam tak merespons. Ada helaan napas tapi pandangannya tetap tertuju ke depan entah apa yang dilihatnya.

"Soal Freya menurut saya--"

"Saya lihat kamu dan Belagio. Kalian pasti denger pembicaraan saya sama Freya," potong Zery.

"Ah, itu..." Izzy memberi jeda pada kalimatnya. "Saya ngerti seandainya Bapak mau kembali sama Freya. Saya setuju kalo Bapak mau balikan. Tapi apa nggak kasihan sama Belagio?"

Kali ini Zery meneleng ke samping. "Kamu yakin ikhlas kalo saya balik sama Freya?"

Izzy sempat diam sebentar. Ada tusukan kecil yang mengena di dadanya tapi lambat laun rasa tusukan itu menjadi sesak. Kalau dikatakan ikhlas, hatinya tidak berkata demikian dan bibirnya pasti merelakan Zery. Tapi kan...

"Saya bercanda. Saya nggak akan balik sama Freya."

"Kok gitu, Pak? Bukannya cinta mentok?"

"Kalo saya cinta mentok ngapain ngajak kamu pacaran. Saya bukan tipe yang bersedia menjalin hubungan serius kalo merasa belum pas. Percuma pacaran kalo akhirnya putus," ucap Zery tenang.

"Emangnya Bapak yakin hubungan kita ini bakal awet kayak jalan layang? Bisa aja putus di tengah jalan kayak layangan," tukas Izzy.

"Saya merasa bertanggung jawab atas apa yang udah terjadi di tangga darurat. Makanya saya ngajak pacaran sebelum kamu digebet atau malah nikah sama yang lain. Cukup sekali aja saya keduluan," jelasnya lirih.

Izzy memiringkan tubuhnya, menatap Zery lebih serius dari biasanya. "Jadi Bapak nggak ada niatan ngerebut Freya dari suaminya?"

"Kalo ada saya udah lakuin itu sejak lama. Buktinya saya nggak angkat panggilan Freya. Dia selalu telepon tapi saya abaikan," jawab Zery jujur.

"Terus soal cerai? Apa maksudnya Bapak bilang begitu?"

"Saya cuma mau Freya tau kalo dia sayang sama Belagio. Kalo saya berharap mereka cerai, kenapa saya nggak ngerebut Freya setelah mereka nikah? Kenyataannya saya nggak pernah usik kehidupan rumah tangga mereka. Saya belum sebodoh itu sampai masih mengharapkan istri orang lain. Saya masih cukup sadar diri dan tau posisi saya."

Izzy spontan bertepuk tangan saking kagumnya. "Wah... gila. Ini sih lebih bijak dari Mario Teguh. Dapet pencerahan darimana, Pak?"

"Dari muka kamu." Zery geleng-geleng kepala. "Udah ah, saya mau masuk. Ujung-ujungnya kamu bercandain terus. Lagi nggak mood ketawa."

"Eeeet dah, gini amat sih perjaka ting-ting. Eh, udah nggak perjaka kan udah..." Izzy nyengir menggantung kalimatnya melihat Zery melempar sorotan tajam. "Jangan tajam-tajam dong lihatin saya, emangnya saya Belagio. Kasih tatapan hangat menggoda gitu kek, Pak. Biar rembulannya iri."

Zery geleng-geleng kepala lagi, tapi ada senyum yang pelan-pelan merekah di wajahnya. Kalau tidak ada Izzy, mungkin mood-nya masih berantakan kayak sampah sampai besok pagi. Setidaknya Izzy bisa menghibur dengan kejayusan atau kalimat-kalimat absurd-nya.

"Cieeee... udah senyam-senyum lagi. Udah siap bobo syantik nih, Pak? Pasti mood Bapak udah balik karena saya kan?" goda Izzy sembari menusuk-nusuk jahil pipi Zery dengan jari telunjuknya.

Zery menahan tangan Izzy dan mencium telapak tangannya. "Iya. Makasih ya Izzy pacar saya yang ceriwisnya minta ampun."

"Bersyukur punya pacar kayak saya, Pak. Dijamin bahagia. Kalo nggak, Bapak bisa minta refund sama Tuhan. Itu pun kalo dikasih," canda Izzy. "Tapi Pak, sebelum tidur jangan lupa kissy kissy boo boo dulu."

"Jadi kamu minta dicium?"

Izzy nyengir kayak biasanya. "Bercanda, Pak. Ini pemanasan doang apa Bapak udah mulai nanggepin kayak biasanya atau masih bete."

Zery tidak menjawab lagi karena tangannya sibuk menarik tubuh Izzy agar lebih dekat padanya, dan begitu tubuh mereka berdekatan, Zery langsung mengangkat tubuh Izzy sampai terduduk di atas pangkuannya. Dalam satu sapuan lembut, bibirnya berhasil mendarat dengan baik di bibir Izzy. Niatnya hanya ingin memberi ciuman good night lalu pergi tidur, tapi ciuman yang disambut baik oleh Izzy membuat sesuatu yang tertidur justru terbangun.

"Oke, enough. Saya mau tidur, Pak." Izzy menarik pangutan bibir Zery ketika merasakan sesuatu di bawah sana terasa menegang. "Good night, Seprai My Love!" ucap Izzy sembari mengecup singkat pipi Zery.

"Kata siapa kamu boleh tidur? Ada yang musti kamu tidurin dulu." Zery mengunci tubuh Izzy, memberi kode melalui mata lalu turun ke bawah akan maksud ucapannya.

"Tapi itu bukan salah saya..."

Izzy tidak menduga Zery kembali menautkan bibir mereka. Zery bahkan mampu berdiri dengan menggendong tubuhnya di depan. Izzy spontan mengalungkan tangannya pada leher Zery, dan melingkarkan kedua kakinya di seputaran pinggang lelaki itu.

Bibir keduanya saling beradu, balap-balapan mencium paling mesra seolah ini adalah kompetisi kissing sejagat raya. Ciuman mereka bukan sebatas ciuman biasa karena beralih menjadi french kiss yang lebih dari bayangan mereka.

Zery membawa masuk Izzy ke dalam kamarnya, lantas menjatuhkan tubuh Izzy di atas ranjang king size miliknya. Hasrat yang menggebu-gebu berhasil menyita akal sehat Zery sampai dia membuka setiap helai pakaian yang menutupi tubuh atletisnya. Izzy yang berada di bawah Zery meneguk ludah melihat persembahan indah yang menistakan mata.

"Pak... itu aduh..." Izzy menutup matanya melihat bagian yang telah menegang. "Ya, Tuhan... ini namanya nista mata. Aduh..." Tapi sela jarinya sedikit terbuka sehingga sama aja dia pura-pura tidak lihat tapi nyatanya lihat sampai matanya malas beralih ke arah lain.

Zery menarik tangan Izzy, dan menunjukkan seringaian kecil. "Kenapa? Kamu udah lihat di tangga darurat. Nggak mungkin kan kamu lupa kita udah pernah melakukan ini?"

Izzy tidak mungkin lupa. Bagaimana bisa dia lupa seks di tangga darurat dengan bosnya? Mustahil! Tapi dia tidak ingat kalau milik Zery lebih besar dari yang pernah dia lihat. Aduh... otak kotornya kembali bereaksi sampai tangan nakalnya bergerak menyentuh milik Zery. ASTAGA!!! STOP IT, BIATCH!

"Lihat kan, kamu nakal. Kamu yang bikin kita selalu berakhir telanjang."

Dan Izzy langsung menarik tangannya. Tidak, tidak, dia masih cukup waras untuk menghentikan kegiatan ini. Sialnya, jiwa jalangnya malah menguasai diri. Alih-alih ingin kegiatan ini berhenti, dia justru menunjukkan wajah menggoda. Gini nih kalau otak tidak pernah sepakat dengan hati, tangan, dan keinginan.

Zery mulai membuka pakaian Izzy, melepas pengait bra, menarik celana dalam, hingga meremas dada Izzy yang selalu terasa lebih dari cukup. Persetan dengan foreplay karena Zery tidak tahan lagi menahan hasratnya. Tidak cukup sebatas itu, Zery mulai melancarkan aksinya dengan menggagahi Izzy yang terkungkung di bawahnya.

Gerakan pelan lambat laun menjadi gerakan brutal sampai tempat tidur mereka berdecit. Pangutan bibir tidak terlepas meskipun erangan kecil terus terdengar seiring permainan panas mereka. Kedua tangan mereka bertaut pada sela jari masing-masing, menggenggam erat dalam setiap hentakan yang terasa. Ketika gerakan semakin tidak terkontrol, Zery menarik bibirnya--membiarkan Izzy mendesah dengan menyebutkan namanya.

Ada senyum penuh kemenangan yang tercetak di wajah Zery. Walaupun belum sepenuhnya mengenal Izzy, tapi dia tahu ini bukan sebatas seks semata, melainkan satu hal yang mulai hadir mengisi hatinya.

"Saya cinta sama kamu, Izzy."

👔 👔 👔

Jangan lupa vote dan komen semuanya😘😘😘🤗

Nih kemarin ada banyak pertanyaan: "Mereka tuh ena ena nggak sih di tangga darurat?" Jawabannya Iya! Coba kalian baca lagi hehe Tapi aku menskip adegannya wkwk

Dan ini, aku kasih lihat gambaran tapi nggak detail. Takut terlalu vulgar ya wkwk😭😂

follow IG: anothermissjo

Izzy mukanya kalem tapi diem-diem menghanyutkan😭😭😭

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top